Happy reading:)
.
."GENTAA!" Teriak seorang cewek menggema di koridor sekolah yang masih sepi karena memang ini masih pukul 6 pagi dan beruntung sekali ia melihat Genta di jam- jam pagi, jika ia bertemu dikantin pasti ia akan di serang oleh kakak kelas yang mengidolakan Genta, posisi Genta dan Rachel adalah adik kelas-- kelas 10.
Cowok bernama Genta itu pun berhenti berjalan lantas ia menoleh ke arah Rachel yang sedang berlari ke arahnya. Sebenarnya Rachel masih sebal pada Genta karena membatalkan Rapat OSIS seenak jidatnya saja dan gara -gara itu ia jadi bertemu preman, tapi Genta juga yang membantunya dari preman itu.
Genta menatap Rachel dengan tatapan seoalah bertanya 'ada apa?' , memang Genta si ketua OSIS yang irit bicara itulah yang membuat Rachel heran mengapa Genta terpilih jadi ketua OSIS.
"Gu-hh," Rachel terlihat mengatur nafasnya terlebih dulu, "Gue mau berterima kasih sama lo karena udah nolongin gue dan anter gue pulang, tapi kan itu semua gara -gara lo sih, but ya thank you" lanjut Rachel panjang lebar sambil menatap Genta yang sedang menatapnya dengan alis terangkat satu.
Rachel mendesis, "so?" Tanya Rachel.
"Ya" singkat, padat dan jelas menurut Genta itu adalah jawaban yang paling cocok , selepas itu Genta kembali berjalan menuju kelasnya -- IPA 2
Rachel merutuki Genta dalam hati, masih ada cowok jutek di dunia ini lebih parahnya kenapa bisa cowok jutek macam Genta punya banyak penggemar.
Rachel berlari menuju kelasnya yang bersebelahan dengan kelas Genta, IPA 3. Pagi ini Rachel ingin menambah referensi wawasannya jadi ia putuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk sekadar membaca buku pengetahuan atau novel.
Baru saja keluar kelas ia dikagetkan dengan kedatangan Fika sahabatnya di SMAN 01 ini bukan hanya Fika tapi ada dua lagi sahabatnya but mereka belum datang dan juga Rachel lebih dekat pada Fika.
"Mau kemane lu?" Tanya Fika yang baru datang, sambil mendudukkan pantatnya di kursi.
"Perpus, mau ikut gak?" Dengan cepat Fika menggeleng kuat, ia sangat anti-pati pada perpus, entah apa yang membuatnya seperti itu, Rachel kadang dibuat heran.
"Yaudah gue pergi dulu bye," Ucap Rachel berjalan ke arah pintu dan menghilang.
"Udah kayak dedemit tu anak, cepet banget ngilangnya" gumam Fika lalu mengeluarkan ponselnya.
"EH YA, JANGAN LUPA PIKET LU,"
"astaghfirullah," Fika mengelus dadanya lantaran kaget dengan kedatangan Rachel dan berteriak, "iye- iye sono lu" lanjut Fika lalu Rachel meringis dan berjalan menuju perpustakaan, ia sempat melirik kelas Genta yang sudah ramai.
Rachel berada di perpustakaan dengan buku BIOLOGI di tangannya, dari seminggu yang lalu ia rajin membaca buku pengetahuan, karena ia dipilih mewakili sekolahnya lomba cerdas cermat yang akan di adakan minggu depan, waktunya tidak banyak untul belajar.
Ia melirik jam tangan yang melingkar manis di tangannya, 5 menit lagi pembelajaran akan dimulai dengan segera ia mengembalikan buku yang tadi ia baca ketempat asalanya, lantas ia berjalan menuju kelasnya.
***
Bel istirahat berbunyi, di kelas IPA 3 siswa- siswi berhamburan termasuk Rachel, Fika , Vani dan Vina. mereka berempat berhambur keluar kelas dan langsung menuju kantin, sampai di kantin mereka berdesak desakan di tempat tukang mie bakso, mereka sama -sama suka mie bakso.
"EH CHEL, MENDING LO NYARI TEMPAT AJA, BIAR GUE YANG MESENIN" teriak Fika di telinga Rachel yang di jawab anggukan oleh Rachel, ia berteriak bukan tanpa alasan suasana kantin yang ramai riuh seperti orang demo membuat suaranya meredam jika tak berteriak.
Rachel keluar dari kerumunan siswa- siswi yang ingin memesan mie bakso, ia menoleh kesana -kemari melihat meja yang kosong, matanya berbinar melihat tempat yang tidak ada penghuninya, itu dia.
Ia berlari menuju meja itu dengan gesit ia mendudukkan pantatnya di kursi mejanya.
Ia mengeluarkan ponselnya untuk membunuh rasa jenuh karena menunggu makanannya tak kunjung datang seperti jodohnya.
Ia melihat lihat suasana kantin, tampak masih ramai dan tidak melihat Fika Vani maupun Vina, Vani dan Vina adalah anak kembar plek, sampi Rachel sendiri kadang bingung membedakannya. Matanya menangkap sosok Genta yang berjalan menuju mejanya, bukan mejanya mungkin meja yang ada dibelakang Rachel, karena disana adalah tempat teman -teman Genta berkumpul.
Rachel terus memperhatikan langkah Genta, sedangkat Genta hanya menatap lurus jalannya hingga tak memperhatikan sekitarnya,
'Aaakh'
Ringisan kecil lolos dari mulut Rachel, ia sedikit melirik kulit tangannya yang memerah karena ketumpahan kuah bakso yang dibawa oleh kakak kelas. Di sisi lain, Genta tersungkur tempat di belakang Rhel.
Karena saat tadi Rachel memperhatikan Genta ia melihat kakak kelas dengan membawa bakso dan teh di salah satu tangannya, ia melihat jika kakak kelas tersebut tersandung kakinya sendiri sehingga bakso yang ia bawa sedikit terlempar kedepan yang akan mengenai Genta, Rachel yang melihat itu Langsung berdiri dan mendorong Genta ke depan, dan dia yang terkena tumpahan bakso itu, mungkin karena sifat tolong menolong yang melekat pada dirinya.
YOU ARE READING
F E E L I N G S
Dla nastolatkówmemang benar kata orang- orang, jangan bermain dengan cinta nanti sakit. kini Rachel Irawan gadis cantik tengah membuktikkan ucapan orang- orang. cinta itu jahat, takdir itu kejam dan pahitnya adalah kita tidak bisa lari dari kenyataan.