2. apa ini?

21 2 0
                                    

     Don't forget for vote & comment:)
                     ______________

Rachel berada di UKS , tangannya dililit perban, Fika, Vani dan Vina setia menunggu Rachel di luar ruangan, sedangkan di dalam Rachel sedang di obati oleh PMR dan Genta.

Genta ogah- ogahan sekali berada di sini, kenapa dia di suruh untuk menemani Rachel, jika bukan karena Fika, Vani dan Vina, Genta tak mau berada disini, orang dia tidak melakukan apa - apa, Fika menceramahi Genta, 'Kalo gaada Rachel pasti lo yang kena kuah itu' begitulah Fika menceramahi Genta.

Genta hanya menurut, jika tidak kuping nya akan panas mendengar Fika mengucapkan kalimat itu berkali -kali.

"Udah?" Tanya Genta pada Rachel karena ia melihat petugas PMR yang telah keluar dari ruangan UKS, lalu disusul Fika, Vani dan Vina masuk ke dalam,

Rachel mengangguk sebagai jawaban, Genta ikut mengangguk , "makasih" Ucap Genta datar , membuat Fika yang melihatnya ingin mencakar -cakar muka Genta, sedangkan Rachel hanya tersenyum tipis.

"LO GAK PAPA KAN?" Ucap Vina dan Vani secara bersamaan.

"Ck," Fika berdecak lalu menjitak kepela mereka berdua, "pertanyaan macam apa itu!? Ya jelas Rachel kenapa- kenapa." Tutur Fika sedangkan Vina dan Vani hanya nyengir tanpa dosa, Rachel yang melihat itu hanya terkekeh geli,

"Jangan pada lebay deh, gue gak papa, udah kuy ke kelas"

Rachel hendak beranjak dari ranjang UKS tapi segera di cekal oleh Vani, "kita habis ini jamkos tau sampe pulang sekolah."

"Tau dari mana lo" Ucap Fika, Rachel dan Vina sambil menatap Vani curiga.

Vani berdecak, "nih" ucap Vani sambil menyodorkan ponselnya ke arah 3 tiga temannya ini.

Sontak ketiga cewek itu berteriak senang, hingga Rachel kembali meringis karena tak sengaja tangannya terkena senggol badannya sendiri.

"YAUDAH SIH, YUK KEKANTIN" ucap Mereka ber- empat secara bersamaan, lalu beranjak menuju kantin, Rachel yang kadang sedikit meringis jika tangannya yang terkena senggol, kulitnya melepuh dan merah, terasa nyeri.

****

Entah apa yang mendorong Rachel untuk menolong Genta, ya memang Rachel adalah anak yang suka menolong, alasan itu terlalu klise untuk di terima di otak Genta, dia terus memikirkan kejadian tadi, semakin ia enyahkan malah tertatik kembali, entah apa yang terjadi padanya saat ini.

"Eh tai, ngelamun aja lu"

Genta yang tadinya sedang berpikir keras, kini menoleh ke arah sumber suara dengan pandangan seaakan mengatakan, ' apa?'

"Elah, gak biasa lu ngelamun ade ape nii?" Tanya Vino sahabat Genta yang mulai penasaran, karena tidak biasanya sahabatnya ini melamun.

"I'm oke, dah lu sono dipanggil ono noh tadi" Ucap Genta santai sambil menunjuk ke arah meja belakang tempat dimana teman- teman cowoknya bermain kartu.

Genta kembali terdiam saat Viko meninggalkan mejanya, Entah apa yang terjadi pada Genta, malah ia tambah terbayang saat Genta menolong Rachel dari pria preman waktu itu.

Genta tersenyum miris, ia tau walaupun sedikit ragu mengapa Rachel menolongnya tadi mungkin karena Rachel membalas budi karena ia ditolong oleh Genta waktu itu. Tetapi tidak dengan pikiran Genta di penuhi dengan Rachel saat ini, saat ia melihat Rachel menangis, melihat Rachel kesal padanya, melihat Rachel tersenyum, melihat Rachel meringis kesakitan, Genta menggelengkan kepalanya.

"Fix, lo gila Gen" gumam Genta.

Disisi lain Rachel tengah memikirkan hal yang sama seperti Genta, kenapa Rachel menolongnya dan membiarkan dirinya terluka? Mungkin sifatnya yang tolong menolong? Alasan itu tidak di terima di hati Rachel, entahlah Rachel dibuat bingung sendiri, ataukah Rachel ingin membalas budi? Tidak, Hatinya juga tidak menerima hal itu.

Selama ini teman-temannya tidak menanyakan alasan mengapa Rachel mau menolong Genta, itu sebuah keberuntungan. Karena memang Rachel tidak tau alasan yang sebenarnya.



F E E L I N G SWhere stories live. Discover now