Happy Reading...
Rean Dan Ale sedang berjalan memasuki pelantaran parkir. Semua mata tertuju pada mereka terutama Rean. Cowok berpenampilan urakan, baju yang sengaja di keluarkan dan dua kancing teratas tidak tertutup, rambut berantakan dan tas yang tersampir pada salah satu bahunya.
Berbeda dengan Rean, Ale justru lebih rapih. Cowok penyuka anime itu mengeratkan dasinya serta bercermin menggunakan ponsel memastikan rambut klimisnya baik baik saja.
"Jadi itu anak barunya?" ucap seorang cewek yang berjalan di belakang mereka.
"Liv, cogan loh cogan. Huaaa bunuh adek bang sekarang."
"Nggak usah seheboh itu deh Kar." Olivia berujar malas, dia memang tidak terlalu suka berurusan dengan cowok.
"Semoga aja dia di kelas kita yaa. Tapi yang satunya bukan anak baru kan?" Sekar kembali bertanya tanpa mengalihkan pandangan kagum kepada dua cowok keren yang kini mulai memasuki sekolah.
"Yee ogeb lo. Itu Ale, dia anak XI IPA 1."
"Ahh iya cogan depan kosan kan?" Sekar bertambah antusias.
"Oliv!Sekar!" Sekar dan Olivia menoleh mendapati Alya yang berjalan dengan wajah tertekuk.
Alya mencebik
"Saiton, kenapa pada ninggalin gue heh?""Ya lo mandi lama amat, mandi tuh kaya bebek. Cepat," Sekar menimpali kali ini dia menoleh ke arah Oliva yang berjalan meninggalkan mereka.
"Al, lo tau sekolah kita kedatengan cogan lagi setelah si cogan Krisna minggat."
"Masa? Siapa? Kelas 10 atau 12? Jangan jangan di kelasnya kita."
Olivia berhenti badannya menegang mendengar penuturan Sekar. Penuturan Sekar jelas menyunggung Oliva yang memang kerap kali terjerat masalah serius dengan Krisna.
Alya yang mengetahui perubahan pada Oliv langsung menyenggol Sekar."Liv gu-gue nggak maksud. Maaf Liv seriusan gu-gue."
"Udah nggak papa, mending kita masuk kelas aja udah mau bel."
Ketiganya berjalan beriringan menuju kelas dalam diam.
***
'tuk tuk tuk tuk'
Rean mengetukkan jemarinya tanda bosan sudah tiga jam lebih pantatnya menempel dengan kursi. Guru biologi yang sedari tadi berdongeng tidak dia hiraukan. Tangannya merogoh saku mencari ponselnya, tidak ada. Rean lupa semua barangnya sedang disita, bahkan berangkat ke sekolah pun dia diantar supir.
"Cantik, jam berapa sekarang?" Rean mencolek bahu cewek di depannya, teman sebangkunya hari ini tidak masuk. Semenjak kepindahannya Rean belum sempat memperkenalkan diri. Gurunya bahkan belum menyadari adanya murid baru.
Rean kembali mengedarkan pandangannya mencari benda yang dapat menunjukan waktu.
Kelas miskin amat sih, nggak punya jam dinding!
"Resek lama lama nih cewek. Biasanya cewek gue puji dikit aja lupa diri,"
Rean berbisik setengah menggeram. Dengan gerakan yang sangat pelan tangannya berusaha menyentil daun telinga cewek di depannya.Belum sempat niatnya ia laksanakan dengan gerakan cepat sang cewek di depannya memelintir tangan Rean.
Dengan wajah horor ia berkata
"Mata lo belum cebok? liat tuh jam dinding," desisnya sambil menunjuk ke sebelah white board.Rean kembali terkejut bukan karena tangannya dipelintir begitu mudah tapi orang di depannya ini terasa familiar.
"Olivia ada apa?" Ibu Hayani yang sedang sibuk berdongeng materi biologi menatap ke arah Olivia dan Rean. Olivia yang sedang memelintir tangan Rean yang berwajah terkejut membuat Bu Hayani mengernyit.
"Aduduh bu, ini nih bu degemnya nakal," perubahan wajah Rean yang mendadak pura pura sakit membuat Olivia memutar bola mata.
Aktingnya bagus banget!Olivia segera melepaskan tangannya, tak lupa tatapan tajam ia hujatkan ke arah Rean terlebih dahulu. Ia baru sadar bahwa hampir seisi kelas memandang ke arah mereka.
"Oh ibu lupa. Ada murid baru di kelas ini. Silahkan yang ganteng maju," Ibu Hayani tersenyum melupakan insiden tadi.
Sebelum Rean sempat berdiri Bu Hayani kembali berujar
"Sebelumnya, betulkan baju kamu dan rapihkan rambutnya."Setelah perintahnya dilaksanakan, Rean berjalan ke depan kelas tanpa basa basi ia langsung memperkenalkan diri.
"Gue Rean."
***
Olivia berjalan ke arah pintu kelas berniat mengejar Sekar sahabatnya.
Belum sempat sampai pintu, tubuh jangkung menyengol bahunya dan berjalan santai melewatinya.
"Biasa aja dong nggak usah dorong!" ucap Oliv kesal.
"Nggak usah nyolot bisa?" Rean berujar santai sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.
"Anak baru aja gayanya selangit, cuma modal tampang aja bangga."
"Jadi lo mengakui gue ganteng nih," Rean berbalik menatap Olivia tersenyum, sambil memainkan kedua alisnya.
"Selain modal tampang, percaya diri lo oke juga, tapi percuma nggak bakalan mempan sama gue," Olivia berjalan mendahului Rean tepat saat berpapasan dia berkata,
"Tampang Player."Rean mencebik tatapannya tak lepas dari sosok cewek dengan rambut sebahu yang berjalan menuju kantin.
***
Rean dan Ale sedang sibuk mengaduk mie ayam yang baru mereka pesan, tatapan sebagian penghuni kantin tertuju pada mereka berdua si anak baru dan si jenius Ale.
Pemandangan yang sangat langka menurut mereka. Apalagi Ale adalah murid teladan yang tidak mau berdekatan dengan anak nakal.
Rean dan Ale memang sahabat
dari zaman mereka di perut selain tetanggan orang tuanya juga bersahabat baik. Baru saat menginjak bangku Sma Ale pindah rumah dikarenakan hal tertentu."Al lo kenal anak cewek di kelas gue?" Rean bertanya sambil menyendokkan mie ayam ke mulutnya.
"Anak cewek yang mana? Di kelas lo banyak anak cewek kan?"
"Yang rambutnya sebahu terus bajunya kayak kebesaran gitu, lo kenal?"
"Hmmm," Ale tampak berpikir.
"Setau gue cuma ada dua anak di kelas XI IPA 3 yang rambutnya pendek. Ohh gue inget itukan Ol--"
"Mending lo jangan cari masalah sama dia." Sergap Ale menyadari siapa Olivia sebanarnya.
"Emang kenap--?"
"Rean Dwi Arshaka, ikut gue ke ruang guru." Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya sebuah suara menginterupsi mereka berdua.
"Gue nggak mau."
"Ikut gue ini perintah wali kelas."
"Kalo gue bilang nggak ya nggak." Rean masih marah karena dengan mudahnya cewek ini merusak image 'cogan' nya.
"Ikut.Gue.Sekarang!" Olivia berdesis berani beraninya cowok tengil ini menyulitkan perintah Pak Danu.
Rean tetap santai di tempatnya tak menghiraukan tatapan tajam milik Olivia, dia lalu menyeruput es teh yang belum sempat disentuh.
Rean mengenggak es teh nya dengan santai, tidak setelah sebuah tangan mendorong gelasnya.
'Byyurrrr'
Sisa es tehnya tumpah mengenai wajah serta kemejanya.
.
.
.Makasii banyakk yang sudah bersedia baca dan kasih masukan sama cerita ku ini.
Mohon kritik dan sarannya yaaa buat part ini. Thnks^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Troubles
Teen FictionOlivia cewek cantik, mandiri dan tegas. Cewek yang berusaha memperbaiki hidupnya. Cewek yang mati matian jauh dari kata populer, jauh dari kata masalah. Semua rencananya berjalan mulus, tidak setelah Rean playboy 'cap kaki seribu' sekaligus pentolan...