ppal 💦

5K 688 29
                                    

"Seulgi nggak tau tentang ini, jadi saya mohon jangan katakan apa-apa pada Seulgi ya? Cuma kamu, saya dan Yoongi yang tau."

Kata-kata Jimin masih terngiang di kepala Seungwan, jadi ternyata Seulgi sama sekali nggak tau kalo selama ini kekasihnya bekerja pada seorang vampir?

Seungwan cepat-cepat membuang pikiran jeleknya, mencoba untuk tenang dan bersikap biasa saja.

"Seungwan, gimana? Kamu terima kan tawaran kerja dari Jimin?" Tanya Seulgi membuyarkan lamunan Seungwan.

"Hah? Apa, Seul?" Seungwan mengerjap-ngerjapkan matanya dan mencoba tersenyum menyembunyikan semua pikiran jeleknya.

"Ih dari tadi dengerin nggak sih? Aku tanya, kamu terima nggak tawaran kerja dari Jimin?" Seulgi menyelipkan poninya di telinganya.

"Oh..iya aku terima kok, aku lagi butuh uang Seul buat bayar apartemen."

"Syukurlah, semoga kamu betah ya? Selama Jimin kerja sama Yoongi, dia nggak pernah ngeluh tentang kerjaannya. Berarti dia betah, semoga kamu juga gitu ya?" Seulgi menepuk-nepuk tangan Seungwan yang berada di pangkuan Seungwan.

"Iya Seul.." ucap Seungwan pelan.

"Oh iya aku baru inget, tadi Jimin nitip pesan ke aku, katanya besok kamu di minta datang ke apartemen Yoongi jam sepuluh pagi, bisa kan?"

"K-ke ap-apartemennya?" Seungwan membelalakkan matanya.

"Iya, emang kenapa?"

"Ng-nggak papa..aku bisa kok"

"Yaudah semangaat ya kerjanyaaa" Seulgi menyemangati Seungwan dengan senyuman yang membuat kedua matanya menyipit. Ya, Seungwan memang butuh untuk di semangati sekarang ini.




💦




Keesokan harinya, Seungwan menyiapkan hati, mental, dan tubuhnya untuk pergi ke apartemen Yoongi dan menemui laki-laki itu.

Tidak bisa dikatakan pergi juga sih, karena apartemen Yoongi terletak hanya di sebelah apartemennya. Tapi Seungwan memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya, yaitu long coat tebal, legging hitam, dan sepatu boots. Seperti pakaian yang biasa ia kenakannya saat musim dingin. Tapi sekarang masih musim panas dan lagi pula Seungwan hanya pergi ke sebelah apartemennya. Untuk apa Seungwan memakai itu semua? Untuk melindungi dirinya, ya itu saja.

Seungwan lalu bergegas meninggalkan apartemennya dan menuju apartemen Yoongi. Sesampainya di depan apartemen Yoongi, ia langsung mengetuk pintunya.

Tapi justru yang membuka pintunya adalah Jimin.

"Seungwan? Masuk.." Jimin membuka pintu lebih lebar lagi membiarkan Seungwan masuk.

"Kok kamu di sini?" Tanya Seungwan heran sambil berjalan masuk ke apartemen Yoongi.

"Iya, saya mau nunjukin kamu sesuatu sebelum kamu mulai kerja hari ini."

Seungwan mengedarkan pandangannya mencari-cari sosok yang sebenarnya ia takuti. Min Yoongi.

"Terus Yoongi kemana? Kok nggak keliatan?"

"Yoongi lagi pulang ke Daegu, nanti malam pasti balik. Duduk dulu ya."

"Oh? Iya.." Seungwan menuruti perkataan Jimin.

Sesaat kemudian, Jimin kembali dengan membawa sekotak jus tomat dan sebuah amplop.

"Nah Seungwan..ini aku mau jelasin sedikit sama kamu."

Dahi Seungwan berkerut menatap apa yang Jimin bawa.

Lalu Jimin meletakkan kotak jus itu di atas meja. Dan mulai membuka amplop yang dia bawa.

"Ini surat perjanjian yang kamu minta udah di tanda tangani sama Yoongi dan yang ini.." Jimin lalu membuka buku catatan kecil yang ia bawa dan menunjukkannya pada Seungwan.

Tertera beberapa nama wanita beserta nomor telfonnya.

Seungwan semakin tidak mengerti, untuk apa ia diberikan nomor telfon para wanita itu?

"Ini nomor wanita-wanita yang biasa jadi makan malam Yoongi, kamu hubungi salah satu dari mereka setiap jam 8 malam ya? Ngerti kan?" Ucap Jimin sambil meyakinkan bahwa Seungwan mengerti dengan semua yang harus ia lakukan nanti.

"Terus saya harus ngomong apa ke mereka?" Seungwan mengerutkan dahinya tidak mengerti.

"Nggak usah ngomong apa-apa mereka udah ngerti kok." jawab Jimin santai.

"Jadi mereka semua udah tau juga kalo Yoongi vampir?"

"Bukan, nggak gitu maksud saya..mereka cuma tau kalo mereka cuma memuaskan hasrat Yoongi dan kalo kamu penasaran bisa tanya Yoongi-nya langsung aja."

"J-jadi Yoongi beneran meniduri semua wanita itu?" Tanya Seungwan sambil menggigit bibir bawahnya karena takut.

"Bu-bukan gitu Seungwan, Yoongi cuma minum darah mereka nggak lebih..Yoongi bukan maniak seks seperti yang kamu bilang, saya kan udah bilang kalo kamu penasaran bisa tanya Yoongi langsung aja."

Seungwan menghembuskan nafasnya pelan. Mencoba menetralkan rasa takutnya.

"Oiya yang ini-" Jimin mengangkat kotak jus tomat dan menunjukkannya pada Seungwan. "Ini darah hewan yang udah di kemas di dalam kotak jus, ini sebagai pengganjal perut Yoongi kalo pas nggak memungkinkan untuk menelfon wanita-wanita itu misalnya tengah malam atau pas di luar kota." Jimin melanjutkan perkataannya sambil memberikan kotak itu pada Seungwan.

"Kamu bisa cari ini di pasar hewan."

Lalu Seungwan mengangguk mengerti.

"Jadi saya mulai kerja besok?"

"Tergantung kapan Yoongi manggil kamu, nomor handphone kamu udah aku kasih ke Yoongi jadi kamu tunggu aja panggilan dari dia." Jimin mengangkat kedua bahunya.

Seungwan mengangguk lagi. Tanda mengerti.




Bersambung..

Sweet Blood | WENGA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang