Akhirnya gedung berukuran 14,4 × 28,8 m dengan desain vintage itu berisikan 500 manusia didalamnya sulit untuk menemukan salah satu teman diantara mereka.Kakinya terus melangkah mengabaikan sensasi perih dan berdenyut karena lecet di mata kakinya.
Gista mengirimi temannya Alycia pesan.Dengan cepat seorang gadis berambut sebahu melambaikan tangan kepadanya dibalas dengan senyuman dan lambaian tangan juga.Tanganya serasa ada yang menarik ketika berbalik seorang gadis berkacamata hipster dan almamater kedodoran tersenyum padanya.Sepertinya Gista mengenalnya.Apa itu Hana.
"Apa?" Hana membenarkan letak kacamata hipsternya yang sempat merosot lalu tersenyum "Kak dipanggil Bu Erna" Gista menautkan alis lalu mengikuti Hana kearah kiri menuju pintu yg bertuliskan 'make-up room'
Gista bertanya tanya untuk apa dia dipanggil kesini.Pintunya dibuka dari dalam terlihat Bu Erna sedang duduk bersama gadis yang sedang pucat pasi.Ia menoleh lalu berkata "Kamu gak keberatan kan kalau menggatikan nak Ralina" Itu justru tak terdengar seperti permintaan bahkan seperti sebuah perintah "Apa bu?" Bu Erna tersenyum dan mengangguk "Kenapa harus saya?" tunjuk nya kediri sendiri.
Lagian apa kata dunia jika Gista yang menggantikan Ralina menjadi mc oh tidak itu terlalu hiperbola apa kata warga sekolahnyaaaa...
Mc yang mengisi acara disekolahnya adalah orang orang terpilih seperti berprestasi Lalu Gista ? Iya ia tenar sih,tapi tenar karna kasus tahun lalu
Flashback on
Gadis cheers yang selalu mengimpikan menjadi seorang flyer di tim chearleaders nya itu mengaduh kesakitan diperutnya karna menstruasi,ia bangkit dan berlari sekencang mungkin menuju toilet ruang chearleaders.
Setelah mengganti pembalut ia ingin bergegas mandi dan pindah ke toilet khusus sebelah.Belum selesai ia melepas stocking sesuatu mencurigakan memancing matanya,benda bulat yang berkilau.Oh shit! Itu kamera.
Ia memakai stocking nya kembali mendobrak pintu dengan sekali tendang.Amarahnya sampai dipuncak ketika melihat laki laki dengan kamera guna merekamnya ditangan nya tertawa meledek.Tanpa pandang bulu ia langsung melayangkan tinjuan demi tijuan tendangan,jambakan sampai meninju laki laki itu membabi buta.
Itu timpalnya kalau kamu menggoda anak perempuan yang sedang pms
Flashback off.
Gista menghela nafas kejadian setahun lalu itu benar benar merepotkannya.Ia menjadi tersorot setelah lama tidak pernah jadi bahan gunjingan.Keberuntungan memihaknya walau laki laki itu terluka parah dengan 15 jahitan di dahi,rusuk dan rahang yang geser dan hidung retak tetap disini yang bersalah dia akhirnya laki laki itu ditendang dari sekolah.
"Gimana pasti kamu mau" sahut Bu Erna menghancurkan lamunannya,Gista menarik kepalanya keatas kebawah.Bu Erna mengembangkan senyumnya lebar bahkan jika kalian tahu saking lebarnya melebihi lebar badannya.
Kalau sudah begini keputusannya mau bagaimana lavi Bu Erna tidak bisa ditentang atau tidak enak menolak dibalik sikap baik,ramah dan murah senyumnya ini sisi lain yang dibenci Gista 'pemaksa' sekalipun kalian kekeuh percayalah itu sia sia.
Dirinya disini berhadapan dengan kaca rias lagi.Rambutnya ditata ulang disanggul dan diberi hairspray untuk kesan tahan lama.Wajahnya kembali fresh setelah tadi sempat tidak karuan.Tetap saja ekspresi masam tak lepas dari sana.
Bu Erna datang dengan sumringah setelah mengantar Ralina yang dijemput pulang "Aduh cantiknya anak didik ibu" Gista memasang fake smile. terbaiknya "Saya gaperlu pake itu kan?" sebuah suara berat mencelos ditelinganya dari pantulan cermin ia bisa melihat wajah itu yang sedang menatapnya juga dengan sedikit heran bercampur kaget.Gista mengerti kok siapa yang tidak akan kaget seperti itu kalau tahu yang menggantikan Ralina wanita sepertinya.
Sebentar ia bisa tebak siapa laki laki itu dengan jas senada dengan nya pasti pasangan mc nya ya pasti dia terkenal juga karna pintar."Pake bedak dikit aja kok ya kan mba ya sudah ibu tinggal ya" suara Bu Erna mengintrupsi mereka yang saling berpandangan setelah itu Bu Erna pergi dari sana "Gista" laki laki itu malah memanggil namanya Gista memberikan seulas senyum.
"Lo gausah gitu kenapa mukanya gabakal gue cabik cabik kaya laki brengsek itu" Gista manyun,laki laki itu tersenyum "Emang muka gue kenapa,keliatan takut ? Gajuga perasaan" Gista mendongkak melihat matanya seperti deja vu ia pernah menemukan mata itu disuatu tempat.
"Ini kak teks nya" kata Hana membawa kertas hasil print an tadi "Gue gangerti ginian" jawab Gista polos disambut tawa dari laki laki itu "Gausah tanya kenapa Bu Erna milih gue,gue aja gapaham" kalimat dari bibirnya mencelos begitu saja sambil menatap kertas dihadapannya dengan kosong.
"Lo gaperlu gugup dibawa asik aja gitu doang kok" katanya "eh btw gue Daniel" mereka bersalaman "Dan gue.."
"Lo Gista" sahut Daniel cepat
***
To be continue..
Absurd satu kata doang
Dont Blame me kenapa ingin revisi part ini jugaa (: ): pengen aja karna kurang slek ama hatinya.Maafkan loh kalo banyak typonyaaa males benerin huhu
Dont forget to vote and comment.
Keep reading my story and keep loving me
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting With You
Fiksi Remaja"Sewaktu waktu lo ga harus cerita semuanya ke pasangan bukan karena lo bohong tapi lo punya privasi yg ga harus lo buka.Cukup simpan sendiri jaga perasaan masing masing" Daniel menghisap rokok nya dalam dalam menghembuskannya melalui mulutnya menemb...