"Kenapa Rifath tidak masuk lagi ya?padahal sudah empat hari dia tidak masuk sekolah! Gue jadi gelisah gini." Tanya Diva ke Evi salah satu murid kelas 8B.
"Gue juga gatau Div!" Sahut Evi.
Bel usai sekolah pun terdengar. Diva segera buru-buru meninggalkan sekolah.
"Apa naik angkot aja ya?biar cepet gak nunggu ayah jemput! Oh iya gak ada angkot di Jakarta huft!! Naik ojek aja deh. Lagipula jarak nya tidak terlalu jauh." Diva mendesah pelan.
Kali ini Diva menjadi malu dan jengkel. Diingat-ingatnya, kalau selama bersahabat dengan Rifath, ternyata dia belum pernah menanyakan di mana rumah Rifath. Bagaimana keluarga Rifath? Bahkan ,Rifath anak ke berapa saja dia sama sekali tidak tau. Rifath sendiri nampaknya tidak memperdulikan hal itu. Juga tak pernah menceritakan rumah atau keluarganya.
"Ya..Allah sahabat macam apa aku ini? Rumah Rifath di mana saja aku tidak tau! Dekat, ya dekat kata Rifath. Lantas dimana? Oh , kenapa harus gue harus jengkel pada Rifath kalau begitu, sementara gue sendiri seperti masa bodo saja dengan keadaan Rifath. Ah dimana sih rumah Rifath." Diva mulai gelisah dan betul-betul bingung.
Iseng-iseng selepas asar, Diva keluar rumah, menyusuri perumahan itu pelan-pelan. Bertanya disana-sini.
"Maaf pak satpam, apa bapak tau dimana rumah yang bernama Rifath?" Diva bertanya ke satpam komplek.
"Rifath? Rifath mana?saya baru saja mendengarnya." Jawab pak satpam dengan mengernyitkan dahi.
Bagaimana ini sudah gue tanya-tanya sama saja jawabannya tidak ada yang tau.
"Duhh penat banget kepala gue." Lirih Diva.
Hingga dua jam dia memutari perumahan itu, dia gagal mendapatkan alamat rumah Rifath. Kaki nya sudah cukup pegal juga.
Saat kembali ke rumah, Ayahnya sudah pulang.
"Dari mana?" Tanya ayahnya.
"Cari rumah Rifath." Jawab Diva dengan napas tersenggal karena letih.
"Cari rumah Rifath?" Ayah Diva mengerutkan keningnya. "Maksudnya gimana?"
"Diva..tidak tau dimana rumah Rifath Yah." Jawab Diva lirih.
"Diva tidak tau dimana rumah Rifath?"
Diva mengangguk.
"Oho! Jadi selama ini kamu tidak tau rumah Rifath?" Ayah Diva tersenyum. "Div..Div.. aneh juga. Bersahabat hampir setengah tahun ,tapi tidak tau dimana rumah sahabatnya."
"Rifath hanya bilang dekat , Yah."
"Seberapa dekat?"
"Itu yang Diva tidak tau." Dengan wajah yang ingin menangis.
"Ayah lihat Rifath sangat baik padamu." Ayah Diva mengulas senyum. "Terlalu baik bahkan. Dia rela memboncengi kamu naik sepeda tanpa beban. Tapi sebagai sahabatnya ternyata kamu tidak tau di mana rumah Rifath?"
Diva tidak tahan lagi. Air mata nya seakan tumpah membasahi pipinya. Dan ayah nya segera memeluknya.
"Sudah-sudah jangan menangis."
"Diva bingung Yah. Kenapa selama ini Diva tidak pernah menanyakan alamat rumanya ya?" Sambil terisak.
"Kalau begitu ketika Rifath kembali masuk sekolah. Kamu langsung tanyakan saja kepadanya." Ujar ayah.
Diva berhenti menangis dan segera masuk ke dalam rumah bersama ayah,karena sudah magrib.
Sudah seminggu Rifath tidak datang menjemputnya. Juga tidak muncul disekolah. Malah Ghivar langsung mendekatinya dengan sikap yang benar-benar membuat Diva jengkel.
"Cari Rifath, hah?!" Tanya Ghivar geram.
Kali ini Diva menahan dulu kejengkelannya. Dia berharap Ghivar mengetahui sesuatu tentang Rifath.
"Ya ,lo tau dimana dia?" Tanya Diva dengan lembut.
"Apa imbalannya kalau aku beri tau?"
"Memangnya tidak bisa bila tidak pakai imbalan?"
"Kalau begitu..kamu tidak akan tau tentang Rifath."
"Tunggu , var!" Tahan Diva. Dia agak bingung sekarang. Dipandangi nya Ghivar yang menyeringai lebar. Sungguh benci sekali Diva dengan ringaian itu.
"Katakan apa imbalannya?" Dengan nada pasrah.
"Kamu harus jadi pacarku."
Mata Diva melotot. Rasanya ingin sekali memukulkan penggaris besi ke kepala Ghivar.
"Terimakasih kalau begitu tidak usah." Diva pasrah.
"Aku sebenarnya sudah tau jawabannya dan kamu tidak akan pernah tau tentang Rifath. O ya, jangan harap dia akan sekolah besok,lusa, ataupun seterusnya." Bentak Ghivar dengan senyum sinis.
Kening Diva berkerut. Apakah yang terjadi pada Rifath? Mengapa Ghivar begitu yakin sekali? Tapi meminta Ghivar untuk memberitahunya paksa. Pasti hanya membuat kemarahannya saja." Batin Diva bertanya-tanya.
Diva tidak memperdulikan ocehan Ghivar berikutnya. Diam-diam dia bertanya pada teman-teman dikelasnya dimana rumah Rifath.
"Eh Vi. Lo tau gak rumahnya Rifath?" Tanya Diva ke Evi.
Evi mengernyitkan dahinya. "Loh bukannya deket rumah lo ya, Div?"
"Dia memang bilang begitu, tapi gue nggak pernah tau. Juga, tidak pernah menanyakan di mana rumahnya." Jawab Diva lirih.
"Aneh!" Evi mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Lo selama ini kan akrab dengannya, kok sampai tidak tau? Eh Div, banyak lho teman-teman yang menyangka kalo lo pacaran sama Rifath."
"Nggak kok. Kami cuma sahabatan."
"Eh denger-denger lo waktu itu ditembak sama Ghivar ya?" Tanya Evi penasaran.
"Apaan sih lo! Gak sampe kapanpun gue gaakan mau pacaran." Sahut Diva mantap.
"Gilak lo! Ghivar ganteng,kece, anak hitz ,masa lo gamau, kalo gue jadi lo sih langsung gue terima deh hehe." Evi tertawa kecil.
"Pacaran hanya buat numpuk dosa doang Vi."
"Yaudah, sekarang mau gue bantu mencari rumah Rifath?. Tawar Evi.
Semangat Diva tiba-tiba muncul. Siapa tau Evi memang mau membantunya.
"Cari ke mana?" Tanya Evi.
"Barangkali saja ada teman-teman kelas lain yang tau rumah Rifath."
Evi menatap Diva dalam-dalam. Diva mengeluh. "Oke ,gue memang salah. Vi. Tapi jangan menatap gue kayak gitu dong." Celetuk Diva.
"Gue gak ngerti dengan kenyataan kalo lo itu tidak tau rumah Rifath, juga tidak tau siapa Rifath. Lantas yang lo ketahui tentang Rifath?" Evi mendesah pelan.
Diva terpaksa menjawab dulu, "Rifath kawan sekelas kita. Dia selalu menjemputku kalau berangkat sekolah. Orang nya baik,periang,suka tertawa, dan tidak pernah marah."
"Hanya itu?"
Diva mengangguk pasrah. "Ya, hanya itu."
Next part lagi yaa🤗
Jangan lupa vote comment✌
Gatau bakal update besok,lusa atau kapan hehe:v
KAMU SEDANG MEMBACA
heartbreak
Teen FictionRifath Fauz Alwan dia pemuda tanggung yang periang.Namun sebenarnya tak ada sesuatu yang istimewa pada rifath.Dia termasuk pemuda yang biasa-biasa saja,tetapi mengapa dia begitu dipercayai oleh Divania Alya Rahma?cewek cantik yang jadi idola cowok d...