Gaun cantik berwarna merah muda membalut tubuh mungilnya. Rambut ikal per, bulu matanya yang lentik, dan senyum manis di wajahnya membuat gadis kecil cantik ini menjadi pusat perhatian.
Gadis kecil ini menuruni tangga dengan penuh percaya diri. Laksana seorang putri di istana yang sedang menjadi pusat perhatian dari rakyatnya.
Tapi... Oh tidak! Sang putri salah melangkahkan kakinya! Ia terjatuh saat masih berada di tangga. Lebih tepatnya hampir jatuh, karena seseorang menangkap tubuhnya.
Bingung karena tidak merasakan sakit apa pun di tubuhnya, gadis kecil itu membuka matanya.
Seorang laki-laki tampan menahan tubuh gadis kecil tersebut. Mata cokelat laki-laki itu menatap nya. Laki-laki itu memancarkan aura misterius yang membuat sang gadis kecil semakin penasaran.
Setelah sang gadis kecil dapat berdiri kembali, laki-laki tersebut pun langsung pergi meninggalkan nya.
Gadis kecil tersebut lantas berlari hendak mengejar si lelaki, namun...
~
"Arrrrrggghhhhhhh!" Inez terbangun dalam keadaan jatuh dari tempat tidurnya lengkap dengan posisi selimut yang menggulung di tubuhnya
Inez mengelus-elus kepalanya yang sakit karena terbentur lantai.
Ia mengingat kejadian dalam mimpi yang menghantarkannya pada lantai barusan. Ia mengernyitkan dahi sesaat sampai ketika sang bunda datang ke kamarnya untuk mengecek apa yang terjadi.
"Inez? Kamu kenap — ya ampunnnn, kamu ini ngapain duduk di lantai sampe selimut sama bantal ikutan di lantai gitu?" tanya bunda dengan raut wajah heran.
"Bunda nih lucu deh, anak nya jatoh dari kasur malah nanya aku ngapain di lantai" jawab Inez memajukan bibirnya beberapa senti.
"Oh jatoh, salah sendiri udah gede kok masih bisa jatoh, kamu itu bukan anak kecil lagi" kata bunda lalu meninggalkan Inez yang masih setia pada posisinya di atas lantai.
Inez pun menggerutu selama beberapa detik sampai ketika ia melihat ke arah jam wekernya yang sudah menunjukan pukul 6.30 pagi.
Ia membulatkan matanya seketika.
'Hah? Gila!!! Demi neptunus yang sering diajak curhat sama agen nya di film perahu kertas, udah telat banget gue!' batin Inez.
Dengan terburu-buru Inez menyikat gigi, berganti seragam, dan langsung mengambil tas lalu berangkat sekolah. Perlu digaris bawahi, disini Inez tidak mandi. Duh inez...
....................................
"Pak, tolong saya ya pak, sekali ini aja"
"Enggak bisa neng"
"Please pak"
"Enggak"
"Saya kan telatnya baru dua menit pak"
"Enggak bisa neng, nanti setelah Pak Zainal ngasih kamu hukuman baru kamu boleh masuk"
Begitu lah nasib Inez, sungguh malang. Sudah jatuh dari tempat tidur, telat dan dapat hukuman pula.
..............................
"Kamu pel koridor ini sampai bersih, baru kamu boleh masuk kelas"
"Iya pak"
Dengan ogah-ogahan (ralat: sangat ogah), Inez mengepel lantai di sepanjang koridor di sekolah, sambil mendumel tentunya.
Namun beberapa menit kemudian pikiran Inez melayang ke mimpinya semalam.
'Mimpi gue semalem maksudnya apa ya? Semua merasa nyata banget, kayak bukan mimpi.. Anak itu kira-kira berusia sekitar 7 tahun, apa itu gue ya? Come on nez lo harus inget' batin Inez.
Byarr, ember berisi air pel di depan Inez ditendang oleh seseorang hingga tumpah dan membasahi roknya sekaligus membuyarkan lamunan Inez.
"Woy jalan pake mata dong, lo gak liat rok gu... e...." omelan Inez terhenti ketika mendongakan wajah dan menatap orang yang menendang ember di depannya.
Seorang laki-laki berdiri tepat dihadapan Inez. Memakai seragam sekolah yang sama dengannya. Memiliki mata cokelat dengan postur tubuh yang ideal dan tentu saja tinggi. Wajah nya datar tanpa ekspresi. Seperti tidak melakukan kesalahan apapun. Padahal dia sudah membuat rok Inez basah.
Tapi, Inez hanya terdiam menatap laki-laki tersebut.
'Dia.. Seperti tidak asing' batin Inez.
Ia menatap lelaki tersebut tanpa berkedip. Seperti terhipnotis sesaat Inez hanya mampu bermain dengan pikiran nya sendiri tentang siapa dia, mengapa tak asing untuknya, dan sebagainya seraya terpaku dengan lelaki di depan nya ini.
'Tidak mungkin, dia sangat mirip!'
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR
Teen FictionHanya kisah seorang remaja yang sedang menikmati hidup dan asmara. Pernah atau bahkan sering baca quotes galau di timeline? Pasti gak asing sama kata-kata "Biasanya yang manis itu cuma diawal"