Jangan lupa untuk tetap menjaga imunitas kalian di situasi darurat kayak sekarang ini ya teman-teman. Stay safe, healthy, dan bacanya #dirumahaja ! ILY GUYS !
ENJOY AND HAPPY READING 🍂
*
Ryan mendengus pelan. Valerie benar, ia pasti akan sangat lelah menunggunya belanja meskipun sekarang ia sudah duduk di sebuah bar yang terletak tidak begitu jauh dari supermarket. Ia menenggak minumamnya sekali lagi lalu melirik sekilas pada segerombolan wanita di sudut ruangan yang terus melambaikan tangannya menggoda. Ryan merasa aneh, dulunya ia pasti akan dengan senang hati melayani godaan-godaan semacam itu. Tapi sejak Valerie hadir dalam hidupnya, yang ia mau hanyalah wanita itu. Yang merayunya, mencumbunya, juga yang memanjakannya. Hanya ia.
Tapi semuanya berubah dengan cepat begitu ia mengenyakkan bokongnya pada salah satu kursi panjang lalu beberapa wanita berpakaian mini yang sudah memperhatikannya sejak tadi, mulai duduk di sebelah-sebelahnya lalu merayunya dengan sangat manis.
Sementara itu, Valerie memasukkan bahan terakhir yang ingin dibelinya ke dalam trolley lalu mendorongnya menuju kasir. Ia membuka tas nya dan menemukan ada card holder pemberian Ryan disana. Tidak, Valerie memutuskan untuk membayar dengan uangnya saja. Ia tidak mau merepotkan Ryan meski pria itu sudah memaksanya untuk menggunakan semua fasilitas yang ia berikan.
Setelah selesai, ia memasukkan kembali seluruh barang yang telah rapi pada kantung belanja ke dalam trolley lalu mendorongnya hingga keluar dan mengirim pesan pada Ryan. Pria itu memintanya untuk mengabari jika ia sudah selesai, dan Valerie melakukanya. Ia menunggu selama beberapa menit setelahnya sebelum akhirnya memutuskan untuk menghubungi Ryan yang tak kunjung membalas pesannya.
"Dimana dia ?"
Ryan mendengus pelan begitu tangan-tangan wanita di sekelilingnya itu mulai menyentuh wajahnya lalu menyandarkan tubuh mereka pada dada bidangnya dengan manja. Secara gamblang, Ryan memang sama sekali tidak bereaksi. Ia hanya diam dan menikmatinya sementara minuman dalam gelasnya sudah terisi berkali-kali. Seorang wanita dengan dress mini berwarna biru tua menggelayutkan tangannya pada leher Ryan lalu menyandarkan kepalanya, disusul oleh seorang wanita berambut coklat di sebelahnya yang mulai memainkan rambutnya lembut.
Kesadaran Ryan yang makin menurun karena minuman yang diminumnya bersamaan dengan naluri kelaki-lakiannya yang merespons seluruh cumbuan itu, membuatnya tak sadar bahwa jarum jam telah bergerak melewati dini hari. Barulah setelah ia menguap dan mengecek ponselnya, matanya terbelalak. Ada beberapa pesan dan panggilan tidak terjawab disana. Tubuhnya sontak menegang, bagaimana mungkin ia lupa kalau sudah meninggalkan wanitanya sendirian di supermarket padahal ia sudah berjanji menjemputnya.
Dengan segera, ia bangun dari tempat duduknya dan meninggalkan para wanita yang sudah menggelayuti tubuhnya dengan kecewa. Ryan melajukan mobilnya dengan sangat cepat di malam yang semakin sepi meski banyak sumpah serapah serta bunyi klakson histeris yang memakinya. Ia tidak peduli.
Tiba di rumah, ia segera keluar dari mobil mewahnya lalu berlari melewati pekarangan luas sebelum tiba di ambang pintu kamar. Ryan menghela napas panjang, ia merasa aneh karena jadi gelisah seperti ini. Apa Valerie masih bangun ? Apa wanita itu akan membencinya setelah ini ? Ia menggelengkan kepalanya dan dengan cepat membuka pintu di hadapannya.
Rasa bersalah di hatinya langsung menguar menemukan tubuh wanita yang ia cintai itu sudah tertidur lelap dibalik selimut yang ia gunakan. Sebelah tangannya sedikit menyibak selimut itu, membuat rahang kukuhnya terkatup keras. Mata nyalangnya penuh penyesalan. Valerie tidur dengan pulas dalam balutan baju tidur yang sangat membangkitkan gejolak nafsu di dadanya. Dan seandainya ia tidak ceroboh, tubuhnya pasti akan berteriak kesenangan karena berhasil mengarungi kenikmatan mahligai cinta bersama istrinya itu. Ryan mendesah kasar, bibirnya sempat mengecup lembut wajah wanitanya sebelum ia melangkah masuk ke kamar mandi. Ia rasa tubuhnya harus didinginkan dengan air dingin saat ini. Melebur nafsunya dengan suhu rendah yang mungkin akan membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WILD HUSBAND | END
Romance(18+) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Ryan Addison. Tuan muda yang selalu dipuja oleh banyak wanita karena kesempurnaan hidupnya di segala sisi. Kesempurnaan itu turut membentuk banyak hal dalam dirinya dan membuat sikap baiknya seakan terkikis oleh gem...