Terima kasih sudah menyempatkan waktu membaca cerita ini ya ! Bacanya jangan lupa #dirumahaja oke ? Staf safe, healthy, and hygiene semua. ILY
HAPPY READING EVERYONE !
*
Valerie menggeliatkan tubuhnya bersamaan dengan matanya yang terbuka perlahan. Pipinya bersemu merah melihat wajah tampan pria yang kini telah resmi menjadi suaminya, tengah melingkarkan sebelah tangannya untuk memeluk tubuh polosnya. Tidak pernah menyangka akan membina hidup bersama dengan dirinya, batinnya sejenak. Mata coklatnya menyusuri wajah Ryan yang sangat sempurna dengan alis yang tebal, kelopak mata tegasnya, hidung lancip yang mempesona lengkap dengan sedikit cambang halus pada rahang kukuhnya. Ia memang mengakui jika Ryan memiliki pahatan wajah yang sangat luar biasa mempesona, pantas saja banyak wanita yang terpikat padanya. Wajah itu— ah, andai saja Valerie punya keberanian menyentuhnya dengan lembut. Ingatan akan dasar mula terjadinya pernikahan yang sangat mendadak ini membuat ia kembali mengurungkan niatnya.
Helaan napas panjang terdengar setelahnya. Percintaan panas yang terjadi semalam seakan terjadi begitu cepat bagai sebuah mimpi di kepalanya dan perlahan menjalari tubuhnya yang mulai meremang saat berhasil mengingat setiap detil yang terjadi. Bahkan ia masih dapat merasakan bagian bawah tubuhnya berdenyut ngilu karena hentakkan yang cukup kuat semalam, dan ingatan itu berhasil membuat tubuhnya panas dingin. Dengan segera ia menyingkirkan tangan Ryan yang masih tertidur pulas lalu berjalan cepat menuju kamar mandi.
Hanya butuh waktu sepuluh menit hingga Valerie kembali keluar dari kamar mandi dengan rambut dan tubuh yang terbalut handuk. Ia berjalan menuju lemari dan mencari baju kerjanya "Dimana dia menyimpannya ?" gumamnya lalu berdecak pelan. Ia membalikkan tubuhnya lalu memandangi Ryan yang masih belum berubah posisi sejak terakhir ia meninggalkannya.
Apa tidak masalah membangunkannya ?
"Ryan." Valerie menepuk lengan pria itu pelan dan langsung membuat matanya terbuka perlahan "Hei." ia bangkit dari posisinya perlahan dan membuat selimut yang dikenakan jatuh hingga ke pinggang. Valerie dapat merasakan wajahnya memanas melihat pemandangan di hadapannya, dan makin parah saat tangan kasar itu mengusap pahanya. Menghadirkan getaran-getaran aneh di sekujur tubuhnya
"Aku kira kau belum bangun." suara parau itu bahkan kini terdengar menggoda di telinganya "Dimana kau simpan baju kerjaku ?" tanyanya datar meski degup jantungnya mulai berdetak tidak karuan.
"Di balik pintu itu." ia mengikuti arah pandang Ryan lalu balas mengangguk samar. Baru saja ia hendak berdiri, balutan handuk di tubuhnya langsung terlepas dan segera menampilkan tubuh polosnya tanpa sehelai benang yang tersisa "Ryan !" pekiknya kaget.
Ryan tertawa geli melihatnya, ia beranjak dari kasur lalu memeluk tubuh itu dan mengecup pipi Valerie lembut "Harusnya kau bangunkan aku daritadi sayang." bisiknya dan sebuah ciuman hangat kembali hinggap pada bibir wanita dalam pelukannya. Valerie menggeliat pelan berusaha melepaskan diri dan malah membuat letupan-letupan gairah dalam darah Ryan kembali mengalir dengan deras "Semalam benar-benar menyenangkan Valerie." bisiknya lalu dengan nakal meremas bokong wanita itu "Rasanya aku ingin sekali melakukannya lagi denganmu." Valerie memukul dada Ryan kesal karena itu "Aku harus ke kantor Ryan. Lepaskan aku."
"Cium bibirku dan aku akan lepaskan pelukanku."
"Apa ?! Aku tidak mau." Ryan mengedikkan bahunya "Kalau begitu aku tidak akan melepaskanmu." balasnya sambil mulai mengusap punggung lembut Valerie dengan gerakan yang bahkan bisa membuat wanita itu mengerang pelan "Ryan— hentikan," Ryan makin melembutkan gerakannya dan kembali memainkan jarinya pada bagian bawah wanitanya "Kau masih tidak mau menciumku ?" godanya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WILD HUSBAND | END
Romance(18+) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Ryan Addison. Tuan muda yang selalu dipuja oleh banyak wanita karena kesempurnaan hidupnya di segala sisi. Kesempurnaan itu turut membentuk banyak hal dalam dirinya dan membuat sikap baiknya seakan terkikis oleh gem...