Event 1: In School (part 1)

26 4 0
                                    

Sekarang aku sudah menduduki kelas 3 di sekolah yang aku tahu adalah gakuen Hinshashima. Hmm ... nama sekolah yang terbilang unik, padahal aku sendiri tidak tahu apa artinya. Seperti biasa, aku pergi ke sekolah dengan secantik mungkin dan tentunya boneka teddy bear yang selalu ku bawa ke sekolah. Ketika aku masuk ke kelasku, kelas 3-2, semua orang langsung menatap nanar padaku.

"Ada-ada saja. Masa ke sekolah bawa boneka segala."

"Hei, Yuka-chan. Kalau kamu masih bawa boneka, berarti percuma kamu sekolah disini."

"Iya, betul tuh. Mending balik lagi sekolah di TK."

Lalu, salah seorang siswi yang populer karena mmm, matre datang merebut boneka milikku, lalu menendang perutku sampai jatuh tersungkur. Aku tak bisa memberontak, karena apa? Karena dia anak kepala sekolah. Aku terus menatap cara pegang dia memegang bonekaku. Menjijikan.

"Ya ampun, bonekanya sangat bagus. Tapi sayangnya akan aku buang!"

Braakk!!

"Bonekaku," Ya, dia melemparkan boneka teddy bearku ke dalam tong sampah yang begitu bau. Kalau begini, siapa yang akan menemaniku?

"Munculah dendam, Yuka-chan. Muncul, kembangkan, dan laksanakan semua rencanamu untuk membalas dendam."

Semua bisikan tadi terngiang dikepalaku, hingga membuat kepalaku pusing. Ya, aku sampai memegang kepalaku yang sakit karena bisikan tadi.

"Siapa orang yang bisik tadi?!" batinku.

Tap!! Tap!! Mataku menangkap seorang senpai laki-laki tengah menuntunku untuk berdiri. Aku tatap wajahnya, tampak mirip dengan sosok yang aku lihat di awan mendung. Aku masih ingat namanya. Dia bernama Katakura Shijiro.

"Kau tidak apa-apa, Yuka-chan?" tanyanya.

"Um, anu ... aku hanya,"

"Lepasin!" Siswi yang membuang boneka teddy bearku tadi langsung memisahkan genggaman Shijiro di lenganku. Siswi itu bernama Akichire Youna, gadis yang anti dengan orang jelata.

"Dengar, Yuka-chan. Suatu saat nanti, dia akan jadi pacarku." Aku terus melihat lengannya yang bergandengan mesra dengan Shijiro. Aku jadi teringat dengan perkataan jelamaan awan mendung.

"Hidup kita hanya berdua disini."

Lambat laun, aku merasakan perasaan ingin membunuh seseorang. Apa ini yang disebut psikopat? Lebih baik aku pikirkan jawaban yang pas untuk ucapan Youna tadi.

"Aku tidak akan jatuh cinta sama senpai yang ingin kamu jadikan pacar, Youna." elakku pura-pura tidak mengerti.

"Elah, bilang saja kalau kau suka sama Shijiro-senpai, kan?"

Shit!

****

#Youna POV

09.17 AM

Saat itu, aku sedang asyik makan pancake buatanku sendiri. Tiba-tiba, ada pesan masuk dari Yuka-chan. Di lihatnya, ternyata dia mau ngajak aku pergi ke belakang sekolah nanti sore.

"Huh? Tumben Yuka-chan agak kesepian tanpa bonekanya. Hahaha ..." ucapku sembari tertawa sinis.

"Emangnya kenapa, Youna?" tanyanya.

"Biasa, anak manja mau ngajak main." jawabku asal-asalan, yang penting mengerti.

"Hmph! Baru tahu Yuka-chan pengen main sama manusia. Hahahaha ..."

Aku mendesah pelan. "Kita ke kelas yuk. Bosan." Setelah teman-temanku mengangguk setuju, akhirnya aku bisa tidur sepuasnya di kelas.

Begitu aku dan teman-temanku masuk kelas, aku melihat Yuka-chan tengah tersenyum padaku. Ada yang tidak beres, pikirku. Aku terus menatap Yuka yang asyik main coret-coret meja dengan pisau cutternya. Dia kembali menatapku sambil tersenyum.

iNSaNiTY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang