BAB 1

27 2 0
                                    

Hallo semuanya. ^_^
Dengan tampang tak berdosa Syifah hadir ne, udah berapa priode ya, teman-teman dah sampai bab kesekian, Syifah baru nongol pada Bab 1 nya, hahhaha.

Maafkan Syifah ya, tapi dalam minggu ini, In-Syaa Allah, Syifah akan update sampai bab terakhir update-an teman-teman. Sampai Bab 4, SEMANGAT!!
Terima kasih yang sudah membaca, dan setia menunggu. Maaf jika ada kata-kata yang salah, enjoy ya semuanya. Ini hanya untuk menghibur kalian semua, syukur-syukur jadi bacaan yang ditunggu-tunggu, hehehhe.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dan kasih bintangnya dong, hehhehe.
Miss youu :* :*

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Musim semi, waktu yang paling romantis di kota yang terkenal akan keindahan sungai dan bangunan tuanya. Kota terindah di dataran Eropa Timur, Praha, Ibu kota dari Republik Ceko. Wisatawan sangat tahu momen pas untuk mengabadikan kisah mereka.

Terlihat pemuda-pemudi tengah berjalan santai di jembatan Charles yang menjadi penghubung antara satu titik dengan titik kota yang lainnya. Di bawahnya terdengar gemericik air dari Sungai Vlatava. Pemandangan senja menambah keromantisan hari itu, lihatlah langit dengan semburat pink, bercampur jingga tua, diselingi warna biru yang tercampur apik, hingga membentuk satu warna baru, ungu.

Bangunan tua yang berada di sisi-sisi sungai, membuat kaki para wisatawan ingin segera melangkah menghampirinya. Sungguh kota yang menyenangkan. Pada Musim Semi seperti ini, ada pemandangan yang paling diminati setiap pengunjung, mekarnya bunga sakura di Petrin Park.

Prague Castle, merupakan kompleks istana di Praha yang sangat luas, bisa sampai seharian jika mata ingin menikmati setiap lekuk castle ini. Dari setiap pengunjung yang berada di sana, terlihat seorang wanita tengah berjalan santai menusuri setapak demi setapak keindahan Prague Castle.

Baju dress lengan pendek yang menjuntai sampai lutut, berwarna cokelat, sedikit mekar di bagian bawahnya, sepatu kets berhak yang senada dengan warna dresnya, menambah keserasian di tubuh gadis yang memiliki postur tinggi itu. Kakinya dengan gemulai melangkah menikmati kota tempat dia tinggal.

"Hey!" sapa seseorang pemuda yang berada di belakangnya. Gadis itu membalikkan tubuhnya, menoleh ke pemilik suara yang sudah berdiri tegap sekarang di hadapannya. Pemuda itu mengenakan kaos biru berlengan panjang, dengan celana jins putih, dan sepatu kets putih.

"Lama!" hardik gadis itu memasang wajah cemberut yang begitu menggemaskan. Rambut ikal hitamnya yang panjang dibiarkan terurai, membuat wajahnya yang oval kian terlihat imut.

"Maaf," ucap pemuda itu dengan wajah datar.

"Kai, kapan kebiasaanmu ini hilang? Umurmu sebentar lagi akan mencapai 17 tahun, kamu ingat!" hardik wanita itu sambil mencondongkan tubuhnya, menatap tajam dengan mata abu-abunya.

"Aku ingat." Lagi-lagi pemuda itu hanya menjawab dengan santai tanpa ekspresi, bahkan mata cokelat pekatnya tak sedikit pun menyiratkan rasa bersalah.

Gadis itu terlihat begitu gemas, dengan sekali gerakkan dia berhasil mengacak rambut ikal berwarna cokelat milik pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

"Hey!" hardik pemuda itu kesal, rambut yang telah dia tata dengan rapi kini berubah menjadi acak-acakkan. "Kau tahu! Berapa lama aku menata rambut ini! Dasar nenek sihir!" hardiknya kesal sembari membenarkan rambutnya yang berantakan.

"Rasain! Emang gue pikirin!" ledek gadis itu sembari menjulurkan lidahnya.

"Kau!" Pemuda itu semakin geram dengan tingkah konyol gadis itu, tangannya dengan cepat mengarah ke leher jenjang gadis berkulit putih itu, ingin sekali dia mencekiknya, namun gadis itu sangat lihai. Dia segera menghindar dari cengkraman pemuda itu.

RED VELVETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang