Seperti yang telah di janjikan, hari itu aku dan kamu harus mengerjakan tugas bersama. Setelah berdiskusi dimana tempat yang akan di gunakannya, kamu memilih rumah ku.
Untungnya sekolah sedang libur weekend, Tepat jam 8 pagi aku mempersiapkan kedatanganmu. Aku duduk di ruang tengah sambil menyalakan televisi, dengan leptop dan tumpukan berkas di sampingku.
Setelah setengah jam fokus memperhatikan tayangan serial drama di televisi, seseorang mengetuk pintu ku, itu kamu.
"h-hai"
Sapamu tersenyum ramah ke arah ku, saat itu aku sedikit melihat garis kegugupan dari wajahmu, tapi tak ku gubris. Aku ingin jujur, saat itu kamu terlihat gagah, bukan, tapi tampan. Dengan kaos polos hitam di lapisi jaket bomber abu-abu, dilengkapi celana jeans hitam. Aku merasakan ada satu ketukan di pintu hatiku saat itu.
Aku menyapamu balik, dan mempersilahkan kamu masuk.
"e-eh hai. Masuk nev"
"gue... Telat ya? "
"bukan apa apa ko, btw ngerjainnya ngampar gini gapapa kan? "
"enakan gini sih sebenernya"
"mau minum apa? "
"apa aja deh terserah"
"oh, oke"
Aku pergi kedapur untuk membuatkan minuman untuk mu, sedangkan kamu mulai menyalakan laptop dan mengerjakannya.
Aku kembali membawa 2 gelas sirup dingin dan setoples biskuit untuk cemilan ketika sedang mengerjakan."diminum nev, sorry yah di rumah guenya gada apa apa"
"bukan masalah ko, oh iya. Nyokap lo kemana? Kerja? "
Aku mengangguk sebelum menjawab.
"kerja ngabisin uang"
Kamu terkekeh mendengar jawabanku tadi, aku tidak tahu kalau itu lucu.
"terus kalo bokap? "
"bokap kerja, pulang setahun dua kali. Itupun kalo sempet. Hhehe"
Kamu menatapku, aku tak tahu kenapa. Aku memalingkan wajahku dari tatapanmu, aku tak tahu kenapa. Jujur saja jantungku memompa dua kali lebih cepat dari biasanya, wajahku memanas, tidak mungkin kan kalau aku tersipu?.
"oh gitu, yaudah mau ngerjain dari yang mana dulu? "
Katamu mengalihkan topik yang kamu mulai sendiri menyadari apa yang dibahas tak pantas dibahas.
Kamu mulai membuka lembaran lembaran berkas yang kamu bawa, lalu mengotak atik laptop bu dian."ehm-lo bisa data ulang yang kemarin, baru nanti gue pindahin ke filenya bu dian"
Kamu mengangguk lalu mulai mengerjakan yang tadi aku ucapkan. Aku dan kamu tenggelam dalam kesibukan masing masing, tak terselip pembicaraan apapun di dalamnya, selain karena serius mengerjakan, rasanya memang tak ada topik yang dibicarakan, mengingat aku dan kamu tidak dekat satu sama lain.
Saat itu aku tak sadar jika aku sedang bersama seseorang yang sudah sepuluh bulan selalu berada di dalam ruangan yang sama denganku, tapi tak pernah sesekali mengobrol atau sekedar saling menyapa sekalipun.Sudah satu jam setengah aku dan kamu berkutat dengan laptop dan berbagai berkas, akhirnya tugasnya selesai. Kamu merapihkan barang barangmu dan di masukkan ke tas yang kamu bawa, melihat itu tanpa sadar mulutku melontarkan kalimat yang sungguh itu sangat konyol menurutku.
"mau langsung pulang? "
Kamu menoleh ke arahku dengan tatapan tak bisa di artikan. aku sangat malu, kedengarannya seperti aku mengharapkan kamu tidak pulang dulu. Aku bersungguh sungguh untuk menghukum mulutku yang tidak berkompromi dengan akal sehatku. Aku malu, tidak seharusnya aku bertanya seperti itu sedangkan aku tidak dekat denganmu. Aku berusaha menyangkal apa yang tadi ku ucapkan, agar kamu tidak salah faham dengan maknanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be One✓
Підліткова література#102 in CHICKLIT 05-08-2017 kamu pasti tau, apapun yang aku lakukan hanya tentang kamu. Begitu pun kisah ini, aku ceritakan tentang kamu, ya aku dan kamu. yang tak pernah menjadi kita, seperti yang mereka kira. kamu pasti tau, sekarang aku merinduk...