Unmarried

Is it hard to move on ?

Nama lengkap Lavony Atmadja, but people called me Vony. Usia 29 tahun. Pekerjaan Executive Search Manager di salah satu konsultan di Jakarta. Pengalaman percintaan : 5 kali dan 3 diantaranya diselingkuhin. 2 Kali minta putus karena laki nya terlalu baik. Saking baiknya, you scared that he might not into you. Dikasih laki-laki brengsek dan binal, nangis-nangis. Dikasih laki-laki baik malah dilepehin karena kemanisan. Kira-kira inilah summary pengalaman percintaan seorang Vonny

Ex #1 - Lovely First Love

SMP Kelas 2 adalah pertama kalinya gue punya pacar. Untuk ukuran anak jaman sekarang mungkin gue akan dibilang late bloomer, tapi untuk jaman gue saat itu, kelas 2 SMP adalah waktu yang tepat buat belajar pacar-pacaran. Sebut saja namanya Kak Bimo. Dia itu Kakak kelas 3 yang ganteng, baik, pinter dan anak basket pula! Pada jaman gue SMP dulu, anak basket jauh lebih keren daripada anak motor. Even until now I think men who doing real sport is better than those who-think-they-are-really-cool-by-speeding-in-the street sambil bawa-bawa samurai macam ninja kesasar. Semua bermula ketika gue melihat Bimo lagi latihan basket di lapangan sekolah. Seketika gue langsung jatuh cinta. Singkat cerita, ternyata Kak Bimo tau gue suka sama dia dan He also found out that I always came to see him while He exercise. Dia pun mulai kirim-kirim sms (Yas, masih jamannya SMS itu keren banget!) dan kita sering chat di ym (yahoo messenger). Sampe akhirnya suatu hari Kak Bimo nembak gue. That was one of the happiest in my life, at that time. 

Kita pun jalan bareng layaknya anak SMP jaman itu. Sampe akhirnya Kak Bimo lulus SMP, dan kita pisah sekolah. Setelah masuk SMA, Kak Bimo jadi sedikit berubah. It feels like the pieces don't fit anymore. Kita jadi sering berantem cuma karena beda perspektif. Dia selalu menyepelekan gue yang masih SMP, dan gue selalu menggerutu karena dia menjadi orang yang berbeda setelah jadi anak SMA. Puncaknya adalah ketika gue tau kalau dia ternyata selingkuh sama teman satu teman kelasnya. Kita pun putus setelah 1 tahun pacaran. Kak Bimo adalah cinta pertama gue dan sekaligus sakit hati pertama gue dalam percintaan. It was fascinating how one particular person can make you remember the happiest and saddest event in your life. For me that person was Kak Bimo. My lovely first love.  

Ex #2 - High School Sweetheart

Setelah putus sama Kak Bimo, gue memutuskan untuk fokus belajar dulu dan ga main cinta-cintaan dulu. Sampe akhirnya gue masuk SMA dan ketemu Sandi. Sandi ini beda sama Kak Bimo. Dia bukan tipe cowo ganteng yang jadi idola cewe satu sekolahan. Dia itu idola para guru dan idola para ibu-ibu. Dia pintar, baik dan sholeh. Too good to be true, but he was real, and he was my ex *proud*. Entah bagaimana ceritanya, akhirnya gue dan Sandi pacaran. Bisa dibilang dia adalah satu-satunya high school sweetheart gue. Kita pacaran 3 tahun dan kayanya Bunda lebih sayang dia daripada gue kala itu. Saat itu gue bahkan berpikir bahwa mungkin Sandi akan jadi suami gue - Bunda pun mikir hal yang sama. Tapi gue merasa Sandi itu terlalu baik. Sangat baik. Saking baiknya, gue seperti kehilangan jadi diri gue yang sesungguhnya sama dia. Gue yang pecicilan dan kadang ga tahu malu ini akan berubah 180 derajat ketika sama Sandi. Sampe akhirnya gue memberanikan diri untuk bilang sama Sandi tentang perasaan gue ini. Sandi menerima dengan baik tentang perasaan gue , saking baiknya, dia bilang oke ketika gue minta putus. Gue masih inget kata-kata Sandi sampe saat ini ketika gue minta putus. 

"Aku ga bisa maksa kamu tetep ada di samping aku ketika kamu ga nyaman Von. Walaupun aku sayang banget sama kamu, dan putus sama kamu akan bikin aku sedih banget. Tapi kalo ini yang buat kamu bahagia, aku ikhlas kita putus"

What a sweetheart, isn't it? Kita putus sangat baik-baik and even until now we're in a good terms. Gue dateng ke nikahan dia tahun kemarin, dan istri nya adalah perempuan yang memang cocok untuk jadi pasangan Sandi. Walaupun banyak banget yang bilang gue adalah perempuan bodoh yang melepaskan pria sebaik Sandi, tapi mungkin jodoh gue bukan pria sesempurna Sandi.