Episode 3 (R18+)

35 1 2
                                    

Episode sebelumnya:
Anita dilanda rasa bosan yang luar biasa. Meski sudah bermain semua game offline di ponselnya, ia masih merasa bosan. Kemudian ia pun memutuskan untuk berjalan melihat kegiatan para murid di dalam kelas. Lalu ia pun bertemu dengan Dani dan Rangga yang kedapatan membolos dan mereka beradu argumen.
####

WARNING
Ada adegan 18+

Pssst, episode kemaren adegannya membuatku mual, jadi kuputuskan untuk diperhalus kata-kata yang menggambarkan adegan tersebut.

================================================================================

"Aw, Dan! Sakit! Stop! Stop! Stop!" teriak Rangga berulang kali. Namun Dani tak mendengar sama sekali Rangga yang protes diperlakukan kasar olehnya. Ia terus saja menghujamkan "barang" miliknya ke "lubang" milik Rangga dengan bringas.

"Dia bilang SAKIT, BEGO." Talita menendang tubuh Dani dengan keras hingga Dani terjatuh dari atas ranjang dan menghasilkan debam yang nyaring.

"Ugh.... Thanks, Lit," ucap Rangga sembari menahan sakit di pantatnya.

"You are welcome," ujar Talita. "Btw, what's wrong with you, Dani? Hari ini kayak lain kamu aja."

"I'm fine."

"Beneran nih?"

"Yeah...." Dani bangkit berdiri, berjalan ke arah meja kecil dan mengambil sebatang rokok. Dibakarnya rokok tersebut, dihisapnya kuat-kuat nikotin didalamnya lalu dihembuskan asapnya ke udara bebas.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Talita pada Rangga.

"Aku nggak yakin sih, kayaknya dia masih marah dengan yang terjadi di sekolah tadi."

"Tentang apa?"

"Akhir-akhir ini tingkat depresinya meningkat tajam. Itu membuatnya terus meminta hubungan intim denganku dan kami sudah beberapa kali melakukannya di sekolah. Dan tadi seorang guru magang melihat kami membolos."

"WHAT?" pekik Talita tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. "Kalian nggak khawatir kalo ntar kena ciduk?"

"Sebenarnya kami hampir ketahuan."

"APA?" pekik Talita yang kedua kalinya. "Terus gimana?"

"Guru magang itu nggak tau tujuan kami sebenarnya."

"Aku nggak ngerti. Coba kamu ceritain dari awal."

"Jadi gini–"

'BRAK' Dani sengaja menendang kaki meja dengan keras. Lantas ia pergi meninggalkan kamar tidur Rangga.

"Dih, nyebelin banget! Udah main kasar ke anak orang, ijin pulang pake acara nendang meja. Tuh anak ada masalah apa sih?" omel Talita. "Btw, "itu"nya masing tegak kan? Nggak apa-apa tuh dia keluar dengan keadaan seperti itu?"

"Udah, Lit, jangan dibahas. Mending bantuin aku olesin nih salep ke lubang pantatku sebelum jadi iritasi."

***

Dani memarkir motornya ke garasi rumah. Semenjak ia ketemu guru magang itu tadi siang, pikirannya makin sumpek. Sudah sumpek karena pelajarannya, aturan keluarganya ditambah hampir kepergok sama gadis itu.

"Oh, kamu dah pulang," sapa mamanya Dani ketika putra bungsunya masuk rumah. "Sana makan. Mama sudah buatkan ayam bistik kesukaanmu."

"Nanti aja, Ma."

"Nggak boleh gitu. Kamu harus menjaga nutrisi tubuhmu tetap terpenuhi," ucap Mama yang masih sibuk melipat pakaian. "Apalagi sekarang sistem pendidikan mengharuskan para murid pulang sore."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang