Out-Of-The-Way Part 3

268 0 0
                                    

Kring…Kring…

Telepon klasik di rumah Ruby berdering nyaring, Ruby hanya tersenyum masam mendengarnya. Beberapa kali berdering namun ia ragu-ragu untuk mengangkatnya. Scarlet yang merasa terusik dengan suara dering telepon itu tersenyum.

“Kau mendengar telpon itu berdering kan?” Kata Scarlet sambil memindahkan baju-baju dari dalam koper besarnya yang dibawanya tadi ke dalam lemari di kamar tidur Ruby. Namun Ruby tidak menggubris kata-kata Scarlet dan tetap diam mematung tidak mengangkat telepon itu. “Kau mau aku yang mengangkatnya?” lanjut Scarlet masih tersenyum polos.

“Tidak usah, itu pasti dari ibuku. Kita tidak perlu mengangkatnya, aku bisa telepon ibuku nanti.” Potong Ruby sambil menggaruk dagunya yang sebenarnya tidak gatal.

Scarlet melangkah mendekati telepon itu dan menambahkan, “Biar Aku saja yang menjawabnya.”

“Tidak usah. Tidak…” potong Ruby cepat.

Tangan Scarlet sudah semakin mendekati gagang telepon. “Sungguh. Aneh. Aku seharusnya menyapa Ibumu kan?”

Dengan cepat Ruby menepis tangan Scarlet dan menyambar gagang telepon yang nyaris di angkat oleh Scarlet, “Tidak… Biar aku saja. Aku yang akan mengangkatnya kalau begitu.” Ruby sampai terjatuh diatas kasur. “Halo. Bu? Hai.” Kini ia sudah bengkit dari tempat tidur memberi isyarat pada Scarlet agar tidak berisik “Sama saja. Bagaimana kabar kalian?”

“Jika dia mau bicara denganku, aku di sini.” Tanya Scarlet dengan suara berbisik.

Ruby mengulang isyaratnya agar wanita di hadapannya tidak mengeluarkan suara sama sekali. “Ya, aku mendengarnya bu. Tidak, semua… Semua baik-baik saja.” Tambah Ruby dengan nada gugup sambil keluar dari kamar tidur menjauhi Scarlet. “Aku punya kejutan untuk Ayah dan Ibu besok. Besok aku akan datang.”

Setelah menutup telepon, Ruby ke kamar mandi untuk menyikat giginya.

“Ruby” terdengar suara Scarlet dari dalam kamar yang berseblahan dengan kamar mandi.

“Tunggu sebentar!” jawab Ruby singkat sambil menuangkan odol di sikat giginya.

Di dalam kamar, Scarlet mencoba beberapa baju dan berlatih gaya seksi di depan cermin sambil memikirkan posisi gaya apa yang cocok untuk membuat Ruby tergoda saat memasuki kamar nantinya. Ia memasang pose di depan cermin sambil memegang buku dengan sedikit membungkuk kemudian berlari ke tempat tidur dan duduk dengan ekspresi nakal dan berguling-guling di atas tempat  tidur dengan ekspresi ter-cute-nya. Akhirnya dia bosan sendiri dan duduk berdiam diri karena Ruby terlalu lama di kamar mandi walau hanya untuk menyikat gigi.

“Ruby… Ruby… ?” panggil Scarlet frustasi.

“Sebentar.” Suara Ruby samar-samar dari dalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, sambil menyikat gigi, Ruby berbicara sendiri seperti orang gila, ‘Dengar. Dengar Emili. Kurasa kau sangat hebat. Sungguh, tapi aku.. Aku tak bisa. Karena aku sudah berjanji pada orang lain.’ Gumam Ruby yang merasa seolah-olah ia sedang berbicara dengan hantu Emili yang sudah meninggal. ‘Dan.. dan.. kurasa kau sangat hebat.’ Tambahnya.

Saat Ruby melangkahkan kakinya memasuki kamar dan masih dengan sikat gigi ditangannya ia mendapati Scarlet hanya menggunakan Bra dan underware berwarna hitam berdiri menghadap ke pintu. “Astaga! Maaf.” Kata Ruby cepat sambil membelakangi Scarlet.

“Tak apa, Ruby. Berputarlah.” Potong Scarlet cepat dan meniru gaya-gaya berdiri yang seksi yang telah dipraktekkannya tadi. “ Apa kata ibumu?” tambahnya.

Ruby menjadi salah tingkah namun dia berusaha bersikap tenang, “Ya, dia bilang kurasa kita bisa ke sana bertemu dengan orang tuaku sebelum..”

“Menikah?” tambah Scarlet.

Out-Of-The-WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang