Back to Misery

474 29 1
                                    

Kesenanganku tak bertahan lama, setelah jauh dari desa muncullah para perampok yang diceritakan penduduk desa kemarin. Aku mengintip dari dalam kereta dan para perampok itu tengah bertarung dengan para pasukan. Aku melihat ada satu perampok yang membuka pintu kereta dan menarik seorang perempuan keluar. Aku tidak tahu itu siapa tetapi dari pakaiannya terlihat bahwa dia seorang putri dari bangsawan atau orang kaya. Para pasukan mencoba merebut kembali perempuan itu dari tangan perampok. Pertarungan sengit pun terjadi dan para perampok yang kalah jumlah akhirnya kabur ke hutan (di zaman ini jalanan penuh dengan hutan) disusul oleh para pasukan.

Aku melihat adanya kesempatan untuk keluar dari persembunyianku ini karena tidak ada orang. Akhirnya aku keluar dan kabur dari tempat ini. Sedihnya aku tidak bisa menunggang kuda, kami tidak mempunyai kuda sehingga Seneca tidak bisa mengajarkanku. Aku hanya bisa lari menggunakan kaki untuk kabur. Pada saat aku melarikan diri, terdengar suara teriakan tolong, mungkin itu dari perempuan itu. Saat itu aku benar-benar bingung apa yang harus aku lakukan. Jika perempuan itu dibawa oleh perampok pasti dia akan dijual atau dimintai tebusan mahal, rasa tidak tega muncul dalam hatiku agar aku pergi menolongnya.

Akhirnya aku memutuskan untuk menolongnya dan kembalilah aku pada hari kelamku karena keputusanku ini. Perampok yang membawa kabur perempuan itu ternyata sudah mati dibunuh oleh para pasukan. Aku melihat perempuan itu bersembunyi menghindari para pasukan Kerajaan Kaj yang mencarinya. Saat itu aku bingung, harusnya dia menghindari para perampok itu bukannya para pasukan, aneh.

Di tengah kebingunganku, salah satu dari pasukan itu melihatku, sekarang mereka mengincarku. Mau tidak mau, aku harus kabur dan melindungi diri. Untungnya aku membawa panah dan harus memanah para pasukan itu. Aku hanya memanah bagian yang akan melumpuhkan mereka bukan yang vital. Perempuan yang melihat aksiku ini pikit bahwa akulah yang menyelamatkan dia pada hal aku menyelamatkan diriku sendiri.

Perempuan itu datang menghampiriku dan dengan angkuhnya memarahiku.
"Apa yang membuatmu lama sekali untuk menolongku? Gaunku sampai rusak untuk kabur dari mereka. Sekarang tunjukkan jalan untuk pulang."
Aku sama sekali tidak mengerti maksudnya, akan tetapi tidak mungkin juga aku meninggalkannya sendiri di hutan. Jadi, aku hanya akan membawanya kembali ke tempat kereta kuda tadi dan kabur. Aku tidak berbicara padanya karena takut ketahuan bahwa aku perempuan, susah untuk meniru suara laki-laki apalagi dia perempuan pasti bisa bedain.

Sesampainya di tempat tadi, aku langsung pergi meninggalkannya. Akan tetapi, perampok lainnya muncul ke arah kami. "Astagaaaa.... Harusnya gak usah selamatin dia aja dari awal, nyusahin, bingung kan sekarang kaburnya gimana. Huft", ucapku dalam hati. Mau tidak mau aku harus melindungi perempuan ini lagi, akan tetapi dia kelihatan sangat tenang dan tidak khawatir sama sekali, aku yang pusing harus bagaimana melawan para perampok ini dengan seorang diri.

Setelah para perampok itu mengepung kami, pemimpin dari perampok itu maju dan berbicara kepada perempuan itu, "Apakah Anda baik-baik aja Princess Emily?"
Princess? Seorang putri? Di saat itu aku baru menyadari bahwa dia adalah putri Adrian, dia dibawa para pasukan dari rumahnya tadi. Aku salah menolong orang dan kesalahan ini menjadi malapetaka bagiku.

"Apakah aku terlihat baik-baik saja? Sudah lupakan yang penting aku sudah diselamatkan oleh dia", jawab Princess Emily.

Dia yang dimaksud adalah aku. Para perampok itu melihatku dan kebingungan.
"Kamu siapa? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya", kata salah satu perampok.
"Hmm? Kalian tidak kenal dia? Bukanya dia salah satu dari kalian?", tanya Princess Emily.
"Siapa kamu?", tanya pemimpin perampok itu sambil menodongkan pedang ke leherku.

Aku hanya bisa terdiam pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa. Mereka mendekatiku dan membuka kain penutup wajahku. Aku tidak bisa mengelak, mereka menahan tanganku kebelakang. Tentunya setelah kain penutup wajahku dilepas, mereka kaget bahwa aku adalah seorang perempuan. Mereka tampak senang sekali karena berhasil menangkapku dan membawaku ikut bersama mereka pulang, pulang ke Desa Daymone.

Romance in ArcaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang