Pada saat malam tiba, King William mengundang para tamu kerajaan untuk makan malam bersama. Aku pun bersiap-siap untuk makan malam.
Ruang Makan Istana
Pada saat memasuki ruangan, aku dapat melihat Prince dan Princess dari kerajaan lain yang sedang bercanda gurau menunggu King William dan Queen Marine datang untuk makan malam. Melihat mereka aku gugup sekali, aku tak tahu harus bagaimana. Aku bukan siapa-siapa, statusku hanyalah rakyat jelata, aku benar-benar pesimis melihat mereka. Aku memutuskan untuk kembali ke kamarku karena aku benar-benar merasa tidak layak makan malam bersama mereka.
Aku berjalan menuju pintu keluar ruang makan menuju kamarku. Aku melewati taman istana dan saat itulah aku melihat sosok seorang pangeran yang terlihat dingin. Jantungku berdebar-debar melihatnya, aku begitu terpesona melihat dia dengan latar pemandangan yang indah dibelakangnya, sungguh takjub.
Dia menoleh dan berjalan kearahku. Aku begitu terpesona hingga hanya bisa terdiam dan melamun melihatnya jalan ke arahku.
"Pembohong" ucap pangeran itu dengan dingin.Aku kaget dan rasanya sakit sekali mendengar ucapan itu darinya. Aku hanya bisa menunduk, dan dia berjalan melewatiku. Aku mengangkat kepalaku, kenapa aku harus merasa tertindas dengan ucapannya. Ya aku pembohong tapi dari mana dia tahu dan dia tidak boleh bersikap seperti itu padaku. Aku merasa sangat dipandang rendah olehnya.
"Tunngu, (aku berjalan ke arahnya, dia tidak menoleh ke belakang tetapi dia menghentikan langkah kakinya) Jikalau aku pembohong maka kamu apa? Penguntit? Penampilanmu layaknya seorang Pangeran tapi kelakuanmu layaknya seorang rakyat jelata." Aku membalas ucapannya yang kejam itu dengan tegar, bagaimana pun aku tidak bisa membiarkan harga diriku diinjak.Setelah mendengar ucapanku, akhirnya dia menoleh ke belakang. Dia menatapku dengan tatapan yang tajam, dia juga tersenyum akan tetapi raut wajahnya kelihatan tidak senang mendengar ucapanku itu.
"Beraninya kamu, seorang pembohong memanggilku yang seorang Pangeran dengan panggilan penguntit?" Tanyanya dengan tidak senang."Oh, jadi sekarang kamu sembunyi dengan stasus sosialmu sebagai seorang Pangeran? Pertanyaanmu sungguh konyol, membuatmu terdengar seperti seorang pengecut. Oooppss sorry, kelihatannya ucapanku terlalu kasar. Maafkan aku Yang Mulia, Prince.... Pengecut? Opppsss atau Penguntit? Hahahahahaha....."
Ya ampun, aku benar-benar kaget, kenapa aku bisa mengatakan hal kurang ajar seperti itu kepada seorang pangeran. Setelah mengatakan hal tersebut dan bahkan tertawa, aku berjalan pergi, aku ingin kabur secepat mungkin. Ya ampun, aku telah melakukan kesalahan yang dapat membuatku masuk penjara, menghina seorang pangeran. Oh no.....Pangeran itu hanya bisa kesal dengan ucapanku dan tidak habis pikir, kenapa bisa ada perempuan seperti aku yang berani berbicara seperti itu dihadapannya. Apa yang harus aku lakukan coba kalau sudah seperti ini.
Pada saat aku berjalan cukup jauh sekitar 2 atau 3 meter, Pangeran-Pangeran lain datang menghampiri kami. Mereka tentunya menuju ke ruang makan istana. Aku memberikan hormat dan segera berjalan pergi, akan tetapi aku dihentikan oleh seorang Pangeran.
"Tunggu siapa ini? Princess Emily of Daymone? Tapi kamu bukan seorang Princess benar? Berhentilah berpura-pura. Kamu hanyalah rakyat biasa." Kata seorang pangeran yang menghentikan langkahku. Yap bener, kalian bisa tebak sendiri kalau pangeran pertama yang memanggilku pembohong tadi adalah Prince Kira dan Pangeran yang menghentikanku pergi ini adalah Prince Davian.
Aku menghentikan langkahku, menoleh kebelakang dan berkata, "Iya, aku bukanlah seorang Princess, aku hanyalah anak dari Adrian, Emily." Jelasku kepadanya dan memberikan hormat untuk meninggalkan mereka.
"Tunggu, bukankah kita semua diundang makan malam oleh King William. Lady Emily, kamu mau ke mana?" Tanya Prince Kira.
Aku berhenti, membalikkan badan dan menoleh ke arah mereka. Aku tidak bisa beralasan tidak enak badan atau kelelahan lagi karena ada mereka dan aku pasti akan ketahuan bohong. Jadi mau tidak mau, aku harus kembali ke ruang makan istana.
"Lady Emily, namaku adalah Kira, Prince of Kingdom Phynix (Prince Kira menghampiriku, mengambil dan mencium tanganku) dan Pangeran yang sombong ini adalah Davion, Prince of Delmare Kingdom." Kata Kira sambil meyakinkan pangeran lainnya bahwa aku adalah seorang Lady bukan rakyat biasa.
Prince Davion kaget Prince Kira melakukan hal tersebut seakan-akan mengakui bahwa aku salah satu wanita yang harus dihormati olehnya juga. Prince Davion meminta maaf dan mencium tanganku sambil memberikan hormat dan mengenalkan dirinya.
"Maafkan aku, My Lady. Aku Davion, Prince of Delmare Kingdom." Ucapnya kaku."Aku Ivan, Prince of Kingdom Gaudencio." Prince Ivan hanya mengenalkan dirinya tanpa memberi hormat dan mencium tanganku. Dia tampak sebagai sosok Pangeran yang dingin dan emosional. Auranya membuatku takut untuk mendekati ataupun berbincang dengannya.
"My Lady, (mencium tanganku) Aku Francis, Prince of Maghnutio Kingdom." Ucap Prince Francis dengan lembut. Dia sungguh tampan, wajahnya bagaikan sosok pria yang lembut dan pangeran berkuda putih. Berbeda dengan Prince Kira yang dingin, walaupun dia juga tampan, tapi lebih tepatnya Prince Kira sangatlah karismatik. Dia memiliki aura sosok pemimpin yang kuat, dia seorang pangeran kemungkinan besar akan menjadi seorang Raja juga nantinya. Jika digambarkan, mungkin seperti Pangeran gagah perkasa dengan berkuda hitam.
Apapun itu, bertemu dengan para Pangeran akan membuat hari-hariku ke depan penuh dengan warna. Bagaimanapun setiap wanita menginginkan seorang pria yang dapat menjadi pangeran untuk hidupnya.
Keep reading ya guys.... Chapter menarik lainnya menantimu....
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance in Arcania
FantasyPrincess Angela from the Kingdom of Arcania. Seorang perempuan rakyat jelata yang hidup di desa kecil penuh dengan kekejaman. Di desa ini, semua diperlakukan tidak adil, yang kaya semakin kaya yang miskin diperbudak. Untuk bisa keluar dari desa ini...