Pertama

83 3 0
                                    

Siang ini matahari tampak sedikit lebih ganas, aku tertunduk menyeka wajahku yang berkeringat, entah mengapa awan-awan diatas enggan datang saat dibutuhkan. Aku berjalan kerumah dia yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku, dan membawa bukunya yang tertinggal di rumahku kemarin sore. Sesampainya disana, dengan wajah lusuh serta bajuku basah karena keringat, aku mengetuk pintu rumahnya,

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, iya tunggu sebentar" sahutnya menggema, entah siapa yang menjawab, mungkin ibunya,

"Eh kamu, ada apa?"

"Dianya ada bu ?" tanyaku tertegun menahan haus,

"Ada, duduk dulu sini" jawab ibunya dan pergi meninggalkanku sendiri di ruang tamu.

Terdengar suara langkah kaki menuruni tangga, dia tiba membawa novel favoritnya, wajah bundar dengan jilbab abu muda membuatnya tampak gemuk di pipi.

"Tumben siang-siang kesini ?"

"Ini bukumu ketinggalan dirumahku"

"Eh iya, makasih ya, tumben baik mau anter bukuku" sahutnya sambil terkekeh,

"Hmm iya samasama" jawabku dengan nada datar.

Setelah meminum segelas air, aku pun beranjak dan pamit pulang,

"Aku mau pulang dulu"

"Loh baru aja sampai" menatapku kebingungan

"Salam buat ibumu, Assalamualaikum" aku bergegas mengenakan sandal dan berlari pulang tanpa sempat mendengar jawabnya.

☔☔☔

Dua hari yang lalu, aku mengajaknya pergi untuk makan malam. Mengenakan baju berwarna putih, akupun tak sengaja mengenakan warna yang sama, seakan membuat bintang malam ini mendatangi kita diantara ribuan manusia. Tiba di tempat makan, dia memesan makanan sedangkan aku mencari meja dan duduk pojok kanan, sesekali memainkan gantungan kunci sembari memperhatikan kendaraan yang lalu lalang tanpa henti
Dia datang membawa struk makanan dan kita menunggu makanan siap diantarkan.

Tidak seperti biasanya kita berdua lebih banyak terdiam, hanya bertanya makanan apa yang dia pesan. Setelah selesai makan tidak ada banyak kata yang keluar dariku atau darinya, entah mungkin aku ada salah atau aku tidak tahu, karena sebelum berangkat aku tidak sengaja menginjak kaki sebelah kanannya. Kemudian aku mengantarnya pulang, dan sebelum aku pulang dia mengatakan sesuatu yang membuatku terdiam.

"Nanti kalau sudah sampai rumah jangan lupa kasih kabar ya" menutup gerbang sambil tersenyum kecil,

"Iya aku pasti ingat" jawabku seperti biasanya,

"Aku suka kamu!!" teriaknya setelah aku berjalan beberapa meter meninggalkan rumahnya, dan aku mendengar jelas apa teriakkannya.

Bersambung...

Ketika HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang