1

844 40 6
                                    

Dan derita ini berawal dari kegilaan orangtua-orangtua ajaib dari negeri sebelah sana.

₩-₩-₩-₩

Mobil berplat CQC itu melaju dengan perlahan ditengah padatnya arus lalu lintas.

"Mimpi apa gue..."
"Ya mimpi indah lah! Enak aja, yang ada gue yang mimpi buruk tau ga!"
"Ngga! Gue juga mimpi buruk! Cewek jadi-jadian ya lo!"
"Buset, bacot lo!!!!!"

Kevin membulatkan matanya. Gadis yang menurutnya jadi-jadian itu akan bertingkah apalagi, tangan gadis itu mulai menarik gaun pengantinnya keatas. Kevin kembali merem-melek, Demi Tuhan... dia mau sih yang kaya gitu, you know lah apa... tapi ngga di mobil juga- ngga ditonton sama Mas Ahsan juga.

"Belum pernah ngerasain tendangan maut gue ya lo... nih gue kasih!"
'BUG'

Pemuda yang ngakunya masih jejaka itu meringis. Tendangan itu tepat menyasar lututnya.

"Sialan lo ya! Emang di china ngga ada pelajaran sopan santun apa? Dasar kecoa china lo!"

"Elo yang mulai! Curut!"

"Emangnya lo ngga takut sama gue?" Kevin melebarkan posisi duduknya, mendekat kearah Qingchen yang masih sok berani, "Kita udah nikah chen..."

"Berani macem-macem gue bunuh lo!"

"Gapapa kalo dibunuh istri sendiri mah, asal kita ena-ena dul-"

'BRAKK'
Mobil berjenis van itu menghantam bumper mobil didepannya, begitu pula mobil-mobil dibelakang sana, saling beruntun menabrak mobil didepannya.

"Ya Tuhan... mobil gue!"
"Ah elah,mobil babon gini masih lo tangisin juga... gue juga paham, Mas Ahsan biasa nyetir mobil gue yang harganya mahal,"

Chen turun dari mobil vannya, menciumi bumper mobilnya yang sudah ringsek. Selain Tupperware dari nyokap, mobil juga sebagian dari hidupnya, air matanya menetes tak beraturan.

"Gue ngga terima!" Jeritnya sambil nangis kejer

"Sa aeee kali mba... noh liat mobil dibelakang, nih mba yang harus ganti rugi semuanya, 6mobil nih yang rusak" ujar seseorang yang muncul dari mobil yaris dibelakang.

'Apes gue!'
"Eh.. mba mau kemana? Oy! Jangan kabur!"

₩-₩-₩-₩

Jakarta panas alakadarnya. Kevin ngga harus jelasin gimana ribetnya sang istri di dalam peron stasiun Gambir. Satu tangannya megang Roti-O sama hp, satu lagi narik koper, belum ransel yang nangkring dipunggungnya. Itu berbanding terbalik dengan dia sendiri yang hanya membawa satu tas carrier berukuran sedang dipundaknya.

Heran,ini yang sebenernya mau mudik siapa sih?

"Vin.. bantuin gue dong-"
"Ogah!"
"Vin..."

Kevin yang kata temen sekelasnya dulu kebanyakan ngunyah ajinomoto malah melenggang pergi, meninggalkan chen yang harus menelan oskadon *coret* pil pahit atas penolakan suaminya.

Pengin rasanya pulang ke Nanjing, ketemu Siwei yang akan dengan senang hati akan membantunya.

'Segera masuk dari jalur 3, Kereta Api Bangunkarta tujuan akhir stasiun Banyuwangi, Bagi para penumpang Bangunkarta diharap berpindah menuju jalur 3'

"Vin..." Chen celingukan, " Lo dimanaaaa?"

₩-₩-₩-₩

Nasib si Chen ga terlalu buruk, seseorang berwajah tampan datang menghampirinya, bukan porter stasiun yang suka bawain koper. Ini cowok, ganteng, tinggi... jauh sama kevin yang tingginya macem kepala suku kurcaci, belum lagi warna kulit eksotisnya.

Absurd MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang