Matanya ia fokuskan pada sebuah apel yang masih menggantung diatas pohon. Tangannya mencengkeram sebuah busur, mengarahkan mata panahnya kearah apel tadi.Ia melepas anak panahnya, lantas dalam waktu sedetik, apel tadi sudah terjatuh menyentuh tanah dibawahnya. Lelaki itu tersenyum puas.
"Yi, kenapa berlatih sendiri? Kemana Paman Deokman?", tanya seorang pria paruh baya ketika mendapati puteranya sedang berlatih ditaman istana.
Yi menoleh, mendapati seseorang yang amat ia hormati datang ketempat latihannya.
"Ayah!"
Yi menaruh busurnya diatas tanah. "Paman Deokman sedang sakit, jadi kurasa sebaiknya aku berlatih sendiri," lelaki itu kini berjalan beriringan dengan sang Ayah, menelusuri jalanan taman istana.
Taman istana berupa sebuah lapangan luas yang ditumbuhi pepohonan dan rerumputan hijau. Sebuah pohon akasia besar tumbuh disatu sudut taman, daunnya yang rimbun membuat siapapun betah berteduh dibawahnya.
Letak taman istana berada dibagian belakang bangunan utama, bagian kanan dan kiri dipisah oleh kumpulan semak-semak dan pepohonan. Merupakan tempat khusus untuk kedua Pangeran berlatih. Pangeran Yihyeong disisi kiri, sementara Pangeran Jihyeong disisi kanan.
"Yi, ayah ingin bertanya sesuatu padamu. Ayah harap kau menjawabnya dengan jujur," Yi menyanggupinya dengan anggukan.
"Apa kau sanggup memimpin negeri ini kelak?"
Yi menghentikan langkahnya-yang mana membuat ayahnya melakukan hal serupa, ia menatap ayahnya dengan raut terkejut.
"Mengapa ayah bertanya demikian?"
"Karena kau adalah puteraku, kau akan menjadi raja negeri ini menggantikan ayah nantinya"
"Mengapa aku? Bukankah seharusnya Ji? Ji lebih tua dibanding aku."
'Lagipula Ji sepertinya lebih menginginkan posisi itu', pikirnya.
"Tapi ayah mempercayaimu, Kim Yihyeong. Ayah yakin rakyatpun berpikir demikian. Ayah percaya kau bisa melakukannya," Yang Mulia Raja menepuk bahu Yi. Sementara Yi masih terdiam ditempatnya semula, bahkan saat Raja berjalan meninggalkannya.
Yi sendiri tak pernah mengharapkan apapun dari statusnya sebagai putera raja. Ia sudah sangat bersyukur memiliki kedua orang tua yang menyayanginya dan Ji, saudara kembarnya yang ia sayangi.
Usianya kala itu sudah 16 tahun. Itu berarti, tak lama lagi sebelum penobatan putera mahkota. Yi tidak mengerti apa yang membuat ayahnya begitu yakin bahwa ia bisa menggantikannya kelak. Tak ada yang spesial dari dirinya.
Oh, kecuali dalam hal memanah.
Dan juga tak mungkin baginya jikalau Yang Mulia Raja memilih dirinya karena kemampuannya. Faktanya, Ji juga seorang yang sangat ahli dalam memainkan pedangnya. Malah menurut Yi, kakaknya itu jauh lebih siap daripada dirinya. Yah, walaupun Ji memang terkadang keras kepala dan tak mau menuruti perkataan ayahnya.
Sadar bahwa ia terdiam cukup lama disana, Yi melangkah menuju taman tempatnya latihan tadi untuk mengambil busurnya yang tertinggal disana.
Busur panah itu adalah benda kesayangan Yi, hadiah dari Yang Mulia Raja saat usianya menginjak satu dekade. Busur panah itu dibuat oleh seorang pengrajin terbaik seantero negeri, dibuat dengan bahan terbaik pula. Yi sendiri lebih menyukai panahan-meskipun ia juga bisa bermain pedang. Berbeda dengan Ji yang lebih suka bermain dengan pedang dan memacu kudanya.
Yi mengambil busurnya yang tergeletak, lantas ia langkahkan tungkainya menuju pohon akasia disudut taman. Ia sering kesana sekedar untuk beristirahat usai latihan bersama Paman Deokman atau hanya tidur siang.
Yi duduk bersandar pada batang pohon itu, maniknya menerawang jauh ke angkasa. Pikirannya terus berputar pada ucapan ayahnya beberapa saat yang lalu.
'Apa ayah sudah memberitahu Ji?'
Tentu saja, ayahnya tak akan tahu bahwa Ji sangat mengharapkan posisi itu. Yi tak dapat membayangkan bagaimana reaksi Ji ketika tahu bahwa posisi yang ia inginkan malah diberikan kepada saudaranya. Pastilah ia sedih, atau mungkin marah. Parahnya, mungkin saja Ji akan membencinya. Dan ia tak ingin itu terjadi.
::::
Saat itu, Ji dan Yi masih berusia 7 tahun. Ji sedang berada dikamarnya, ia menekuk wajahnya kesal. Barusan ia dimarahi Yang Mulia Raja karena ketahuan ikut perlombaan pacuan kuda diam-diam. Yi juga dihukum karena anak itu menonton Ji berlomba.
Ji melirik jendelanya yang terbuka, ia terkejut saat tiba-tiba Yi muncul dari sana dan melompat masuk kedalam.
"Yi? Bukannya kau juga sedang dihukum,ya?" Ji menatap saudaranya yang kini dengan santainya berguling-guling diatas kasurnya. Yi bangun dan duduk disisi ranjang, menatap Ji yang wajahnya tampak persis seperti dirinya.
"Ji, aku punya sahabat baru. Dia anak perempuan dari Tabib Ryu, tabib yang pernah menyembuhkanmu saat itu. Kau tahu? Dia bisa mengobati kaki kelinci yang luka," Yi mengucapkannya dengan menggebu, membuat Ji terheran.
"Jadi, bagaimana kau bisa keluar dari kamarmu padahal kita sama-sama sedang dihukum?"
Yi menunjukkan cengirannya, "Aku kabur lewat jendela. Aku bosan jika berdiam dikamar terus-menerus. Terkadang aku kesal, mengapa aku terlahir sebagai seorang pangeran?"
"Mengapa begitu? Bukannya menyenangkan menjadi seorang anak raja?", tanya Ji.
Yi menghela nafas, "Entahlah. Aku hanya bosan setiap hari terasa sama saja"
"Walaupun begitu, salah satu diantara kita akan menggantikan posisi ayah kelak", Ji memandang sebuah figura besar berisi lukisan yang menampilkan gambar Raja, Ratu, Yi dan dirinya.
Yi menggeleng menanggapi ucapan Ji, "Kalaupun salah satu dari kita berdua menggantikan ayah, itu pastilah kau,Ji. Kau yang akan menggantikan ayah nantinya."
"Benarkah? Tapi kenapa kau berpikir begitu?"
"Tentu saja, putera pertama yang akan mewarisi tahta. Bukan begitu?"
"Berarti aku akan menjadi Putera Mahkota? Jujur saja, aku memang ingin mendapat posisi itu, tapi aku khawatir kau juga menginginkannya. Lega rasanya saat mendengarmu berkata seperti itu."
"Menurutmu, apa aku akan menjadi raja yang keren?" Ji menatap Yi dengan berbinar.
"Tentu saja, Yang Mulia Putera Mahkota," lantas kedua anak itu tergelak bersamaan.
To be continued
Chap 1 akhirnya dipublikasi🎉🎉 Demi apa ini gajelas banget kaaaaan? 😂
Jangan lupa vote+comment nyaaa, dear.
Full of love
Ryujin4 🐯
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Reincarnated [🚨STOPPED]
Historical Fiction[On Going] Sebuah kisah tentang Reinkarnasi Takdir dua insan yang telah terikat Takdir untuk bereinkarnasi -Fated to Reincarnated- Sunday, 13 September 2017 Written by: Ryujin4 Cover by: Ariski #133 in Historical (23 September 2017)