PROLOG #1

3.9K 67 4
                                    


"JIMMY!!!" teriak seorang gadis kecil kepada anak laki-laki yang dengan sengaja mengambil sendok pasirnya.


"Ayo ambil kalau bisa!" seorang anak laki-laki yang dipanggil Jimmy itu berlari menjauh dan mengolok-oloknya.


"Bunda!! Jimmy mengambil mainanku!" gadis kecil itu mulai menangis.


"Dasar tukang ngadu!!" teriak Jimmy dari jauh.


"Kembalikan sendok pasir milik Mia!!" seru anak laki-laki yang sekarang berdiri di depan gadis kecil yang bernama Mia.


"Bimbim!!" tangisan Mia semakin keras Bimbim membelanya.


"Aku akan merebut sendokmu lagi. Jadi jangan menangis," kata Bimbim dengan yakin.


Mia mengangguk mengerti, meskipun anggukannya tidak terlihat oleh Bimbim.


"Coba ambil kalau bisa!"


Bimbim dan Jimmy mulai saling mengejar memperebutkan sendok pasir. Yah, mereka bertiga hidup tanpa tau siapa kedua orang tuanya. Mereka hidup di panti asuhan sejak kecil dengan dirawat oleh seorang pengasuh yang biasa mereka panggil dengan sebutan bunda.


Kasih sayang yang terbagi, perhatian yang tidak sepenuhnya, kecemburuan saat salah satu diadopsi dan pergi meninggalkan mereka pastinya ada. Saat itulah yang tidak terduga bagi Mia.


"Bima!!" seorang wanita paruh baya memanggil Bima atau Bimbim yang terlihat masih berlarian.


"Kemarilah, Bima!" panggil Bunda sekali lagi.


"Jimmy mengambil sendok milik Mia, Bun!" teriak Bima yang masih belum mau berhenti.


Mengerti apa yang diinginkan oleh Bima, akhirnya Bunda turun tangan. "Jimmy, kembalikan mainan Mia atau Bunda akan memberikan mainanmu pada Mia!"


Mendengar perkataan Bunda, langkah Jimmy berhenti. Ia langsung melemparkan sendok pasir kesegala arah dan berlalu pergi. Bima berlari mengambilnya dan menyerahkan kepada Mia.


"Dia anak yang baik," ternyata sejak tadi sepasang laki-laki dan wanita paruh baya memperhatikan tingkah laku mereka.


"Bima memang anak yang baik. Dia selalu membantu teman-temannya yang kesusahan. Ibu pasti akan senang jika mengadopsinya," jelas Bunda yang ternyata sedang mengantar orang tua angkat.


Sejak saat itulah dan untuk terkahir kalinya Mia bertemu dengan Bima. Seseorang yang menjadi kakak sekaligus teman baginya sudah pergi. Bima bahkan tega meninggalkan Mia kecil sendiri di panti asuhan ini. Padahal mereka pernah berjanji.


"Kalau Bimbim pergi, Mia ikut!"


"Kalau Mia pergi, Bimbim akan ikut!"


"Jadi jangan tinggalkan Mia, ya!" Mia menautkan jemarinya dengan Bima sebagai tanda perjanjian kecil mereka.


Ternyata itu semua sudah musnah sekarang.


----------------------------

----------------------------

Selamat malam gengs!!! 


Yaps kembali lagi dengan new story hehehe...

Ada yang sempat singgah di komentar dari @fharadillaulfa yang membuat saya berpikiran mau melanjutkan ini lagi. Terima kasih sudah memberikan vote dan komentarnya. 

Yang lain juga terima kasih sudah di vote, comment dan dimasukkan ke reading list. Love you guys...semoga tidak menyesal membaca karya-karya pemula sepertiku yang suka moodie dan ilangan....


Kali ini ada dua prolog yang akan saya upload. Untuk sekarang ini yang pertama ^^



My Husband Is A DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang