Yoyo pencet bintang, untuk menghargai dan tinggalkan jejak
Beautiful~
Dalam kegelapan diriku pernah bertanya.
Apakah aku layak untuk hidup?***
Jinhyo's pov
"WOI, JADWAL KALIAN BERDUA BELANJA MALAH SANTAI SANTAI DI SINI!"
Suara mengelegar khas tiap hari senin siang gue dengar, siapa lagi kalau bukan si Jisung. Penerus ibu ehh pak kost selanjutnya. Tagihan tagihan tak pernah luput dari pikirannya, note book warna peach menemani tangannya setiap hari.
"Iya iya, bentar- (bukh) " jawab gue hampir serentak dengan si kampret jahil Pala kacang a.k.a Jinyoung. Yang ada kalimat kita berdua terpotong akibat lemparan ultrasonik dari yang mulia Jisung. Mau gak mau, gua harus angkat diri yang sudah terlanjur nyaman dengan sofa depan Tv.
Dengan malasnya gua langkahkan kaki arahnya, menadah tangan seraya bermaksud meminta uang ke pada yang mulia. Dia kasih gua beberapa lembar uang dan gua rasa di belakanv kalau gua diikuti. Terdengar dari suara gesekan kaki yang malas, itu pasti Jinyoung.
"Lo napadah? Muka masam banget?" Tanya Jinyoung ke gua, sebari dia membuka pintu depan.
"Lagi pengen males malesan dan gak mau ngapa ngapain, terus karena itu juga gua gak mau ngapa ngapain dan lagi males" jawab gua seadanya
"Ngomong apasih kurcaci?" liriknya ke gua.
Kita berada diperjalan ke arah supermarket terdekat dari kos. Kenawhy gua cemberut mulu? Muka masam kayak belum mandi padahal gua pagi pagi mandi ey.
Gua dapat berita kalau Minhyun punya pacar lagi, entah pacar keberapanya. Mereka jalan udah satu tahun lebih, dan Minhyun juga kadang bawa dia ke kost. Yahh jangan negthink yah, cuma mau jenguk adek kampretnya alias Jinyoung dan Minhyun bawa dia.
Nggak menutup kemungkinan mereka lakukan skinship, dan parah gua selalu ada di sana. Banyangkan aja kalau cinta kalian bertepuk sebelah tangan selama dua belas tahun? Sanggup emang? Gua aja udah mau berhenti tapi, setiap gua udah mau berhenti pasti Minhyun putuss lagi sama pacarnya.
Taikan:)
"Padahal gua mau kasi tau elu berita bagus, mungkin" dia senggol gua, ampir aja kesandu gegara dia, wastaga betapa ringan dan lemahnya makhluk ini. Gua langsung beri tatapan sinis ke dia, membuat muka masam gua tambah masam.
"Minhyun putus lagi"
Tyuhhkan gua juga bilang apa:)
"Beneran?" Tanya gua dengan mata berbinar binar
Bagaimanapun, setiap gua dapat berita itu diri gua selalu merespon kalau ada kesempatan. Kadang gua benci dengan diri gua, yang sebenarnya udah tau apa yang akan terjadi lagi.
"Gua tanya dia kemarin, katanya si 'anu' langsung marah marah gak jelas, padahal Minhyun udah buat sebisanya. Semua larangan dia, Minhyun patuhi dengan senang hati. Yang terjadi dia dihianati sekali lagi" Jinyoung masukin tangannya ke dalam saku hoodienya.
Kadang gua bingung ama Minhyun, kenapa dia tidak mencintai orang yang benar benar cinta padanya? Seperti gua ngehe. Dari pada merasakan hal yang sama lagi, ini mah jatuh dilubang yang sama beribu kali:).
"Kalau gitu, bantu gua yahh Young" gua gandeng lengan Jinyoung yang buat dia jijik liat gua:).
Gua berhentiin menghayal dan fokus jalan, udah dekat dengan supermarketnya cuy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful {BaeJinyoung}
FanfictionGak ada gunanya lo memperjuangin gua kalau akhirnya gua bakal hilang selamanya "sesuatu yang menggambarkan bunga dandelion" Ps : terinspirasi oleh komik Ff Gaje (kadang:v) oleh Author Yang gaje jugaa