Chapter 1

47 5 6
                                    


Siang itu, Hari Kamis, hari terakhir Ujian Nasional SMA baru saja berakhir. Semua siswa keluar lab komputer tanpa ragu dan berlari kelapangan, termasuk Adrianne, Dianna, dan Alesha. Disusul dengan anak – anak dari kelas lain mereka saling berpelukan dan memberi selamat karena telah unoficially graduate. Adrianne cewe berambut pendek khasnya mulai menjauh dari keramaian dan melihat kearah pinggir lapangan dimana dia telah ditunggu oleh kedua temannya, Dianna dan Alesha.

Dianna, seorang perempuan pendiam yang paling cerewet ketika mereka berkumpul. Perempuan yang terlihat sangat pintar berimbang dengan kacamata yang dipakainya. Kalau Dianna seorang pendiam, Alesha adalah kebalikannya. Alesha, perempuan pintar nge-dance tapi selalu hilang pikiran kalau bertemu dengan crushnya dari zaman SMP, Faraz.

“Eh Dri jangan nyengir aja lo! Ayok foto! Abis itu ke BP ya ngadem!,” Alesha mengeluh sambil membenarkan tas selempangnya itu. 

“Elah lo, ngadem dikelas juga bisa kali Le!,” Kata Adrianne sambil berjalan menghampiri mereka.

“Good luck ya gengs buat kita, semoga lulus,” Kata Dianna sambil menghela napasnya.

“Hahaha suka lucu lo Di, ya pasti lulus lah, kali deh sekolah gamau lulusin kita,” Kata Adrianne  dengan arogan.

“Lulusin kita sih iya, kalo lo sih gatau deh Dri hahahaha, yuk deh kita foto.” Kata Alesha yang mulai mengoperasikan kamera kesayangannya itu.

“By the way, jadi ikut gue ke Puncak gak?.” Adrianne memang seorang pecinta alam, dia sudah mengajak kedua temannya itu dari sejak lama untuk berlibur bersamanya.

“Boleh sih Dri! Tapi.... Gak naik gunung kan?,” Tanya Alesha ragu.

“Enggak tenang aja Cuma nginep – nginep di Villa kok, paling jalan ke Curug Nangka yang deket situ.”

“Ah gue sih mau banget Dri! Semoga gue boleh!,” Saut Dianna penuh harapan.

“gue berharap sih minggu ini kita beragkat,” kata Adrianne.

“ntar gue kabarin deh ya Dri!,” kata Dianna antusias.

Alesha hanya diam saja dan melihat ke handphone-nya yang kecil itu. Tanpa disadari kedua temannya sudah dari tadi memperhatikan Alesha yang terus-terusan menghela napasnya.
“Kenapa Le?,” Tanya Dianna khawatir.

“Duh paling si babang Faraz itu...”kata Adrianne sambil menyenggol temannya itu.

“Gila ya si Faraz. Dia tuh dari tadi malem bukannya belajar malah curhat ke gue tentang cewenya. Tuh cowo emang ya gangerti kali ya gue dari zaman bahela suka sama dia,” curhat kesal Alesha.

“Ya Le gimana ya cowo tuh kalo ga Gay ya brengsek,” Adrianne tersenyum kepada temannya itu.

“Yaudahla Le... banyak yang mau sama lo, lo pinter, baik yaa walaupun suka aneh sih,” Dianna menepuk halus pundak temannya itu.

“gue ngerti banget sih di friendzone-in itu gaenak, makanya kapan – kapan friend-zone-in duluan ya,” ledek Adrianne sambil berlali menjauhi temannya yang sudah siap – siap melemparkan sepatu putih khas SMA –nya itu.

“By the way, kita kerumah Adrianne aja kali ya, BP bayar kalo makan.” Dianna mengangkat alisnya.

“ide bagus sih Di, ayodeh kerumah Adri,” Jawab Alesha yang langsung menarik temannya itu.

“loh Le, tapi kan kita naik apa?,” tanya Dianna bingung.

“Le! Kunci mobil gue!!,” teriak Adrianne sambil berlari mengejar Alesha dan Dianna yang juga berlari ke tempat parkir mobil Adrianne.

“Gila emang masakan nenek lo, Dri,” kata Alesha sambil mengunyah.

“Banyak juga pesenan catering nenek lo Dri,”tambah Dianna sambil mengambil sayur.

“Emang deh nenek gue bukan main. Btw, makan di kamar gue ajalah,” Adrianne berjalan menuju kamarnya yang terletak di depan. Kamarnya penuh dihiasi dengan lampu tumblr dan meja belajar minimalist di pojok kamarnya.

“Eh hape lo geter tuh Dri,” tunjuk Alesha kearah handphone yang tergeletak di lantai. Seketika Adrianne mengambil handphone-nya, Adrianne pun seketika tersenyum. Dianna dan Alesha saling memberi tatapan.

“Ehm, Adrianne Marwan,”
Adrianne langsung menengok ke arah kedua temannya yang sedang memberikan tatapan penasaran dengan alis terangkat. “eeh....kenapa ya gengs?.”

“itu siapa hayooo,” Dianna langsung merebut handphone yang ditangan Adrianne itu.

“James Daud? Ini siapa? Dan kenapa lo ngomong pake bahasa inggris sama dia?,” Kata Diana sambil membaca chat temannya itu.

“Gatau tuh gue kenalan sama stranger  sehari sebelum UN hari pertama  , abis gue gabut trus kalian sok – sok an belajar jadi yaa gue chat sama orang aja,”kata Adrianne sambil menggaruk kepalanya gugup.

“hahah dasar jomblo! Dari mana tuh asalnya?,” Alesha tertawa terbahak – bahak.

“Ye! Dariada lo jones ampe lumutan! Dari Qatar tuh dia tapi ibunya orang Indonesia jadi campuran,”kata Adrianne santai sambil melahap makanannya.

Alesha tertawa lagi, “Hahhahaha raja minyak dong!”.

“Iya! Kaya dong dia!,” Tanya Dianna penasaran. “Kayaknya sih gitu.....Btw Le, Faraz gimana? Udah jawab? Mending lo bilang sejujurnya ke dia.”

“Duh cowo kayak gitu gausah diarepin deh Le! Kerjaannya mainin lo doang,”Kata Adrianne dengan enteng.

Alesha hanya menghela napasnya, “Dri gue udah nyoba ngejauhin dia Dri tapi emang susah, dia tuh kayak Damian-nya elo, Lo kalo Damian balik lo pasti chat lagi kan sama dia...”

“At least gue ga ngarep sama Damian, gue sama dia emang gaada masa depannya Le!,” Kata Adrianne kesal.

“Udah ah, lo berdua ngomel aja kerjaannya, makan dulu deh makan,”Dianna menepuk halus pundak kedua temannya itu.

“kadang gue suka menyalahakan keadaan, pertemuan gue sama dia adalah hal yang paling menyedihkan selama gue hidup” jawab alesha dengan sendu.

Diana mendengar hal itu dan merasa iba terhadap temannya “Denger ya Le, gue tau lo sayang banget sama dia, at least dia juga udah tau. Walaupun rada bullshit, yapenting dia bahagia lo juga harus bahagia kan?”

Lesha tersenyum mendengar pekataan Diana, ya memang harusnya Lesha gak boleh egois dengan perasaannya, toh setidaknya Lesha masih berteman dekat dengan Faraz tanpa ada rasa canggung.

“hihihi thanks to you Di, ah senangnya punya kalian berdua” jawab Lesha sambil memeluk Diana dan Adrianne

“GAK USAH MELUK-MELUK GUE LELE!” jawab Adrianne sambil menyingkirkan tangan Lesha. Adrianne memang tipikal orang yang tidak suka bermenye-menye apalagi seperti berpelukan, bagi dia itu terlalu menjijikan.

“alaah lo kalo dipeluk cowo juga demen!” jawab Lesha mengejek

“Diem lu LELE GORENG!” jawab Adrianne sambil melempar centong nasi ke kepalanya Alesha

“SAKIT BODOH!!” 
Dan Diana kembali lagi menghela nafas melihat kelakuan temannya yang tidak ada yang benar satupun.

--------_

Hey peeps update berikutnya tanggal 22 juli jangan lupa yaa!!

Sial?Where stories live. Discover now