Hai peeepss ada kejutan haha karena kita gabut luar biasa jadi kita mau nge publish langsung chapter 2 ini enjoy yaa! jangan lupa comment and vote!!!-----------------
Adrianne, Alesha, dan Dianna berlibur ke villa Adrianne di daerah Jawa Barat. Malam itu waktu mereka beristirahat karena telah menempuh waktu perjalanan yang lama ditambah mereka hiking untuk mencari spot curug rahasia kata Adrianne.
"Gila Dri, ini mah lo nyiksa kita, pegel - pegel banget ini badan gue,"kata Alesha sambil menempelkan koyo ke tubuhnya dan seketika membuka laptopnya untuk menonton drama korea kesukaannya.
Adrianne hanya tertawa dan mengeluarkan botol balsem kesayanganya, "tuh pake!, udah paling enak pake itu."
"drrt drrt.. drrt drrt.."
"drrt drrt.."
"drrt.."
"Itu hp siapa sih bawel banget dari tadi elaaah?!" Tanya Alesha kesal karena merasa terganggu. Alesha memang bisa berubah jadi babi hutan kalau acara nonton drama korea kesayangannya diganggu.
"Hp gue Le! Cuma geter doang" jawab Dianna, "Dri tolong dong ambilin hp gue, mager turun nih udah pewe"
Dianna memang pemalas, padahal jarak dari kasur ke lantai tidak seberapa. Setelah 5 menit berkutik dengan hp nya, kerutan di kening Dianna menghilang dan wajah seriusnya pun berubah menjadi wajah yang panik.
"Kenapa sih Di?" Tanya Adri apatis..
"ANJIR GUE LUPAAAA... GIMANA DONGGG!"panik Dianna yang sekarang berjalan bolak - balik didepan temannya.
"Lupa kenapa sih elah berisik!" Alesha semakin terganggu dan sudah tidak mood melanjutkan acara movie marathonnya.
"Astaga! Gue lupa banget! Nanti malem kan gue mau reunian sama geng smp gue!"teriak Dianna sambil mengusap - usap mukanya.
"Ya terus kenapa? Mana bisa lo dateng kita lagi di villa tengah hutan gini," Kata Adri dengan entengnya sambil mengunyah snack kesukaannya.
"KAN ADA DIA! DUH MANA MUNGKIN GUE GAK IKUT! Gila kali gue udah kangen banget, udah hampir setahun gue ga liat dia. Gue harus apa woi, gue ga bawa baju bagus. Dri! pinjem baju tas dan uang doongg plis boleh ya?! 'Iya boleh kok DI'. Makasih Adri.' Iya sama-sama'. " Seorang Dianna memang hobi heri (heboh sendiri) kalau menyangkut doinya dan tanya jawab sendiri seperti orang bodoh.
Adri dan Alesha hanya bisa menggelengkan kepalanya, mereka tidak menyangka orang yang mereka kira pendiam, pintar, dan berperilaku manis sebenarnya seorang yang mudah panik dan melakukan sesuatu tanpa berfikir. Memang Dianna Vanessa telah mengancurkan ekspektasi itu.
---Malam itu, disalah satu Café yang ada di kawasan Bintaro, Dianna masih mencari - cari segerombolan temannya. Dia telah menghabiskan waktu paling tidak 10 menit hanya untuk menjadi sapi betina ompong yang celingak celinguk nyari suaminya. Dianna malam itu berpenampilan cantik dengan blouse sabrina hitamnya dan Ia memutuskan untuk melepas kacamatanya dan menggantikannya dengan soft - lense.
Duh ini temen-temen gue ma-"aduh Yan kenapa lo goblok banget sih orang jelas - jelas disana!," bisik Dianna kepada dirinya sendiri. Dianna sebenarnya lebih suka dipaggil Yan dan hanya satu orang itu yang Ia perbolehkan untuk memanggilnya Yan.
Bahu Dianna pun tiba-tiba di dorong oleh orang itu, orang yang selalu mengisi hati dan kepala Dianna selama 6 tahun. Orang itu adalah Gheraldi Pratama. Didi. Panggilan khusus dari Dianna.
Deg deg. Deg deg.
"Tuut tuttt.."
Didi menarik rambut Dianna dari belakang. Rambut yang telah membuat Dianna duduk manis di depan laptop kesayangannya itu selama 2 jam karena melihat tutorial rambut di YOUTUBE. Seketika Dianna berbalik adan dan melihat dia. Gheraldi dengan senyum manisnya menatap Dianna. Dianna hanya bisa terdiam dan larut didalam tatapannya."Ih udah kek, malu tau! Kayak anak kecil aja sih!" Dianna sadar dan langsung membentak Didi. Didi masih saja tersenyum.
Dengan santainya Didi mengusap kepala Dianna,"Lah gausah sok-sok malu lu! Orang udah sampe ini. Doyan aja juga lu gua pegang-pegang."
Dianna hanya memberi tatapan kesal kepada Gheraldi. Dengan senyum manisnya, Gheraldi menarik kursi disebelahnya,"silahkan duduk my future wifey."
Dianna hanya bisa menatap sinis Gheraldi yang tetap saja tersenyum kepadanya.
Teman-teman geng SMP Dianna sudah tidak heran melihat tingkah laku mereka berdua. Mereka hanya bisa tersenyum melihat Dianna dan Gheraldi. Sejak SMP, mereka terus bertengkar layaknya Tom & Jerry.
Mereka juga tahu kalau Dianna selama ini suka, semua orang juga bisa lihat selain Gheraldi.
Sambil duduk Dianna berusaha menstabilkan detak jantungnya dan berusaha untuk tidak tremor saat memegang menu. Dianna berusaha memikirkan rumus - rumus yang dia hafalkan untuk UN kemarin sampai Ia tenang."Yan kenapa sih kok muka lo merah gitu? Kebelet boker? Mau gue anterin?" ya, Dianna lupa kalau dia kadang blushing, dan di kulitnya yang sawo matang itu blushing bukanlah hal yang indah.
"Ih jorok bangetsih lo orang-orang lagi makan jugak!" Seketika Dianna memukul bahu Gheraldi yang dari tadi tanpa Ia sadari menempel dengan bahunya.
Tiba - tiba Gheraldi menatapnya dan memegang wajah Dianna yang kini semakin memerah."Yan kok muka lu kocak banget dah sekarang, pake softlens segala. Dasar! Ngarepin siapa sih lo....kan udah ada gue."
"Ih Didi nyebelin banget sih! tinggal puji gue bilang cantik apa susahnya sih!", mata dianna yang kecil namun tak sipit itu dipaksa melotot semaksimal mungkin dan malah mengundang tawa dari pangerannya, bukan kesal yang timbul dalam benak Dianna melainkan suka, sangat suka.
Ia makin kagum dengan orang di sampingnya itu. Dian suka tawa Didi.
"Udah deh kalian berdua.... pacaran aja sih!," kata salah satu teman SMP mereka.
Dengan angkuhnya Dianna menjawab, "gue? Sama Didi? Gaada yang lebih bagus?."
Didi tertawa kemudian merangkul Dianna, "Duh mbak, kalo gamau sama gue santai aja dong"
Di, lo emang ga pernah gagal ngebuat gue semakin jatuh hati sama lo. Dan lo ga pernah berhasil ngebuat gue benci sama lo. Cuma lo.
Dianna hanya bisa menghela napas yang telah Ia tahan dan memberikan senyuman kecil kepada Didi.
-------
Sekiann dulu peeeeppss!
Jangan lupa comment and vote!!

YOU ARE READING
Sial?
Teen FictionAdrianne, Alesha, dan Dianna Cerita tentang tiga orang anak yang baru saja lulus SMA di tengah kota Jakarta. Ketiganya memiliki karakter berbeda. Adrianne perempuan super duper cuek, tomboy, dan ambivert. Alesha, perempuan unik, cerewet dan totally...