"Bukan.. bukan! Haha.. Date? Yah.. semacam itu.. Aih.. Serius... Aku udah siap kok. Okok."
Tit.
Puk!
HPku baru saja terjun bebas ke kasur, dan akulah yang melemparnya dari kursi tempatku duduk sekarang.
Kesal? Iya. Senang? Iya juga.
Aku sudah siap dari atas sampai bawah dengan dress terbaik yang aku punya-setidaknya itu menurutku, kakakku, adikku, papa, mama, dan tukang kebun.
Buat apa aku kayak gini kalo dia menganggap acara jalan bareng ini cuma sekedar melepas penat selesai ujian!!!
Arghh.. Padahal.. Aku sudah mengganggap jalan bareng ini sesuatu yang lebih.
Hiks... Aku merebahkan tubuh ke kasur. Aku merasa tidak semangat sampai-sampai tubuhku juga tidak bertenaga.
Cheer up baby! Kalo sinyalnya belum sampai juga, berarti aku belum berusaha sekuat tenaga. Yosh! More signal more chance, right? Maybe...
---
My looks, my gestures, all my facial expressions
There's no use, nothing works
You have no tact at all
How much more can I express my feelings? - TWICE
---
Noan!!
Berkali-kali aku lupa bernafas setelah mengerjapkan mata melihat sosok yang berada dua meter di depanku.
Oh.My.God. Kenapa harus pake all black gitu Noan! Black baggy t-shirt, jeans hitam tight dan alas kaki hitam juga. Makin kelihatan bening aja nih cowok. Apalagi... kacamatanya dilepas o.o
-just help for outfit visualization-
(via pinterest.com/lindawati1116 <lihat outfitnya aja orangnya gak usah nanti mimisan.-.>)
Harusnya bukan aku yang kepincut kamu, tapi kamu kepincut aku hari ini!
"Mel!"
Eh. Tiba-tiba aku bervisualisasi sesuatu yang terasa nyata. Noan memanggilku sambil tersenyum. Matanya juga ikut tersenyum. It's just so... Aku sulit bernafas lagi. So blinding! Can I hope this is real?
"MELANIE!"
Senyuman itu menghilang. Dan, aku akhirnya bisa bernafas seperti biasa. Noan tersenyum seperti imajinasiku tadi? Mana mungkin. Aku terlalu sering berharap jadi sudah biasa berkhayal kayak tadi.