Sambungan TWICE - Signal
[!] Alur agak mirip dengan MV asli, tokoh berbeda~
Didengerin lagunya juga;)
"Detik-detik..
Mm..
Dua satu lima... Tiga Satu.. Ee.. De.."
Secarik kertas kecil ditatapinya berulang-ulang. Kemudian ditiliknya satu-satu nomor rak di hadapannya. Di baris rak paling ujung akhirnya dia menemukan angka yang dicari.
"Dua satu satu.. Dua satu tiga.."
Hup! Tangannya berhenti menelusuri buku di rak tersebut. Ia menyelipkan kepalan tangan keluar rak bersama dengan buku di genggaman.
"Err.. Halaman 50-52..
Eh?
Apaan nih?"
Amplop orange muncul di lembaran buku yang sedang diceknya. Bukan amplop biasa, ada emoji smile besar di tengah amplop itu.
Walaupun begitu, bukan itu yang jadi perhatiannya. Sebuah tulisan "Open Me!" di bagian atas amplop mengundangnya melihat isi di dalamnya.
"Tidak.. apa-apa kan? Mungkin ada yang lupa ninggalin disini.."
____________________________________
Next : 145 13 La
20
____________________________________
Hmm.. Deja vu deh... Kayak pernah lihat di film-film...
Ini kode gak sih? Harus mecahin yah?? Leh uga.. Hitung-hitung pura-pura jadi detektif... Hihi..
Setelah sedetik menahan godaan untuk tak usah penasaran dengan amplop yang ditemukannya, ia segera berjalan menuju lokasi sesuai petunjuk di dalamnya. Buku ditangan tak lagi menjadi satu-satunya tujuannya datang ke perpustakaan sekolah.
Hup!
Ia mengernyit.
"Lah.
Tidak ada apa-apa?"
Tiap lembar diceknya sekilas. Nihil. There's nothing!
Bukankah kode itu jelas-jelas nomor panggil buku di perpus sama halamannya? Terus kalo bukan nomor panggil buku, apa lagi dong?
Kernyitan di dagunya makin jelas saja.
Ah.. mungkin amplop itu cuma coretan kejenuhan seseorang yang lagi belajar di perpus.
Ia jelas-jelas masih tertantang untuk mencari maksud di balik amplop itu. Meskipun langkah kakinya membelok ke arah berbeda. Ups. Tidak lagi. Ia berbalik arah menuju tempat lokasi ke dua tadi.
Tak tahu apa yang menjadi tujuannya kali ini, ia terlihat menyuguhkan senyum ceria.
If not page, it also can mean other part of book!
Like chapter...
"Kalo bukan halaman, bisa jadi bab kan? Pinter juga kau nih... Mungkin, karna terlalu semangat belajar buat ujian? Hohoho..."
Bab 20 di buku tersebut memang panjang. Tapi, dengan mudah ia menemukan maksud dari petunjuk amplop itu. Sebuah kalimat telah di garis bawahi dengan pensil dan kertas kecil diklip di samping kanan atas. Ia jelas-jelas melewatkan kertas itu tadi. Bisa dimaklumkan, karna ukuran kertasnya hanya sebatas 5x2 cm dan berwarna selaras dengan kertas buku tersebut.