NENEK

18 0 0
                                    

Nadya sesenggukan. Air matanya mengalir semakin deras. Matanya mulai sembap. Ujung hidungnya memerah. Isaknya memilukan.

Dia tidak perduli kerudungnya mulai basah. Berkali-kali, Nadya menyusut air mata dan ingus dengan kerudungnya.

Dipeluknya erat tubuh wanita tua yang membujur kaku di atas ranjang. Nadya mengguncangnya pelan, namun tubuh tersebut tetap diam, dan dingin.

Dia mencium wajah keriput neneknya. Hatinya bagai ditusuk pisau. Dia kembali tergugu.

“Seharusnya, Aku datang kemarin.” Ucapnya lirih.

“NENEK, MAAFKAN AKU! ” Nadya berteriak parau.

Tubuhnya bergetar. Dadanya naik turun. Dia merasakan sesak. Tiba-tiba matanya berkunang-kunang, dan semua gelap.

Flash Fiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang