"Cieee... Yang kebelet nikah... Hahaha..." akhirnya tawa Fery meledak.
"Abang jangan di baca...!!!" Clarra membalikkan badan sambil menyembunyikan suratnya.
"Maaf dek... Tapi sudah terlanjur abang baca, hehe...". Fery nyengir kuda.
"iiih... Abang nyebelin. Abang sudah melakukan dua kesalahan. Pertama abang sudah membaca surat pribadiku dan ke dua abang masuk ke kamarku tanpa mengucapkan salam dan mengetuk pintu dulu, ke duanya itu tanpa izin dariku. Sebel... Sebel... Sebel..!!!" Clarra memukuli lengan Fery sambil manyun.
"Maaf dek... Maaf, abang khilaf. Tadi abang memang mau mengetuk pintu, tapi pintunya sudah terbuka lebar." Fery berusaha menghindari amukan adiknya.
"Aku sudah terlanjur kecewa sama abang, sana keluarrrr..." Clarra memalingkan wajah.
"Eittt... Jangan ngambek dong dek, katanya mau nikah? Kalau mau nikah itu tidak boleh kekanak-kanakan. Oh ya... Mau di apa kan surat itu? Memangnya kamu tahu, siapa calon suaminya?"
"Sebenarnya aku tidak tahu, siapa calon suamiku? Dan dimana keberadaannya?" jawab Clarra dalam hati.
"Dek... Abang kasih saran ya... Sebaiknya gulung surat itu lalu masukkan ke dalam botol kemudian lemparkan botol itu ke arus sungai. Siapa tahu orang yang menemukannya menjadi jodohmu." bisik Fery tepat di telinga Clarra.
"Aku tidak meminta saran dari abang. Ughtttt...." Clarra mengerahkan segenap tenaganya untuk mendorong Fery keluar dari kamarnya.
"Iya...iya abang mau keluar, semoga berhasil dek..." Fery memberi senyuman palsu.
###
"Kenapa abang masih bisa tersenyum?" tanya Clarra dalam hati.
Untuk mendapatkan jawaban, Clarra pun bertanya langsung ke abangnya yang sekarang sudah mulai serius membaca komik sambil tiduran di sofa.
"Bang..."
"Hmmm..." jawab Fery tanpa melirik.
"Kenapa wajah abang tidak terlihat sedih?" Clarra garuk-garuk kepala.
Dua hari yang lalu Fery harus mengakhiri hubungannya dengan Vina. Padahal perjalanan cinta mereka sudah cukup lama. Sejak mereka duduk di bangku SMA sampai menjadi Sarjana. Sayangnya ketika Fery melamar Vina, Orang tua Vina malah menolaknya dengan alasan putrinya itu harus menikah dengan pria yang mapan.
Sikap biasa dan seolah tidak terjadi apa-apa itulah yang membuat Clarra bertanya-tanya.
"Abang jawab dong..." Clarra memecahkan keheningan.
"Kenapa abang harus sedih? Kalau semuanya sudah terjadi, mau bagaimana lagi?" jawab Fery santai.
"Bukankah kak Vina adalah wanita yang sangat abang cintai? Apa abang bisa melupakan kak Vina begitu saja? Atau jangan-jangan abang sudah punya penggantinya?" Clarra semakin ingin tahu.
"Sudahlah... Jangan bahas masalah itu lagi, sekarang abang mau tidur siang". Fery menutupi wajahnya dengan komik.
"Abang emang nyebelin... ". Clarra akhirnya kembali ke kamarnya.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta dari Clarra
RomanceSurat cinta ini, Clarra tulis untuk calon suaminya. Meskipun dia tidak tahu siapa jodohnya.