Akhirnya gue sudah menentukan pilihan, untuk tetap jomblo. Bagi gue ini, adalah keputusan yang tepat. Karena masih banyak yang ingin gue raih, misalnya gue ingin menjadi penulis yang hebat. Lebih baik gue memusatkan perhatian gue untuk mengejar impian gue, dari pada harus terjerumus kedalam masalah percintaan yang mungkin membuat sengsara, seperti yang sudah gue ulas di bab – bab sebelumnya.
Lagian setelah di pikir – pikir jadi jomblo juga nggak sengsara – sengsara amat kok. Contohnya gue, setiap bulan bisa beli sepatu basket yang gue mau, gue bisa belanja apa aja yang gue mau, selagi duit gue ada. Coba si jono temen SMP gue yang ceweknya matre, manah bisa dia belanja apa yang dia suka. Duitnya abis cuman buat belanjain ceweknya yang cantik bak model Victoria cepirit.
Juga saat jomblo gue bebas kemana aja bergaul sama siapa aja. Coba kalo jadi dino temen SMA gue yang ceweknya tukang ngatur dan cuman jadi in Dino babu, manah bisa si Dino jalan kemana aja dan bergaul sama siapa aja. Bisa – bisa di di caci maki sama ceweknya yang menjijikan itu.
Jomblo juga membuat kita akan mengharagai diri kita, mengetahui apa yang menjadi kekurangan kita dan akan memperbaikinya. Sehingga menjadi orang yang lebih baik.
SO?? Buat apa takut Jomblo ?? lebih baik jomblo kan dari pada punyahubungan yang gak sehat dan malah memperunyam hidup kita. Jadi buat kalian yangjomblo , bersyukur lah dan perbaikilah diri kalian dan tetap menunggu untukmendapatkan orang yang terbaik untuk singgah di hati kalian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melinjo (Mendingan Lanjutin Jomblo )
HumorSetelah menjomblo kurang lebih satu tahun lamanya, fajar kucoro mulai mengalami kehampaan di dalam hidupnya. dia mulai merindukan cinta hadir dalam hidupnya. Namun di satu sisi, rasa trauma, karena di campakan begitu saja oleh mantanya yang sering...