SIOMAY JENTIK NYAMUK
*****Setelah dua orang kakak Pembina MOS sudah menyelesaikan urusannya dikelas ini, mereka keluar setelah sebelumnya memberikan instruksi supaya kami berkenalan satu sama lain sambil menunggu jam istirahat.
Aku langsung merapikan isi tas kantong kresek yang ku bawa dan mengapitnya dipelukan. Ananda yang duduk di kursi sebelah segera ku pinta bergeser.
”Geser sedikit, tolong. Gue mau lewat.”
“Eh? Lo mau kemana Diana? Kok tas nya dibawa?”
“Mau pindah tempat duduk. Gue gamau duduk sama lo.”
“Dih, kok gitu? Emangnya kenapa deh?”
“Habisnya lo jahat! Orang nama gue nggak disebut, kok lo malah nyuruh gue nyahut? Niat banget kan lo ngejahatin gue?”
“Ya ampun! Hahahahaha… sori deh sori… lagian lo khusyuk banget sih nulis biodata di diari gue sambil senyam-senyum gitu, nggak perhatiin omongan Pembina MOS di depan kelas. Yaudah jiwa jahil gue akhirnya bangkit deh. Sori ya, hehehehe… gara-gara gue, lo malah jadi kena kerjaan. Gini aja deh, sebagai permintaan maaf, gue traktir lo minum jus di kantin. Gimana?”
“Lah enak amat? Mau nyoba sogok gue pake jus? Sori ya, uang jajan gue sanggup buat traktir jus temen sekelas tiap hari!”
“Yaudah gue traktir bakso deh, gimana?”
“Nggak sudi gue disogok bakso! Emang gue apaan?”
“Kalo disogok pake jus sama bakso gimana?”
“Jus mangga sama bakso tenis! Wajib empat porsi!”
“Yailah harga diri lo murah amat? Yaudah deal!”
“Sialan! Hahahahahaha.”
Setelah tawar-menawar harga diri itu disepakati, aku kembali duduk di kursi dan lanjut bercakap dengan Ananda. Mencoba mengakrabkan diri dengan gadis aneh ini, yang baru ku kenal setengah jam dan sudah memberiku satu masalah di sekolah.
***
”Mang, bakso tenisnya dua porsi ya! Punya saya sambelnya banyakin! Nih uangnya! Diana, Lo tunggu sini nanti tolong bawain baksonya ke meja kosong yang disana. Gue mau beli jus dulu. Lo tadi minta jus mangga kan? Sebentar ya.”
Bel tanda istirahat pelajaran sudah berbunyi. Ananda langsung menyeretku ke kantin. Di depan gerobak bakso yang dijanjikannya, Ananda segera membayar bakso dan langsung berjalan kearah pedagang jus yang ada di ujung koridor kantin. Aku menunggu pesanan dan begitu siap, langsung membawanya ke meja yang tadi ditunjuk Ananda, sebuah meja makan kecil dengan empat kursi duduk.
Begitu menaruh mangkuk bakso disana, seorang cewek yang mejabat sebagai sekretaris di kelasku ini mendekat ke meja yang ku duduki. Dia datang bersama seorang temannya yang juga perempuan tapi dari kelas lain. Mereka masing-masing membawa sepiring Siomay di tangannya.
”Eh, lo Diana Maharani yang tadi diangkat jadi keamanan kelas, kan? Boleh gabung disini nggak?”
“Iya, boleh kok. Jadi pas empat orang. Kursi yang ini pesenan temen gue, orangnya lagi beli minum.”
“Oiya kenalin, nama gue Melisa. Ini temen gue dari SMP dan kebetulan satu sekolah lagi disini. Namanya Alin.”
Kami saling memperkenalkan diri masing-masing. Setelah itu, Melisa dan Alin duduk berseberangan dan memulai suapan Siomay pertamanya. Tiba-tiba Melisa nyeletuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY OF THE DRAMA QUEEN
Teen Fictionkisah konyol nan absurd dari keseharian cewek SMA yg cantik tapi tomboy. entah saat sendiri atau bareng teman-temannya, selalu saja ada cerita yang bikin ketawa, minimal bikin senyum-senyum pembaca. satu demi satu momen kocak silih berganti, bahkan...