SATU

54 9 16
                                    

Ya tuhan thanks banget ya!!! Hari ini di jam pelajaran terakhir, rasanya jadi keberuntungan kelasku deh!!!, seru Ocha dalam hati.

Pelajaran terakhir adalah pelajaran fisika, sebenarnya hari ini ulangan. Tetapi, Bu Umi guru fisika tiba-tiba ada acara mendadak, sehingga membatalkan ulangan yang seharusnya terlaksana.

Asyik!!! Allhamdullillah, kebetulan banget semalem aku nggak belajar, gara-gara mas Didit nih!,  ucap syukur Ocha ketika Bu Umi mengumumkan bahwa hari ini tidak jadi ulangan fisika.

"Kalau begitu, buka buku paket kalian lalu kerjakan latihan soal 4, nanti ketua kelas taruh pekerjaan teman-temannya di meja saya ya." kata Bu Umi, diikuti gemerisik kegembiraan seisi kelas karena tidak jadi ulangan hari ini.

"Siiiaapp Bu. Bu, kalau kami selesai lebih awal apa boleh kami pulang lebih awal Bu? hehehe." tanya Tedjo sang ketua kelas X.-4 yang lebih pantas dianggap menawar daripada pertanyaan.

"Iya tidak apa-apa. Tapi, ingat! jangan ramai, awas jika saya mendapat laporan kelas kalian gaduh sehingga mengganggu kelas lain! Mengerti?" jawab Bu Umi tegas, diiringi dengan bisik-bisik siswa X.-4 yg merasa kelas mereka beruntung hari ini.

Disaat menjawab secara bersamaan si Ocha menjawab dengan suara melengking dengan kalimat yang lebih panjang dari teman-temannya.

"Mengerti Bu..."  jawab serempak siswa X.-4. "Bu Umi yang Cantik......" lanjut Ocha dengan suara melengkingnya tanpa sadar dan sambil tersenyum lebar, sontak semua mata tertuju ke arah murid terusil dan teraneh di SMA ini.
Ocha yang belum menyadari apa yang baru saja terucap dari bibir mungilnya,  masih tersenyum lebar saking senangnya. Tidak lama kemudian ia sadar lalu segera menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Bu Umi hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.

Sayangnya, meskipun kelas Ocha pulang lebih awal sebelum bel pulang. Tapi, rupanya jemputannya belum datang juga. Padahal tadi Ocha berencana, ketika sesampainya di rumah ia langsung tidur. Daripada nunggu jemputan sendirian, Ocha minta ditemani oleh sahabatnya yang bernama Zee.

"Zee, temenin gue dong!! Gue sendirian nih! Apa lo nggak kasihan sama gue, kalo gue nunggu sendirian!! Ntar kalo gue kenapa-kenapa gimana, hayo?!" , sambil memasang tampang memelas khas Ocha. Gue yakin, kalo gue sudah pasang tampang memelas, pasti Zee nggak bisa  berkutik. Lihat aja, gue hitung dari 1.2.3. Hitungnya.

"Iya iya, gue temenin deh! Nggak usah nangis gitu dong!", dengan nada menyindir.

"Yee. nggak usah nyindir, bisa nggak sih! Lagian siapa yang nangis.", kata Ocha sambil mendekap kedua tangannya di depan dada.

"Ya udah, nggak usah pake acara manyun segala dong! Kalo manyun terus gue tinggal nih!", sambil pura-pura bergegas pergi.

"Huuuuu. Kok gitu sih! Gue sendirian dong!"

"Ngambek ya Cha? Jangan ngambek dong! Iya dah, gue temenin kok!", sambil mendekat ke arah Ocha yang sedang cemberut.

"Hehehe.” cengir si Ocha.

"Ih, malah hehehe! ya udah, kita tunggu di mana nih?!"

"Di sini aja, sambil ngobrol."

Ocha dan Zee duduk berdampingan di depan gerbang sekolah. Mereka berdua bukannya ngobrol, tapi malah asyik dengan kesibukan sendiri-sendiri. Zee sedang asyik SMS-an dengan pacar barunya. Memang Zee itu playgirl, dia seneng banget ganti-ganti pacar. Padahal, Ocha sudah sering mengingatkan dia “jangan suka nyakitin cowok", tapi, apa daya nasihat Ocha tak pernah digubrisnya. Sebenarnya, Ocha sudah sebel memperingatkan Zee, tapi bagaimana pun Zee tetap sahabatnya. Dia memang sangat berbeda dengan Ocha yang melupakan satu cowok saja sulitnya minta ampun, tapi Zee malah suka ganti-ganti pacar. Hhmmm bagi Ocha sih, orang pacaran nggak ada untungnya, yang ada nanti malah bikin sakit hati. Jujur Ocha sama sekali belum pernah pacaran, tapi ia sudah pernah suka sama cowok. Ya, benar. BRIAN. Laki-laki yang selalu menarik ulur hati Ocha sejak ia kecil. Cinta monyetnya yang bertahan hingga kini ia remaja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mentari JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang