BRAK
Terdengar hentakan keras pintu yang menggema hingga seluruh ruangan tengah. Winwin, laki-laki tinggi yang cantik itu sedang mengeluarkan segala amarahnya kepada kedua orangtuanya.
Oh Sehun ayahnya dan Xi Luhan ibunya akan bercerai.
Bagaimana ia tak marah? Baru saja ia melihat berkas perceraian yang berserakan di meja rias ibundanya itu. Selama ini Winwin tidak pernah tau bahwa orangtuanya sedang merencanakan untuk bercerai. Padahal Winwin selalu melihat bahwa keluarganya baik - baik saja meskipun ada masalah yang menghantam mereka.
Winwin menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal dan mengigit bibir bawahnya.
"Now what? Do you guys feel all the guilt about the things that you two have done to me?"
Winwin menyengir kesal mendekatkan wajahnya untuk menantang kedua orangtuanya yang terus menerus diam tanpa kata setelah apa yang Winwin lakukan barusan.
Hening. Meskipun Winwin dan orangtuanya sudah lama berdiri canggung di ruang tengah, orangtua Winwin tetap bersikeras tidak ingin memberitahu penjelasan dibalik berkas - berkas perceraian itu. Winwin yang sudah jengkel menunggu akhirnya mendesah pelan mengerti dengan apa yang sedang dilakukan kedua orangtuanya ini. Daripada membuang energi dan waktu, Winwin pergi dengan dengusan kesal meninggalkan kedua orangtuanya di rumah yang sederhana itu.HAEchan🙊
d.win
Chan, aku nanti nginep ya di rumah kamu, siapin baju sama makanan.
kalo ga ada ga akan aku bantuin ngerjain pr lagi.HAEchan
Siap bos!
Kata aku juga apa, pasti ada yang ga beres :")
Nginep sampe kapan?d.win
Ah bawel.
Entah, siapin aja yang banyak.
Jangan bosen ya kalau aku netep di rumah kamu selamanya~HAEchan
Lol~
Ga akan bosen kalau sama Winwin~
Cepetan nanti aku masakin mie lokal.d.win
Ok aku jalan ya.
Aku beliin es krim juga deh.
(Read)Winwin yang sibuk mencari minimarket bertemu dengan sosok yang ia kenali. Tubuh tinggi ramping dengan rambut pirang ala artis korea. Itu Taeyong, kakak Haechan.
"Hey~ ngapain malem - malem berkeliaran? Pacaran diem - diem yaaaa?" Teriak Winwin.
Winwin yang tiba - tiba muncul tidak membuat Taeyong terkejut sama sekali. Bahkan ia hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan usil si anak troublemaker ini.
"Harusnya kakak yang nanya. Kamu malem - malem gini ngapain? Kalau kamu diculik gimana Winnie..." Ucap Taeyong sambil mengelus pelan rambut Winwin.
"Ah biasa pengen kabur dari rumah... hehe... kebetulan aku mau nginep, kakak sekarang ada urusan? kalau ga ada temenin aku beli eskrim sama ke rumah kakak."
Ah, dasar... bisa tidak sekali kamu tidak menggodaku... batin Taeyong.
"Yaudah cepet, udah malem nanti kamu kedinginan. Hipotermia kayak Gita Gutawa."
"Aha...aha...aha... garing kak. Udah ah langsung aja yu." Senyum Winwin sambil menarik lengan Taeyong menuju minimarket yang ada di sebrang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Departures
Fanfiction"Jika kebahagiaan adalah sebuah pilihan, mengapa aku masih merasakan kesedihan." Ucap Winwin murung. Setelah sekian lama memendung semua bagian dari perasaannya, Winwin tetap tak ingin membuka hatinya kepada pria yang menatap manik Winwin yang sayu...