[2] And I Fell for You like Raindrops

354 41 22
                                    

Srek...

Terdengar suara tirai yang ditarik oleh Taeyong. Membuat sinar matahari yang terik memasuki ruangan kecil yang Winwin tinggali.

"Hoaaaaaem... Eh udah pagi?" Ucap Winwin sambil menggosok gosok matanya.

"Pagi darimana... udah siang tau. Cepet bangun, udah kakak siapin sarapan."

Winwin hanya diam menatap kosong. Ia masih setengah sadar, tak lama kemudian ia kembali tidur dan menarik selimut hingga menutupi kepalanya.

"BANGUN-"

"E e e e tdah, sakit tau"

Winwin yang baru saja ditarik bangun ke lantai memandang Taeyong dengan tatapan puppy eyes dan mempout bibirnya karena kesal sudah dibangunkan.

Kalau gini terus aku karungin ini anak saking lucunya. batin Taeyong.

Taeyong hanya memasang muka datarnya. Ia segera membereskan tempat tidur yang berantakan, sedangkan Winwin membasuh mukanya dan menggosok giginya.

Winwin yang turun dari kamarnya melihat meja makan yang dipenuhi dengan menu sarapan yang sangat ia sukai. Mata Winwin berbinar segera berlari menyantap makanan yang ada di meja makan.

Taeyong yang sudah selesai membereskan kamar Winwin turun menemui Winwin yang sedang semangat menyantap sarapan yang ia sengaja buatkan untuknya.

"Kak, swi hwaechwan mwana?" Tanya Winwin sambil mengunyah waffle dan biskuitnya.

"Dia ada jadwal les. Oh iya, kalau kamu udah beres makannya tolong anterin ini buku Haechan ketinggalan lagi. Kakak ga bisa anterin, kakak ada kuliah."

Winwin mengangguk. Mulutnya yang menggembung seperti tupai yang mengumpulkan kacang di mulutnya membuat Taeyong yang sedang siap - siap untuk kuliah mengangkat ujung bibirnya. Suara dentingan piring yang bertemu dengan garpu dan butterknife mengisi kesunyian yang berada diantara mereka berdua.

"Kakak duluan ya, kuncinya ada di depan TV. Kalau mau pergi jangan lupa kunci pintu."

"Iyaaaaa~" Teriak Winwin yang melengking menjawab Taeyong.

Terdengar suara tutupan pintu menandakan Taeyong sudah pergi kuliah. Tak hanya itu, suara hujan yang mengetuk jendela rumah itupun terdengar. Winwin segera menghabiskan sarapannya dan mandi untuk mengantarkan uang Haechan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Winwin bergegas membenarkan bootsnya dan membuka payung keluar rumah, tak lupa mengunci pintu rumah juga.

Suara rintihan hujan yang mengetuk alas payungya terdengar jelas. Jalanan yang basah dan genangan air di trotoar. Winwin hampir sampai di tempat les dimana Haechan mendapatkan tambahan belajar karena nilainya yang selalu labil seperti emosinya. Begitu masuk,Winwin melihat beberapa orang menatapnya dan memalingkan pandangan mereka kembali. Winwin berjalan menuju meja utama dengan wanita setengah baya yang sibuk memasukkan suatu data.

"Permisi, aku ingin menitipkan ini untuk Haechan."

"Ah? baiklah. Taruh saja nanti akan diberikan."

Winwin mengangguk pelan dan membungkukkan tubuhnya lalu pergi. Saat membukakan pintu tempat itu, Winwin tidak sengaja mendorong pintu itu keras terhadap laki - laki yang akan masuk ke tempat itu.

"Ah-maafkan aku... aku tidak sengaja... aku tidak melihatmu barusan..."

Winwin memohon maaf dengan laki - laki yang sedang memijat dahinya yang sakit. Tak sempat bergerak, tangan laki - laki itu digenggam oleh Winwin. Lelaki itu membulatkan matanya dan diam dengan mulut ternganga.

DeparturesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang