Ketika fajar mulai menampakkan wujudnya, disaat itu aku terbangun meninggalkan segala mimpi indah yang sudah aku bangun tadi malam. Membasuh muka selalu ku lakukan agar jerawat dan segala bekas kerutan kesedihan yang masih terukir dapat sedikit memudar. Tidak lupa selalu mandi, agar aroma penyesalan tersamarkan semerbak sabun beraroma buah-buahan.
Siang dan terik, waktu yang tepat untuk menyantap segelas es kelapa muda, manis dan segar sama seperti janjimu dulu yang mengatakan kita akan selalu bersama. Tapi akhirnya apa? Sama seperti es kelapa muda ku, hanya manis yang ku telan hingga akhirnya hanya tersisa asam dan pahitnya potongan jeruk nipis.
Aduh! teriakku ketika sepasang kaki ku tersandung kerasnya masalalu. Di pinggir pantai Kuta aku bersenandung, berjalan menyusuri pasir hasil kikisan hati akibat ditinggalkan penghuninya begitu saja. Terlihat rona bahagia dari wajah anak-anak pantai yang menerbangkan layangan. HUH! mereka hanya saja belum tahu sakitnya ditarik ulur.
Matahari semakin mendekat dengan lautan, hampir sedekat kita dulu namun memang hanya dekat tanpa bersatu. Aku takut, melihat matahari yang kian menghilang, tenggelam dalam lautan luka yang telah kau goreskan. AKU TAK KUASA! Aku melanjutkan menggerakkan kakiku ke arah utara.
ARUM MANIS. pedagang arum manis yang langkahnya terhenti oleh pasangan yang ingin mencicipi dagangannya. Manis memang, apakah mereka tidak berpikir bahwa kenyataan tidaklah semanis arum manis kawan. Buktinya, kenyataan pahit yang kau beri masih tertempel dibagian pangkal lidahku hingga kini.
Sial, hujan berjatuhan dengan membabi buta, apakah rintik air ini berasal dari gumpalan awan atau dari gumpalan penyesalan yang tak kuasa dibendung lagi. Aku berlari pulang, berlari secepat kau melupakan aku, secepat kau menemukan penggantiku. Dingin! Iya dingin seperti sikapmu dulu. Sudah, aku lelah mengingatmu lagi. Aku ingin tidur, dan membangun mimpiku kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
cinta yang berakhir dalam perpisahan
Poesía#28 in poetry (26/08/2017) #27 in poetry (12/09/2017) #26 in poetry (16/09/2017) Cinta bukan hanya soal menyayangi, tapi juga mengikhlaskan. Karena pada dasarnya cinta adalah awal dari perpisahan yang sudah direncanakan, jika bukan karena maut berar...