Surprise!

118 15 0
                                    


"Ada.... aku."

"—Kyung, kau dimana? Kenapa banyak sekali tulisan yang berputar didepanku?"

"Kau menyebut-nyebut nama seseorang saat kau tidur tadi. Kau mimpi apa?"

&&&

Naeri meringkuk saat tubuhnya mulai merasa dingin. Ia tahu selimutnya pasti sudah bergeser entah kemana. Namun ia malas untuk sekedar bangun dan menarik selimutnya kembali. Beberapa hari ini, angin bertiup kencang dan membuat udara menjadi begitu dingin. Padahal Kyungsoo sudah mengingatkannya untuk tidak menyalakan AC, namun ia tetap saja mengeyel.

Naeri baru ingin kembali terlelap ketika sebuah tangan tiba-tiba terulur dan memeluknya dari belakang.

'Sejak kapan dia tidur di kamarku?'

Naeri segera berbalik dan ingin memarahi laki-laki itu.

"Ya—'

"Saengil chukkahae.." ucapnya. Gadis itu menjadi bungkam begitu Kyungsoo membuka mulutnya lebih dulu. Laki-laki itu masih memejamkan matanya, kemudian tersenyum.

Ucapan Kyungsoo berhasil membuat Naeri mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya. Ia memang begitu sibuk di kampus akhir-akhir ini. Dan ini pertama kalinya ia lupa pada hari ulang tahunnya sendiri.

Kyungsoo tahu-tahu bangkit dan menarik selimutnya, menutupi tubuh Naeri dan tubuhnya sendiri.

"Chaja! (Ayo tidur!) Ini masih malam."

Laki-laki itu lalu melingkarkan tangannya pada pinggang Naeri dan kembali tidur. Tidak peduli pada gadis yang kini masih menatapnya seolah ia baru saja mengucapkan kata-kata bodoh.

"Ya, kau tidak ingat besok kita harus berangkat ke kampus pagi-pagi? Tidurlah, tidak usah menatapku seperti itu, aku tahu kau ingin berterima kasih kan? Atau kau terpesona lagi dengan wajah tampanku?"

Sebelum Kyungsoo menyelesaikan kalimat panjangnya, gadis itu sudah menenggelamkan wajahnya ke dalam selimut dengan cepat, lalu dengan sengaja mengeluarkan suara-suara orang mengorok.

Kyungsoo menggertakkan giginya gemas. Gadis itu memang benar-benar menggemaskan dengan segala tingkah lakunya.

Dengan gerakan cepat, laki-laki itu menarik selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya bersama Naeri. Kyungsoo tahu ia tidak akan tahan.

'%$*#%&!!'

"Aaaaaa!!! YA!" teriak Naeri kesal. Ia lalu mendorong Kyungsoo dan segera membuka selimutnya.

"Omo! Ini berbekas!!" teriak Naeri panik. Ia segera mengusap-usap pipinya yang memerah bekas gigitan. Ia lalu menatap Kyungsoo dengan kesal sementara laki-laki di depannya hanya tersenyum nyengir sambil bersembunyi di balik bantal guling yang di pegangnya.

Merasa tidak tahan, Naeri merampas bantal guling dari tangan Kyungsoo dan memukuli laki-laki itu. "YA! Kau gila, eoh?! Bagaimana jika bekas ini tidak hilang besok pagiii?!!"

Kyungsoo membuat pertahanan dengan kedua tangannya sambil berseru minta ampun. "Aku pastikan itu akan hilang besok pagi! Aku janji! Ack! Ampun!"

"Dasar menyebalkaan!!" Naeri tak membiarkan laki-laki itu bernapas barang sebentar. Kyungsoo memang benar-benar menyebalkan. Dia selalu saja mengambil kesempatan untuk berbuat jahil kapanpun dan dimanapun.

"Ack! Ya—apa itu?!" Kyungsoo tiba-tiba menunjuk kearah belakang Naeri sambil berseru kaget.

Naeri menoleh cepat ke kanan dan ke kiri, panik. Suasana kamar yang memang gelap membuatnya segera berpikir negatif. "Apa? Ada apa?"

Kyungri's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang