Bag 9: Quite people have the loudest mind (Stephen Hawking)
Pagi itu, sekitar pukul 6, Sahla sudah mengenakan Kemeja putih berenda dibagian kerahnya, ditambah rok spandex berwarna krem. Ia sedang membuat sarapan seperti biasa, kali ini hanya mie goreng. Ricky dan Juan sudah ada disana bersamanya, beberapa menit setelah ia mandi dan ganti, dua laki-laki itu tampak kompak untuk bangun bebarengan seperti terdapat ikatan batin antara keduanya. Nah! memang naluri bapak dan anak itu terkadang tidak bisa dibohongi.Juan berdiri didapur juga saat itu, ikut mondar-mandir untuk membuat minumannya sendiri. Sedang Ricky hanya menonton dua sejoli itu dengan senyuman yang kadang berarti gemas. "Juan, kembalikan gulanya, nanti bisa semutan," kata Sahla suatu kali, Juan yang sedang mengaduk susunya tidak jauh dari Sahla hanya bergumam, menutup tempat gulanya seperti anak kecil yang mendapat perintah. Sangat manis, pikir Ricky.
"Aku pasti merindukan kalian, satu bulan bukan waktu yang cepat," Ricky membuka mulut, masih betah dengan senyumannya sendiri.
"Omong kosong," gumam Juan kemudian memutar matanya, Sahla menendang betis laki-laki itu yang memang sedang berdiri tepat disampingnya. Juan meringis kesakitan.
"Tenang saja pa, aku akan sering menelpon untuk mengurangi kerinduan," Sahla melirik kebalik punggungnya dan memamerkan senyum gelinya pada Ricky.
"Siapa yang mengizinkanmu menggunakan handphone saat bulan madu nanti?" tanya Juan tiba-tiba. Mengangkat alis-alisnya pada Sahla.
"Aku sendiri, lagipula aku tak butuh izin siapa-siapa," jawab Sahla mengeluarkan mie buatannya dari kuali dan membaginya diatas 3 piring.
"Ck ck, percaya diri sekali," Juan berjalan kearah Sahla, berdiri tepat dibelakang perempuan itu untuk mencium harum mie yang dibuatnya. Juan mengulurkan tangannya, dan dengan jari-jarinya mencomot mie itu langsung dan memasukannya kemulut.
"Astaga Juan, kau jorok," adu Sahla. Juan mencium pipi perempuan itu dengan cepat.
"Lumayan," katanya setelah menelan mienya. Ricky tampak terhibur dengan apa yang dia lihat.
"Ya, Juan berjanji akan menjadi anak yang patuh jika aku bisa membawa seorang wanita pulang kemari."
"Jangan dengarkan dia," kata Juan tanpa mengangkat pandangannya, Sahla masih terperangah tak mengerti, lagi-lagi Ricky tertawa.
"Kau tidak mungkin pura-pura melupakannya kan Juan?" tanya Ricky.
"Juan, apa maksudnya membawa seorang wanita pulang kemari?" Itu Sahla, tampak kalut sendiri.
"Jangan dengarkan dia Sahla, kau tau sendiri kan bagaimana mulut perempuannya itu?" Juan mengangkat wajahnya untuk menatap Sahla yang duduk disampingnya, wajah Sahla bukannya membaik malah semakin memburuk karena banyak kerutan.
"Aku perempuan!?" katanya, mengatubkan bibirnya menunggu penjelasan. Juan melengos.
"Okey, maafkan aku," kata Juan, mengalah. Ricky tampak menikmati pertengkaran kecil mereka.
"Lalu?" Tanya Sahla.
"Papa berjanji akan berhenti mengencani perempuan-perempuan diluar sana, dan mencoba untuk serius hanya pada satu perempuan," jelas Juan.
"Begitu?" tanya Sahla kemudian beralih pada Ricky. Ricky tersenyum lebar dan mengangguk tegas. Tampak Juan yang memutar matanya lagi, dan melanjutkan makan tanpa mengurus pria tua didepannya. Sahla diam kemudian, menelan ludahnya tak tau harus bicara apa? ia pun melanjutkan makan.
"Tapi papa masih tidak mengerti, kau memutuskan untuk ke Pranciss saat taruhan kita belum selesai," Ricky menengahi. "Jadi taruhan itu batal? sayang sekali, padahal papa sudah mendapatkan perempuannnya," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Wife (Watty's 2015)
Storie d'amoreSequel My Lovely Maid / COMPLETE Dimana tempat yang kau inginkan sebagai tempat honeymoonmu? Semua impianmu pasti akan terwujud jika suamimu adalah CEO perusahan besar minyak dan gas di asia. Bagi Sahla Zalom mengujungi salah satu tempat paling bers...