※THE BOYS SADNESS※

329 18 3
                                    


Friday,5 July 2019.
Kim Taehyung.

Eomma telah terlalu sering merasakan rasa sakit. Karena aku adalah anak yang tak berguna dimata appa. Eomma terus membela ku, tetap membesarkanku, dengan luka lebam, dan luka sayatan yang selalu bertambah di tubuhnya.

Tep.‼ Terdengar seorang pria berbadan besar datang sambil membawa botol alkohol di tangannya. Pria itu berjalan sempoyongan mendekati eomma. Ya.. itulah appaku.
"Dasar wanita jalang! Anak itu sudah tak berguna untuk kita, kenapa kau selalu membelanya hah?! Kau juga tak berguna untukku!" Terdengar bentakan dari dalam rumah. Setelah itu, suara seperti benda besar terjatuh.
"Tapi dia anak kita, tidak boleh di sia-siakan hanya karena dia tak berguna sekarang! Dia bisa berguna disaat yang mendatang kau tahu?"Ucap suara lembut yang pelan, dengan sedikit tersedu-sedu karna isak tangis. Eomma memang terbaik. Ia selalu membelaku.

Plak!

"Anak dan ibu sama-sama tak berguna!"Bentak orang itu.
Aku yang melihat hal itu kaget dan..
"APPA!"Teriakku, sambil mendobrak pintu yang tadi tepat di depanku itu.
"Wah.. wah.. ini dia anakmu, yang tidak berguna itu kan?"Ucap appa, sambil terkekeh. Aku yang melihatnya hanya mengkerutkan hidung karna bau alkohol yang tercium dari tubuhnya.
"Hentikan appa, jangan sakiti eomma lagi. Kumohon,"Ucapku, berusaha untuk tidak meledakan amarahku yang sudah kutahan bertahun-tahun.
"Huh?! Apa tahu mu?!"Ucap appa sambil menendang kepala eomma.

Tak.

Dalam sekejap kepala eomma tersungkur di lantai. Aku yang melihat hal itu tidak dapat menahan amarahku lagi. Tanpa ragu, aku mengambil botol soju yang sisa sedikit karna telah diminum appa. Aku memukul kepalanya hingga botol itu pecah dan baru menyengat keluar dari keping-kepingan botol itu.
Tiba-tiba aku tersenyum. Terbesit sesuatu di pikiranku.
Aku mengambil salah satu kepingan yang menurutku paling tajam, dan menghujamkan benda itu pada tubuh appa dengan senyuman puas di mukaku.
Berkali-kali di tempat yang sama. Sampai darah mengalir menyelubungi tanganku. Lalu appa jatuh tergeletak di lantai. Dan mata eomma terbelalak melihat kejadian itu.

Senyumanku berubah.
Apa yang kulakukan?
Aku..ak..aku..
"Taehyung..,"ucap eomma tak percaya.
"Eomma...apa yang kulakukan..,"aku kaget, melepaskan kaca yang kupegang tadi, dan mulai berlari.
Meninggalkan eoma dan appa.
Berlari..
berlari kemanapun, sampai ke ujung dunia sekalipun. Karena, aku telah membunuh appaku sendiri. Mianhae eomma, benar kata appa, aku memang anak yang tak berguna.

Aku melarikan diri. Aku memang pengecut, yang penting aku tak bertemu dengan eomma kembali, atau aku akan membuatnya menjadi lebih sengsara.
Rasa bersalah ini membuatku menjadi gila. Aku tidak peduli lagi. Aku memang BAJINGAN.
Kim Taehyung. •End•

   Friday,6 July 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Friday,6 July 2019.
Kim Namjoon.

"Tuan muda, anda dipanggil oleh Pak Kepala,"Ucap sekretarisku sopan.
"Baik, aku segera kesana"Ucapku, lalu bangkit dari tempat dudukku, dan berjalan ke ruangan ayahku.
Tok.. Tok..
"Ada apa appa?"Tanyaku sambil membuka pelan pintu.
"Masuk, tutup pintunya, dan duduk,"Ucap appa dari balik pintu dengan suara datar dan bossy.
Aku melakukan apa yang disuruh oleh appa, dan duduk tepat di depan meja kerjanya.
"Apa maksudnya laporan keuangan tahun ini?"Tanyanya.
"Appa, jumlah pembelian memang menurun, karena nilai mata uang sedang ditinggikan la-,"Belum aku menyelesaikan kata-kata ku, appa sudah memotongnya.
"APA?! DENGAN ALASAN SEPERTI ITU?! KAU INI BODOH ATAU APA?!"Bentaknya, membuat ku hampir meloncat dari bangku.
"Tapi, aku sudah berusaha semampuku appa,"Ucapku sambil menunduk.
"Hah? Hahahaha! Berusaha dengan semampumu? Jadi hanya ini kemampuan yang kau miliki sebagai anakku?"Ucap appa sambil terkekeh meremehkanku.
"Bukan begitu,"
"Tidak usah membantah! Kau ini sama saja dengan kakak bodohmu itu! Sama saja, tak berguna!"Kata-kata terakhir yang ayahku katakan, sangat membuatku terpukul.
"Tapi appa juga tidak memikirkan perasaanku! Aku ini masih remaja appa, aku masih ingin bersenang-senang seperti yang lainnya, aku tidak mau terus menerus hidup dalam kurungan seperti ini!"Bela ku.
"Kurungan? Jadi bagimu ini kurungan? Ini appa lakukan agar hidupmu bahagia!"
"Bahagia apanya appa?"Tanyaku was-was.
"Kau nanti akan punya banyak uang, semua orang akan tunduk padamu, kau akan bahagia juga pada akhirnya. Apa yang lebih baik daripada uang, hah?! Kenapa kau harus menyerah di tengah jalan? Seperti pengcut yang tak tau malu saja"Kata-kata yang menyeramkan itu langsung menghujam hatiku.
"Seperti yang kutebak appa. Kau hanya memikirkan uang, uang dan uang! Makanya eomma meninggalkan kita seperti ini!"Kataku marah
"Jaga mulutmu! Jangan sebut wanita tak tahu diuntung itu sebagai eomma mu! Dasar anak tak tahu malu!!"Bentak ayah.
"Tapi dia lebih baik daripada appa sepertimu!"ucapku.
"Jangan bilang kau lebih memilih dengan wanita itu, sama seperti kakak bodohmu itu!?"
"Jangan jelek-jelekkan eomma! Eomma meninggalkan appa juga karena appa terlalu gila dengan uang! Tidak ada kasih sayang yang appa tunjukkan padaku..,"Aku berkata, sambil menitikkan setetes air mata.
"Aku tak pernah menunjukkan kasih sayang pa-,"sebelum ayah menyelesaikan kalimatnya, aku sudah kabur duluan dari ruangan terkutuk itu. Meninggalkan appa yang mementingkan harga dirinya itu.
"Tunggu! Namjoon-ah!"Seru ayah dari dalam.
Aku tetap berlari, tidak menghiraukan panggilan di sekitarku.
"Tuan muda!"Panggil sekretarisku yang menunggu di luar ruangan appa.

Aku tak peduli. Aku ingin pergi.
Aku ingin bebas dari semua ini, aku ingin berlari, menjauhi kehidupanku. Kehidupan yang menyeramkan ini.
Kim Namjoon •End•

    Kim Namjoon •End•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Friday,5 July 2019.
Jung Hoseok.
"Kak Jung, kakak tidak pergi ke sekolah?"tanya Amy, dengan wajah imutnya,seperti biasa.
"Ah, nggak hehehe. Kakak sedang tidak enak badan,"Jawabku sambil mencubit pipi Amy pelan.
"Hoseok? Apa kamu perlu ke rumah sakit?"Tanya suster ramah.
"Ah suster, tidak terima kasih. Nanti saya beli obat di toko terdekat saja. Hanya sakit ringan kok, jangan khawatir"Jawabku dengan senyuman yang selalu menempel di wajahku.

Aku adalah salah satu anak yang tidak punya keluarga. Aku tumbuh diasuh oleh para suster di panti asuhan ini. Tidak apa,mereka sudah seperti keluarga sendiri kok. Mengajariku hal baik, membantuku untuk tidak benci pada keluarga yang lepas tangan padaku. Walau aku sebatang kara tapi aku selalu terlihat tersenyum. Bahkan aku memiliki julukan "hope" karna senyumanku dapat menumbuhkan harapan bagi orang lain

"Suster, saya pergi ke toko dulu ya,"Pamitku pada suster.
"Hati-hati di jalan Hoseok,"suster berkata sembari tersenyum.
Aku nggak tahu,kalau itu adalah senyuman terakhir suster Regina.
---
"Hoseok? Kamu sudah besar ya!"ucap penjaga toko.
"Hehe,iya kak. Aku beli obat masuk angin sama sakit kepala ya kak,"Ucapku.
"Oke deh,"Ucap kakak penjaga toko sambil menyiapkan barang yang kubeli.
"Apa ada lagi yang kamu butuhkan Hoseok?"
"Mm...sama obat penenang deh kak,"ucapku sambil tersenyum.
"Hm? Kamu kenapa?"tanya kakak cemas.
"Nggak apa,aku cuma sering kepikiran masa lalu akhir-akhir ini, jadi sering panik sendiri,"Ucapku.
"Oh..begitu, ya..ini ya. Oh ya obat penenangnya diminum sesuai dosis ya.."ucap kakak.
"Makasih ya ka-,"Ucapku sambil memberikan uang obat tadi tapi tiba-tiba..

DUAR...!!!

Sangking kagetnya, aku melepas peganganku pada kantong plastik.
"Aigoo?!!! Ada apa ini?!"seru kakak penjaga panik.
"Panti asuhannya terbakar! Panggil pemadam kebakaran!"seru orang diluar, sambil berlari-lari panik.
"A-apa?"Seruku bertanya-tanya. Lalu aku mengambil kembali kantong plastikku dan aku berlari ke luar. Di luar toko aku langsung melihat kumpulan asap hitam mengelilingi panti asuhan lalu membumbung ke langit.
Aku segera berlari ke arah panti asuhan, ke rumahku.
Namun sudah terlambat
Semuanya lenyap.
Habis ditelan api.
"Amy! Suster!!"Panggilku, langsung lari menerobos kobaran api yang cepat melahap rumahku itu.
"Kak Jung!!! Kak Jung!!!"Teriak suara anak kecil.
"Amy?! Amy?! Kamu dimana?!"Tanyaku tetap berlari dan mencari, disetiap sudut panti asuhan yang terbakar ini.
"Amy,dimana kau?!"Teriakku, mulai terbatuk-batuk.
"Keluar Hoseok,"seru suara suster Regina.
"Suster? Anda dimana suster?!!!"seruku lagi.
"Hoseok,pergi dari sini! Belum waktunya kamu pergi kesini!"Seru suster Regina lagi.

Aku yang tak mengerti apa maksud perkataan suster Regina. Kupanggil berkali-kali hingga asap hitam menyelimuti mataku dan...

"Suster?!"

Aku teriak sekali lagi, namun aku bukan berada di panti asuhan lagi.
Aku celingak celinguk,
Ternyata...

✡✪•B E R S A M B U N G•✪✡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✡✪•B E R S A M B U N G•✪✡

OMELAS WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang