LESTA | 7 PRAMUDANI

10 2 0
                                    

Selamat membaca :*

-0-

“Brengsek lo !!!” .

“Selo bosku ini,” sambil mengusap darah dibibir kanannya.

“Masalah lo itu sama gue bangsattt ! dasar pengecut,”. Ucap seseorang itu sambil menarik kerah baju laki-laki yang sudah babak belur itu dan menambah pukulanya ke pipi sebelah kiri.

“Gue nggak suka lo bahagia dan meneror orang yang bikin lo bahagia. Kenapa nggak bos,”.

“Dari dulu lo memang nggak pernah kapok ya,” ucapnya sambil menyeringai dan berdiri sambil membersihkan tanganya seakan-akan tanganya sudah menyentuh tanah paling kotor.

“Apa, kapok ? nggak pernah dalam kamus gue,” ucapnya sambil berdiri memegang mukanya.

“Dari dulu gue sudah menjelaskan tapi lo tolak mentah-mentah penjelasan gue, jangan bawa masalah ini keorang lain cukup gue, lo, dan pertandingan mendatang,” balasnya sambil pergi dengan angkuh.

****

Dengan langkah tegap Pram masuk kedalam sekolah walau bell sudah bunyi lima belas menit yang lalu tapi siapa yang akan melarang murid berprstasi yang satu ini dengan memberinya hukuman atas keterlambatanya.
Prampun masuk keadalam kelas yang memang belom ada guru yang mengajar.

“Gimana ,,,?” tanya Rikhas, dengan mood yang memang belum ok untuk menjelaskan tiba-tiba Pak Anwar masuk Pram sangat berterima kasih dengan datangnya beliau.

       Jampun berlalu kini saatnya jam istirahat kedua telah tiba tak usah ditannyakan kelas Pram masih ramai bukan apa-apa siswa cenderung malas keluar untuk sekedar jajan atau main karena keadaanya yang panas.

“Eh kantin yok, “ ajak Egra Prampun menggeleng sambil berdiam diri.

“Pram come on, nggak gini caranya lu kesel !” ucap kesal Rikhas mungkin ambang batasnya sudah kelewatan yang memang Pram tau dari tadi memang Dia hanya diam dan diam, memberi jawabanpun cuma ya dan tidak selebihnya hanya gelengan dan anggukan yang mewakilinya.

“Oke fine gue ikut,” tak mau menambah mood ocehan sahabat dari Pram ini, tiba-tiba Siska datang dengan temennya.

“Pram dari tadi kamu diem aja kenapa ?” tanya Siska Prampun hanya menggeleng.

“Kalian mau kekantin, kita ikut yah ?” ucap temen Siska yang biasa dipanggil Aqila.

“Oke,”

-0-

       Kantin entah mungkin agak ramai kali ini memang kantin dijam kedua istirahat kadang tidak nentu, tapi bukan ini yang Pram masalahkan pikiran yang kian kacaupun tak bisa membantu fokus.

“Oke kalian mau pesan apa biar aku pesankan ?” tanya Siska.

“minum saj,,,”ucapku terpotong oleh Erga. “baso tiga sama es jeruk tiga,” tak mau membantah toh memang Pram tak mau ribut dan Pram lapar sebenarnya, tanpa menunggu lama dua perempuan itupun pergi.

“Jangan menyalahkan diri lo sendiri Pram,” ucap Rikhas.

“Mau bagaimanapun itu tanggung jawab gue dan sekarang liat kalo bukan karna dulu gue,,,” ucap Pram terhenti karena muncul sosok gadis yang memang baru-baru ini mencuri perhatian Pram ahkir pekan ini.

“Permisi” semuapun diam dan menatapnya.

“Eh,,, ganggu ya ? ya udah deh nggak jadi hem,, entar aja ngomongnya,” ucap gadis itu dengan wajah yang merona dengan wajah yang meringis malu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 L E S T A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang