"Dapet Shift siang, Rey?"
"Enggak, Ta. Gue ambil Shift malem aja. Lagian kalau pagi gue harus kerja lagi kan." ucap cowok bertubuh tegap itu.
Jeremy Sanjaya. anak laki-laki paling tua di keluarganya, sejak berumur 18 tahun Jerrey sudah menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya telah meninggal dunia karena kecelakaan kerja, Ibunya jatuh sakit setelah beberapa hari meninggalnya sang ayah dan sampai saat ini pun ibunya masih terbaring dalam kondisi koma dirumah sakit. Itu sebabnya Jerrey harus bekerja banting tulang untuk membiayai perawatan rumah sakit sang ibu, juga hidupnya sendiri.
Memiliki rupa yang tampan bukan jaminan untuk Jerrey bisa hidup berkecukupan. Status pendidikannya hanya sampai masa SMA, setelah itu dia hanya bekerja sebagai pelayan di sebuah restaurant pinggiran di Jakarta untuk pagi hingga sore hari sedangkan jika malam hari Jerrey harus bekerja di sebuah gedung Cinemax sebagai pelayan popcorn.
Dulu saat masa SMA hingga awal tahun bekerja, Atta tetap setia berada disamping Jerrey sebagai sang kekasih. Mereka berdua menjalin hubungan selama 5tahun, sampai keduanya memutuskan untuk menjalani hidupnya masing-masing karena mempertahankan ego'nya masing masing. Namun takdir ternyata masih berpihak pada mereka. Ya, takdir mempertemukan mereka berdua kembali di dalam satu tempat kerja yang sama.
"Rey, nanti gue main ke kos'an lo ya?" bujuk Atta. sesungguhnya dari dalam hati Atta masih mencintai Jerrey, namun nasi sudah menjadi bubur dirinya dan Jerrey sudah memilih jalan hidup masing-masing. Atta harus sadar itu.
"Sorry, nanti gue harus jenguk Ibu dulu." ucap Jerrey terus berlalu tanpa memperdulikan Atta yang berjalan disampingnya,"kapan-kapan aja"
Atta cemberut mensejajarkan langkahnya dengan langkah kaki Jerrey yang sangat cepat,"kapan-kapan mulu ih, udah kayak judul lagu."
"Yaudah kalau gitu, jangan ke kos'an gue."
Jerrey terus berjalan meninggalkan Atta yang masih berusaha mengejarnya. Tiba di depan gerbang mall, Jerrey menghentikan ojek yang biasa menjadi pelanggan setianya
"Bang, ke rumah sakit ya." ucap Jerrey setelah duduk di boncengan motor, sedangkan Atta hanya mematung menatap kepergian Jerrey yang meninggalkan nya sendiri di depan gedung mall.
Sesampainya di depan rumah sakit, Jerrey segera masuk untuk menemui orang yang sangat ia rindukan. Selama 3 tahun belakangan ini Jerrey merindukan kasih sayang seorang ibu, ia benar-benar merasa sendiri di dunia.
"Jerrey." Jerrey terkejut dengan tepukan dibahunya yang secara tiba-tiba.
"Eh dokter, bagaimana keadaan ibu saya dok?"
"Masih belum ada perkembangan, Jey." dokter itu berjalan beriringan dengan Jerrey menuju ruang kerjanya,"yang penting tetap berdoa dan jangan pernah bosan untuk menyemangatinya"
Jerrey menundukan kepalanya putus asa,"Tapi dok, sampai kapan saya harus nunggu ibu"
"Untuk saat ini saya tidak bisa berbuat apa-apa.
Karena kondisi seperti ini adalah situasi darurat medis ketika seseorang mengalami keadaan tidak sadar dalam jangka waktu tertentu. Selain tidak menyadari keadaan sekitar, orang yang mengalami koma umumnya juga tidak dapat merespons suara atau rasa sakit. Refleks dasar tubuh (seperti batuk dan menelan) pada pasien koma pun akan sangat berkurang. Sebagian besar pasien mampu bernapas spontan, namun beberapa di antaranya membutuhkan alat bantu pernapasan." terang Dr.Hendra pada Jerrey."Kalau begitu, saya mengucapkan terimakasih banyak, Dok" Jerrey bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah pintu,"saya permisi dulu, mau ketemu sama ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious Spirits
HorrorJeremy Sanjaya. anak laki-laki paling tua di keluarganya, sejak berumur 18 tahun Jerrey sudah menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya telah meninggal dunia karena kecelakaan kerja, Ibunya jatuh sakit setelah beberapa hari meninggalnya sang ayah da...