Bab 4

27 4 0
                                    

"Jika aku mati, maka kamu juga harus mati--"

Suara itu terasa nyata bagi Jerrey, ia tidak lagi mengira suara itu berasal dari film yang sedang ia tonton. Bahkan bisa dipastikan suara itu berada tepat di belakangnya.

Jerrey memutar kepalanya pelan memastikan bahwa suara itu bukan halusinasinya. Namun, Jerrey benar-benar harus mengaku kalah dengan pikirannya sendiri yang selalu menyangkal bahwa makhluk gaib itu tidak ada. Kalau pada kenyataannya, malam ini ia sedang berhadapan langsung dengan hantu perempuan mengerikan yang lebih parahnya berpenampilan sama dengan karakter hantu Ningsih.

Jika kalian bertemu dengan makhluk gaib, apa yang akan kalian lakukan? Sudah pasti kebanyakan dari kalian akan lari terbirit-birit ketakutan melihat paras wajahnya yang hancur, busuk bahkan lebih mengerikan dari apapun. Lari secepat mungkin adalah jalan keluar satu-satunya, kecuali kalian memiliki iman yang kuat untuk melawannya dengan berdoa menurut keyakinan yang kalian anut. Seperti yang sedang dilakukan Jerrey, laki-laki itu berusaha mundur sejauh mungkin dari hantu Ningsih yang justru semakin mendekat padanya dengan tangan lurus kedepan bersiap untuk mencekik seseorang. Ia berusaha meraih handycam miliknya yang berdiri tegak dengan tripod, karena hanya dengan handycam itu ia mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit ibunya seperti yang telah dijanjikan oleh ketiga preman itu.

Buk...

Kamera itu terjatuh di lantai. Jerrey membungkuk dibawah kursi teater berusaha menjangkau kamera miliknya yang terpental cukup jauh dari tripod. Merasa putus asa karena tidak kunjung mendapatkan kameranya, ia yang merasa sangat takut segera bangkit dan meninggalkan kamera miliknya yang terjatuh dibawah kursi. segera lari menuju pintu keluar studio namun belum sempat menggapai pintu, Hantu Ningsih sudah menyerangnya.

👻👻👻

Seorang gadis menyapukan pandanganya ke seluruh sudut lorong gedung ini. Ia mencari mantan kekasihnya yang beberapa menit lalu berniat membajak film horor yang bahkan belum ditayangkan di kalangan masyarakat.

"Rey! where are you?" teriak Atta.

"Rey!"

Atta memeluk tubuhnya erat, takut bila hantu mengerikan itu kembali muncul dihadapannya.

"Ta!" Atta berjingkat kaget saat seseorang menepuk bahunya pelan. "Ngapain masih disini? Belum pulang?"

"Anu, pak. Saya mau cari Jerrey." ucap Atta kaget saat ia melihat pak Remon yang berdiri disampingnya.

"Jerrey siapa?"

"Maksud saya Rey, pak."

"Lho? Bukannya dia sudah pulang?" tanya pak Remon kebingungan.

"Em, ia mungkin pak. Kalau begitu saya permisi dulu, mungkin saya akan datang ke kos'an nya."

Atta berjalan menuju toilet terlebih dahulu sebelum ia memutuskan untuk pergi ke tempat Jerrey tinggal. Ia merasa sangat lelah dan tidak habis pikir dengan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya itu, tapi apa yang membuat Jerrey berani berbuat nekat melakukan itu? Dulu, Atta sangat tau betul dengan karakter lelaki itu, ia tidak akan melakukan hal-hal nekat kecuali hal itu menyangkut Ibu dan Atta sendiri.

Dap.dap.dap

Untuk kali kedua, malam ini Atta benar-benar dibuat takut setengah mati dengan apa yang terjadi di gedung ini. Pertama kemunculan pak Remon yang sangat mengagetkan dirinya dan kedua, lampu toilet yang tiba-tiba berkedip seperti bola disko disebuah kelab.

Curious SpiritsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang