Panik. Hanya satu kata itulah yang dapat dirasakan oleh Atta. Mantan kekasih yang sampai sekarang masih ia cintai tengah terbaring tidak sadarkan diri sejak dua jam yang lalu tanpa diketahui penyebabnya. "Rey, please bangun." gadis itu terus berbicara pada dirinya sendiri penuh kekhawatiran dengan keadaan Jerrey.
"Uh, agkh..." suara erangan itu membuat Atta berpaling ke sosok laki-laki yang baru saja bangun dari aksi tidak sadarkan diri.
"Are you okay?" kata Atta panik. Gadis itu menempelkan kedua telapak tanganya pada tulang pipi Jerrey. Sesungguhnya di dalam hati Atta masih menyimpan seribu pertanyaan tentang aksi nekat Jerrey di ruang milik Sammy beberapa jam yang lalu, tapi ia mengurungkan niat nya lantaran saat ini kondisi Jerrey jauh lebih penting bagi Atta daripada pertanyaan-pertanyaan yang mengusik pikirannya.
*l..l..lo..benar..Ta."
Atta mengernyitkan dahi atas ucapan Jerrey. Apa yang benar? Dan apa yang sudah ia perbuat? Atta benar-benar tidak memahami ucapan Jerrey sedikit pun. "Maksudnya? Udah ya, lo istirahat dulu, kondisi lo jauh lebih penting dari pada apapun. Bagi gue, lo harus tetep dalam kondisi baik. Ibu lebih membutuhkan lo." kata Atta mencoba tidak peduli dengan apa yang diucapkan Jerrey. Mungkin dia belum sepenuhnya sadar, batin Atta.
"Di..dia nyata." kata Jerrey lagi. Ia berusaha memberitahu Atta jika selama ini yang ia katakan adalah Benar. Hilangnya Sammy, Hantu itu dan jejak kaki itu semua nyata. Satu hal yang membuat Jerrey berusaha untuk tidak percaya kepada ucapan Atta adalah Luka itu. Pada kenyataannya saat ia mulai percaya penuh terhadap kekasihnya, gadis itu justru berani membohonginya. Seperti kata pepatah, "jika seseorang memberikan kepercayaan penuh terhadapmu, maka jangan pernah kamu menghianati kepercayaan atas dirinya. Karena satu kali kepercayaan itu sirna, maka kepercayaan itu tidak akan bisa kembali utuh untuk orang yang sudah menghianatinya."
"Kondisi lo jauh lebih penting, Rey."
"Tapi hantu itu nyata, Ta."
mendengar pernyataan dari mulut Jerrey sungguh membuat Atta kaget. Hingga membuat nampan berisi satu cangkir cokelat panas yang ia bawa dari dapur untuk menghangatkan tubuh mantan kekasihnya itu jatuh berantakan di lantai. "Han..tu.. Pe..rem..puan itu?" ucap Atta terbata-bata.
"Iya, Ta. Rasanya gue sendiri enggak percaya dengan apa yang berada di depan mata gue sendiri. tapi munculnya hantu itu dihadapan gue secara langsung membuat gue percaya kalo dunia lain itu ada. Dan dia kelihatan marah banget Ta, dia pengen gue mati." cerita Jerrey.
Beberapa detik kemudian Atta muncul kembali dari arah dapur dengan membawa satu cangkir cokelat panas untuk Jerrey. "Kalau boleh tau, apa alasan lo buat ngelakuin hal nekat ini? Jujur, gue kira, gue tau lo, Rey. Tapi nyata-nya gue salah soal lo. Gue nggak cukup memahami sifat lo yang selalu nekat."
Laki-laki itu menatap sorot mata Atta. Sejak dulu hingga sekarang ia akan selalu mencintai gadis dihadapannya ini, meskipun semua yang dilakukan Atta beberapa tahun silam membuat kepercayaannya memudar dalam waktu sekejap. Itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa Jerrey masih mencintainya, hanya saja ia terlalu takut untuk memulai kembali. Kali ini ia harus fokus untuk pengobatan sang Ibu, dan itu mengharuskannya untuk Menjauhi Atta.
"Lo akan selalu memahami diri gue melebihi orang lain, Ta. Gue ngelakuin ini karena bayaran 'nya cukup besar untuk pengobatan Ibu." gagal sudah pertahanan yang Jerrey bangun untuk menjauhi Atta. Pada Akhirnya ia sekarang menjatuhkan tubuhnya pada pelukan gadis yang selama ini ia jauhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious Spirits
HorrorJeremy Sanjaya. anak laki-laki paling tua di keluarganya, sejak berumur 18 tahun Jerrey sudah menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya telah meninggal dunia karena kecelakaan kerja, Ibunya jatuh sakit setelah beberapa hari meninggalnya sang ayah da...