Harapan

0 0 0
                                    

Kami berdua -aku dan Andre- sedang berada di toko buku ternama. Andre mencari buku yang diinginkannya dengan cermat. Kadang kadang, ia membolak buku yang di ambilnya, membaca cepat sinopsisnya lalu memutuskan mengambil buku itu atau tidak. Terkadang ia menjambak manja rambutnya jika ia merasa bingung antara 2 buku.

Daripada aku hanya terpaku melihat Andre, kuputuskan untuk melihat lihat buku di rak bagian fiction. Jujur aku suka membaca, aku suka bau harum buku saat pertama kali dibuka. Aku suka bagaimana rasanya membalikkan halaman buku perlahan demi perlahan. Tapi karena masa SMA ku terlalu sibuk, aku jadi jarang membaca.

Apa yang kulakukan saat ini seharusnya mengambil buku yang menurutku menarik lalu membelinya. Tapi tidak, dari tadi aku hanya melamun memikirkan bagaimana 1 bulan terakhir hubunganku dengan Andre

Sejak kejadian Andre menelponku, Kami berdua semakin terbuka. Andre kadang kadang tidak keberatan untuk mengantarkanku pulang. Pernah suatu hari, anak kelasku berencana untuk liburan bersama ke pantai.

" Ya Lo bareng siapa ? " tanyaku kepada Rilia, sahabatku.
" Bareng Adi lah Chel" melihat wajahku yang kecewa ia tiba tiba berteriak memanggil Andre.
" NDREE!!"
" Apa ? " Merasa dipanggil Andre menghampiri kami berdua.
" Lo besok ke pantai nebengin siapa ?"
" Gak siapa siapa "
" Oh bagus, tebengin Rachel dong. Gua sama Adi kan naik sepeda motor, masa kita mau gonceng bertiga " gila emang si Rilia. wajahku sudah memerah saja seperti kepiting rebus.
" hmm....gausah gapapa kok ndre, aku bareng yang lain aja" jawabku yang ditimpali bisikan Rilia
" Udah deh, Lo pingin dibarengin dia kan, udah sama Andre dia mau ko-"
" Besok nebeng gua aja, gua bawa mobil biar Lo bisa istirahat di jalan " jawabnya tenang lalu pergi.

TERIMAKASIH RILIAAA

Saat ke pantai semuanya begitu menyenangkan. Angin sepoi sepoi, minum es degan, berburu kerang bersama rilia. Dan saat ini aku sedang di tepi pantai menunggu sunset.

" gak dingin ? " tanya Andre disebelahku
" sudah pake cardigan ndre "
" tipis gitu " tiba tiba Andre melepas jaketnya dan memakaikannya kepadaku
" Nanti kalo Lo bersin bersin, masuk angin di mobil gue, gue juga kan yang repot " jelasnya.
" makasih ndre "
" sunset nya bagus.....kayak kamu "
Blush
" gombalnyaaa " jawabku, walau kuakui perkataannya memang manis
" emang bener kok, kamu cantik chel." Andre mulai mendekatkan wajahnya kepadaku.
Aku langsung menutup mataku dan mendekatkan wajahnya kepadanya -sedikit berharap kalau dia menciumku tak masalah kan-.
Andre menciumku. Diperbatasan darat dan laut, dibawah sunset, ia menciumku tepat dikeningku.
Wajah merahku tidak akan kentara karena tertutupi cahaya sunset. Tapi senyum sumringahku tetap terlihat.
Bolehkah aku sedikit berharap kepada Andre saat ini ?
Karena yang ku tau, jika seseorang menciummu tepat dikening, itu artinya ia ingin menyayangimu dan menjagamu.
Apakah kamu ingin menjagaku Andre ?

Setelah lelah berandai andai dan mengingat peristiwa manis itu, aku melirik jam dipergelangan tanganku. Ternyata sudah pukul 5 sore. Sebaiknya aku segera mencari Andre dan mengajaknya segera pulang.
Aku mencarinya di rak fiksi, namun nihil. Aku juga mencari di rak teknologi, hasilnya juga tidak ada. Tidak mungkin dia ke rak majalah atau rak buku anak anak.

Kemana dia pikirku.

Kuedarkan mataku ke seluruh penjuru toko buku dan gotcha aku menemukannya. Aku tidak percaya dia sedang berada di rak komik, apakah ia suka komik juga. Aku menghampirinya.

Dan apa yang kulihat selanjutnya, membuatku menyesal telah berharap kepadanya

++++
N.b yang bergaris miring itu throwback yaa

Terimakasihh
Xoxo

I WAS A GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang