Tidak akan pernah ada yang tidak berubah. Semesta dan seisinya tidak menjanjikan itu padamu. Bagaimana bisa ketika detik bergulir semua masih saja sama? Yakinkah kamu detik ini dan detik berikutnya kamu masih sama? Padahal seluruh sel di tubuhmu berkembang, ada bagian yang bertumbuh, mereka hidup, belum mati. Maka bukankah tidak ada yang statis? Semuanya dinamis serta nisbi.
Seringkali kita terlalu malas untuk melakukan beragam kegiatan. Selalu mengeluh ingin berlibur, ingin rehat dari rutinitas barang sejenak. Berdalih bahwa selama ini banyak sekali kegiatan yang sudah dilakukan, hingga membuat tubuh menjadi lelah berkepanjangan. Padahal malas dan segala hal yang membuat kamu rela bersantai-santai, sebenarnya kamu sendiri yang memilihnya. Kamu sendiri yang menciptakan energi itu untuk sering mendekapmu.
Bukan tidak boleh beristirahat, bukan demikian maksudku. Begini, kita bisa saja menikmati seperempat hari dengan berleha-leha. Se-per-em-pat, bukan sepanjang hari. Karena apa? Karena kita diciptakan memang bukan untuk duduk diam tanpa melakukan apa-apa. Bukan diciptakan hanya untuk tidur dan bermalas-malasan. Ada banyak stimulus yang harus kamu ciptakan untuk dirimu sendiri. Semangat paling besar bukan berasal dari orang lain, melainkan dari diri kita sendiri. Semangat bukan pula berasal dari berapa banyak orang yang menyemangatimu, tapi dari siapa orang yang menyemangatimu tersebut. Bukan begitu?
Crystal Woods pernah berkata bahwa, time flies, whether you're wasting it or not. Namun lain halnya bagi Marthe Troly, time you enjoy wasting is not wasted time.
Pendapat mereka tak ada yang salah. Ah aku bukan ingin menghakimi persepsi seseorang. Aku hanya sedang menikmati waktu yang bergulir dan menjadikannya sesuatu yang tidak sia-sia. Semisalnya saja dengan berceloteh seperti ini. Aku menikmatinya dan menurutku ini bukanlah membuang-buang waktu. Karena dengan seperti ini, ini adalah fase dimana aku bisa mendewasakan akal serta rasaku sendiri. Membiasakan apa yang ada di benakku tertuang dalam laman dunia maya ini.
Kembali lagi dengan hal yang tadi sempat kusinggung. Ketika kamu menikmati waktu yang kamu habiskan, maka kamu tidak menghabiskan waktu. Begini, akan ada banyak timbul perspesi dari hal itu. Tapi coba kita lihat dari sisi yang lain. Mengapa kita tidak mencoba menciptakan waktu yang bisa dihabiskan se-menyenangkan mungkin dengan hal-hal yang kita sukai, sehingga kita lupa bahwa kita sedang bergulir bersama waktu? Ah nampaknya celotehku terlalu rumit untuk dimengerti. Ringkasnya adalah, mulai detik ini coba cari celah dari setiap rutinitas yang kamu lakukan. Adakah hal menyenangkan yang bisa dilakukan.
Aku memiliki seseorang sahabat, ah bukan ini lebih dari seorang sahabat, sudah kuanggap saudara bahkan, onty kesayangan, sudah susah dijelaskan. Ia seorang frontliner di salah satu bank swasta di Surabaya. Bila hanya sekilas disaksikan kamu akan berpikir bagaimana melelahkannya seharian melayani customer, bahkan tak jarang menerima komplain atas hal-hal yang terkadang bukan kesalahannya. Tapi, jika kamu bertanya padanya, apakah ia merasa lelah menjalani harinya? Jawabannya tidak. Sungguh. Dia selalu berujar bahwa dia bahagia menghabiskan waktu yang dia miliki untuk memberikan pelayanan terbaik untuk orang lain. See, you got my point? Kita bisa memilih untuk menjadikan waktu berlalu dengan menyenangkan atau menyedihkan. Kendalinya ada di diri kita sendiri.
"You can have it all. Just not all at once" Pernah mendengar atau membaca kalimat itu? Kalau tidak salah Oprah Winfrey-lah yang berkata demikian. Pada setiap detik waktu yang bergulir, begitu banyak pilihan yang ditawarkan untukmu tentunya. Namun bukan berarti segala tawaran yang datang menghampiri, segalanya bisa kamu peluk dalam satu waktu bersamaan. Jika belum terbiasa, siap-siap saja kelimpungan dan akhirnya tak ada yang berhasil kamu kerjakan secara maksimal. Bukan maksudku setiap kesempatan yang ada kamu harus tolak atau ambil. Pilah, mana yang menurutmu bisa dan akan kamu kerjakan sepenuh hati dan sebaik mungkin. Karena pada setiap pilihanmu, ada waktu yang kamu gunakan. Jika kamu sembarangan memilih, waktumu akan terbuang sia-sia dan diisi dengan keluhan sepanjang perjalanan. Melelahkan bukan yang seperti itu?
Waktu selalu bersimbah misteri. Entah bagaimana nantinya aku akan dikenang oleh orang lain. Entah nantinya aku akan menjadi seperti apa, atau apa saja yang bisa kuperbuat setelah ini. Semuanya masih teka-teki, bermain-main dalam ruang imajinasiku sendiri. Namun satu yang selalu aku ingat, pada setiap detik waktu yang aku lalui, adalah sebuah kewajiban utnuk terus bertumbuh menjadi sebaik-baiknya ciptaan Tuhan.
Mungkin waktu bisa merubah apapun, begitu kata kebanyakan orang. Tapi mereka lupa, bahwa yang bisa merubah pribadi seseorang, tutur kata, cara pandang bukanlah hanya perkara waktu. Melainkan dirimu sendiri yang seharusnya melakukan perubahan
"Jangan menunda. Jangan habiskan separuh hidupmu untuk menunggu waktu yang tepat. Seringnya, saat kau sadar, waktu yang tepat itu sudah lewat. Kalau sudah begitu, kau cuma bisa menyesal." - Windry Ramadhina -
Sependapatkah kamu dengan kata-kata itu? Jika iya, lekas benahi dirimu. Sudah berapa banyak waktu yang kamu lalui hingga saat ini. Bila ingin membahagiakan orang lain, bahagiakan dirimu terlebih dahulu, karena tak akan bisa kamu memberikan gelombang bahagia pada orang lain jika kamu sendiri tak merasakan bahagia itu. Cara untuk bahagia bagaimana? Bersyukur, dan mari ciptakan waktu yang tepat sebaik yang kita bisa dalam melakukan segala hal di dunia yang hanya sementara ini.
Pada akhirnya aku hanya ingin berujar, bahwa waktu yang tepat itu tidak hanya ditunggu, tapi diciptakan. Bagaimana jika mulai dari saat usai menuliskan ini, dan kamu usai membacanya, kita mulai sama-sama menciptakan waktu yang baik dan menggunakannya secara baik pula?
Gunakan waktu yang kamu miliki sebaik mungkin, mengenai batas kebaikan itu seperti apa, jawaban masing-masing kita tentu berbeda. Ingat saja bahwa kamu hanya perlu mencintai waktu yang bergulir dan melaluinya sebaik yang kamu mampu, karena tidak ada yang tahu kapan kita akan berpulang kepada-Nya, bukan? Waktu kita tidak banyak, maka berikan peringatan kepada sudut lobus frontal-mu untuk tidak melupakan waktu yang senantiasa berputar. Tetaplah senantiasa bersyukur, sehingga Tuhan selalu memberikanmu cara untuk meneguk rasa bahagia, secukupnya. Jangan pernah sia-siakan waktu yang sedang berjalan menemanimu, serta jangan pernah lupakan mereka yang membersamaimu melewati detik yang bergulir. Cause, You Only Live Once
Jakarta, 19 Desember 2015

YOU ARE READING
You Only Live Once
RandomAda banyak hal yang terjadi di sekitar, ada banyak hal yang seringkali tak sejalan dengan ingin. Tak sepaham bukan berarti tak bisa berteman, tak sependapat bukan berarti tak bisa diajak bertukar cerita. Perbedaan itu perlu, setidaknya untuk kemudi...