The day you forgive yourself is the day you start to live
Sebelumnya selamat tahun baru 2016. Semoga jauh lebih baik dan bermanfaat lagi di tahun ini. Btw, lebih enak lagi baca tulisan ini sambil denger lagunya Rachel Platten – Fight Song :)))))
Oke, statement tadi akan dijadikan kalimat pembuka aku mengawali tulisan ini. Jadi, hari ini lagi-lagi random melandaku. Dan entah kenapa hal yang terlintas adalah mengenai memaafkan diri sendiri.
Kenapa sih harus memaafkan diri sendiri? Kenapa bisa bilang dengan memaafkan diri sendiri kita baru bisa memulai kehidupan yang baru?
Kalau kamu salah satu yang bertanya demikian maka lemme try to explain you. Jika kamu termasuk yang bisa saja tiba-tiba menangis tanpa alasan yang pasti. Atau mungkin kamu tipikal yang emosinya bisa berubah mendadak hanya karena perkataan atau perbuatan seseorang yang sebenarnya tak ada maksud menyinggung tapi kamu menganggap itu sebagai bentuk hal yang melukai hatimu. Coba sedikit merenung sebentar. Adakah hal di masa lalumu yang belum sepenuhnya bisa kamu relakan ataupun kamu ikhlaskan? Entah itu mungkin kesalahan yang tidak kamu sengaja. Atau bisa jadi keputusan yang kamu ambil membuatmu mengalami hal yang menyakitkan di saat ini. Atau mungkin juga kehilangan seseorang yang benar-benar kamu sayangi. Adakah hal itu pernah ada di masa lalumu dan hingga saat ini tanpa kamu sadari terus membayangi harimu? Membuatmu enggan untuk melangkah, membuatmu membangun benteng pertahanan yang sangat amat tinggi untuk menghindari hal itu terjadi lagi. Yang mana terkadang ketika benteng pertahananmu itu hanya sedang coba diketuk kamu sudah menganggap itu sebagai aksi untuk meruntuhkannya. Dan parahnya lagi bentengmu terkadang hanya ditengok sejenak oleh mereka yang sedang berjalan melewatinya atau juga hanya sekedar diintip kamu sudah terburu-buru menganggap hal itu telah membuat benteng pertahananmu runtuh. Dan pada akhirnya malah akan membuatmu semakin trauma, yang mana trauma itu semakin menumpuk dan kamu tidak akan lepas dari kungkungan masa lalu itu.
Beberapa masalah yang hadir, beberapa kehilangan yang menyapa bukanlah hal yang harus kamu terus rutuki. Even kamu merasa bahwa kamu yang menyebabkan kehilangan itu, atau mungkin karena kamu menyia-nyiakan kesempatan yang hadir, atau bisa juga karena kamu salah mengambil keputusan. Sometimes, all you have to do is loosen up? Bener engga? Tapi bukan berarti dengan begitu membuat kamu jadi enggan untuk melanjutkan kehidupan kembali. Please, you don't own all the problems in the world.
Entah disadari atau engga hal-hal yang belum sepenuhnya kamu terima itu akan menjadi halangan kamu untuk melanjutkan kehidupan. Mulai dari ketika bertemu dengan orang baru kamu menjadi jauh lebih dingin karena hal-hal yang menghantui pikiranmu atau karena terkenang hal lalu yang membuatmu mengalami trauma untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Apakah sudah mulai terlihat korelasinya? Apakah sudah mulai paham mengapa aku bisa berkata bahwa kamu tidak bisa memulai kehidupan barumu dengan tenang apabila belum memaafkan segala perbuatanmu di masa lalu?
Kehilangan sendiri mengajarkan kamu banyak sekali hal. Termasuk menghargai setiap pertemuan yang terjadi. Dan kehilangan pulalah yang mengantarkan kamu dengan sebuah pertemuan baru yang semakin mendekatkanmu dengan tujuan hidupmu. Pernah engga sih kamu mikir kalau tidak mengalami kehilangan, entah itu benda atau orang yang kamu sayang maka kamu engga akan sampai di titik ini. Engga sampai di tahap pendewasaan ini. Hidup berputar, umur semakin bertambah maka pengalaman tentunya semakin banyak yang bisa dijadikan pelajaran. Seharusnya demikian bukan?
Terkadang kamu terjebak dalam dogma yang berkembang di masyarakat bahwa kamu membutuhkan orang lain untuk membuatmu bisa merasa bahagia. Membutuhkan orang lain untuk bisa tersenyum. Atau contoh lainnya kamu merasa engga sih kalau sekarang kita hidup di zaman yang everyone says they love peace but in reality they don't. Yang mana semuanya menuju pada satu perspektif kalau kita maunya orang lain yang melakukan hal itu. Dimana kita hanya sebagai pihak yang menerima. Kepikiran engga kalau semua orang berpikiran seperti itu, lantas siapa yang akan memberi? Mengapa tak kamu ubah saja dengan menjadi sumber agar orang lain bisa berbahagia. Menjadi alasan orang lain untuk bisa tersenyum. You don't need a reason to smile, cause you're the reason. Bagaimana kalau kamu berpikiran dan menanamkan itu ke dirimu sendiri? Sebelum kita bisa membahagiakan orang lain terlebih dahulu kita harus bisa bahagia. Pun begitu, jika kita ingin meng-influence orang lain agar bisa tersenyum ya mulailah dengan kamu yang bisa tersenyum.
Gimana cara biar bisa bahagiain diri sendiri? Gimana cara biar bisa tersenyum tanpa harus nunggu orang lain bikin senyum? Jawabanku ya cuma satu, mulai dengan memaafkan diri, berdamai dengan diri sendiri maupun masa lalu, melepaskan apa yang memang tak bisa digenggam, merelakan apa yang memang tak bisa dimiliki, mengikhlaskan apa yang sudah harus pergi.
Pada akhirnya yang perlu kamu sadari dan lakukan pertama kali adalah memaafkan diri sendiri akan segala hal yang sudah terjadi adalah satu hal sangat amat diperlukan. Tentu saja kita pernah mengalami bad day, week, month or year. But you must remember, that you can't see a rainbow without a rain and a little storm. Seperti apapun dunia menyudutkanmu. Seperti apapun cara orang lain untuk menjatuhkanmu. Percayalah bahwa Tuhan selalu menjagamu dan berada di dekatmu. Percayalah bahwa segala sesuatunya akan terlewati. Yuk mulai untuk memaafkan diri, mulai untuk menerima segala kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Serta mulai untuk lebih mengenali diri sendiri jauh lebih baik daripada sebelumnya. Cause, You Only Live Once.
Jakarta, 2 Januari 2016
YOU ARE READING
You Only Live Once
AléatoireAda banyak hal yang terjadi di sekitar, ada banyak hal yang seringkali tak sejalan dengan ingin. Tak sepaham bukan berarti tak bisa berteman, tak sependapat bukan berarti tak bisa diajak bertukar cerita. Perbedaan itu perlu, setidaknya untuk kemudi...