Selamat malam, Kawan! Masih ingat aku? Ah, begini saja! Bagaimana kalau kau mengizinkan rentetan kalimat yang terlanjur tergores ini untuk sebentar mengingatkanmu akan siapa diriku?
Rahman adalah Gibran.
Yang sama sama sedikit lebih mengerti mengenai rasa dan kata diantara mereka yang kasat mata.
Gibran adalah Rahman.
Yang pernah saling bersinergi berdua, melahirkan sensasi eksistensi yang berbeda.
Bersama; kita adalah dua insan terkutuk yang anehnya hanya saling berkicau tawa ketika sedang bernasib buruk.
Bersama; kita hadir bagai penyejuk bagi jiwa jiwa yang sedang merasa terpuruk.Sekarang kau ingat kawan?
Bahwasanya kita pernah seangkuh itu hanya untuk mencoba membunuh waktu.
Bahwasanya kita pernah selugu itu untuk mengetahui bahwa
sang waktu lah yang ternyata membunuh kita.