Egois Adalah Perasaan. Sama Halnya Dengan Cinta

21 2 0
                                    

Kau mencintai seseorang sejak lama namun kau takut menyatakannya. Suatu saat seseorang membantumu untuk mendekatinya, semua berjalan mulus pada awalnya. Namun seperti yang kau tahu bahwa setiap orang punya seseorang yang spesial di hatinya begitu pula orang yang kau cintai itu. Saat kau sudah mengenalnya lebih dalam disaat itu juga kau kehilangannya, sekarang dia telah memiliki kekasih. Kau memberi tahu pada temanmu yang membantu itu. Kau menangis, kau menangis dan berfikir bahwa kisah cintamu seperti sedang menggenggam pasir. Semakin kau menggenggamnya dengan erat, semakin kau kehilangannya.
Temanmu mengatakan bahwa alasan dia membantumu karena dia juga telah hilang kepercayaan terhadap cinta, namun saat dia melihat mu. Dia tahu bahwa kau mencintainya dengan tulus dia membantumu agar dia dapat mempercayai cinta lagi. Kau meminta maaf karena kau gagal, namun dia menjawab dengan senyuman hangat tetapi menyejukan hati.

Beberapa hari telah berlalu, setiap hari itu terasa selamanya bagimu. Setiap kau melihatnya jantungmu berhenti berdegup dan terasa remuk dan pecah pada akhirnya. Kau seperti menari-nari diatas pecahan itu yang melukai kakimu itu, namun kau tersenyum seperti badut yang konyol. Namun teman yang membantu mendekati pujaan hatimu itu dan sahabat-sahabatmu selalu ada untukmu.
Butuh waktu yang lama bagimu untuk melupakannya, namun kau sadar kau tak dapat melupakannya kau hanya dapat merelakannya. Semakin lama waktu berlalu bahkan daun-daun berguguran dan berganti menjadi daun yang baru, begitu juga dengan dirimu. Kau sekarang merasakan hal yang berbeda saat bersama teman pendekatan mu yang bisa kau sebut sekarang adalah sahabatmu itu, saat menghabiskan waktu dengannya kau senang. Saat kau memikirkannya kau merona, saat kau melihatnya kau memalingkan wajahmu karena malu. Kau berfikir apa yang terjadi, apakah kau menyukainya? Apa karna kau hanya terbawa suasana?

Suatu saat kau bertengkar padanya karena pembahasan masa lalu cinta dia yang suram, bibirmu bergerak tanpa kontrolmu dan kau mengungkapkan perasaanmu padanya. Namun yang menjawab hanyalah keheningan, kau berfikir bahwa kau telah melakukan hal yang bodoh. Kau lari darinya karna tak sanggup akan responnya, sejak saat itu kau menghindarinya. Kau berpikir bahwa kau seperti seorang pengecut yang takut dirinya tersakiti.
Memang apa lagi yang bisa kau lakukan?
Menyapanya dan menanyakan kabarnya setelah semua yang terjadi? Jangan konyol.

Saat kau memikirkannya, kau melihat seseorang yang telah melukai hatimu sedang menangis. Kau bertanya padanya akan tetapi dia menghindar dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja, kau membantahnya bahwa tak mungkin orang menangis itu baik-baik saja. Dengan sedikit dorongan dia mau membicarakannya, dia mengatakan kalau kekasihnya kembali ke mantan Pacarnya dahulu. Pada saat ini kau bisa saja menertawakannya dan mengatainya, namun saat melihat air matanya yang sudah tumpah kau tak sanggup melakukannya.

Disaat kau sudah merelakannya kau menemukan yang baru, dan saat kau kehilangan yang baru, kau menemukan yang lama.

Bukan PerasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang