1. Impressing

19.8K 1.2K 238
                                    

"Ikutlah denganku, Sasuke. Aku akan membawamu ke tempat yang menyenangkan."

Alis hitam berkerut. Iris kelam memandang sosok di hadapannya dingin. Itachi, sang kakak, hanya tersenyum menggoda.

Demi Tuhan, itu menjijikkan. Digoda oleh kakakmu yang menyebalkan ditambah kalimat ajakan ambigu, Sasuke heran kenapa ia tak langsung memuntahkan isi perutnya. Oh benar, ia masih menjaga image tentu saja.

"Aku hampir memuntahkan isi makan siangku di wajahmu saat ini juga."

Nada sarkas tak luput dari pemuda berumur 24 tahun tersebut. Kilat amarah menusuk meski ekspresi tetap pasif.

Itachi terkekeh. Ke mana kotak alat tulisnya? Melemparnya tepat di dahi sang kakak sepertinya ide bagus.

Helaan napas ditahannya. Ingat, ia masih menjaga wibawa. Tak mau si keriput ini bertambah senang. Membuat dirinya kesal sudah menjadi hobi Itachi.

Tangan alabaster merapikan mejanya. Beberapa dokumen masih berantakan.

Ini sudah pukul tujuh malam. Sudah seharusnya ia berhenti bekerja. Niat lembur sudah hilang. Melihat wajah sang kakak membuat suasana hatinya suram.

Lagi pula apa yang dilakukan Itachi di sini? Pekerjaan seorang Vice President dari Uchiha.Corp tidaklah luang waktu. Dirinya yang hanya Chief Manager di salah satu cabang saja masih memiliki banyak dokumen yang belum terselesaikan.

"Kau perlu bersantai sejenak, Otouto."

"Kalau kau belum tahu, aku bisa bersantai jika tak ada kau di sekitarku, Baka Aniki."

Pemuda berambut hitam panjang itu terkikik geli. Adiknya memang temperamen dengan sarkas yang khas. Hal itu membuatnya tak bosan menggoda Sasuke.

"Oh, ayolah, Sasuke. Kujamin kau akan senang dengan bar yang menjadi tempat langgananku."

Bar?

Tangan putih terhenti membereskan berkas. Reaksi bahwa ia tertarik. Sebelum kembali melakukan pekerjaan yang tertunda.

Seringaian terkembang di bibir sang kakak. Ia hapal kesukaan Sasuke akan minuman beralkhohol. Membuat rileks katanya.

Jika diingat, sudah cukup lama Sasuke tidak pergi minum-minum. Ia terlalu tenggelam pada pekerjaannya. Itachi sedikit memaklumi.

Tapi bekerja terlalu keras juga tidak baik bagi mental. Terkadang perlu bersantai juga, bukan?

"Baiklah."

Sang kakak menyeringai mendengarnya. Senang mendengar jawaban yang ditunggu.

Bangkit dari kursi, Itachi berjalan menuju pintu keluar. Tubuh tinggi semampai berbalik sebelum tangan berhasil menyentuh kenop pintu.

"Kutunggu kau di basement. Pakai mobil dan supirku. Aku tak mau masuk rumah sakit setelah pulang dari bar."

Sasuke mendengkus.

"Aku tak mudah mabuk, Baka Aniki."

"Oh, bukan itu yang kukhawatirkan. Aku tahu kau akan menyukai bar ini dan akan ketagihan begitu mencicipi cocktail di sana."

Let's Drunk, MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang