Naruto disclaimer by Masashi Kishimoto
Warning : Cerita ini dibuat hanya untuk kesenangan belaka dan bukan untuk menjatuhkan karakter Masashi Kishimoto maupun untuk dikomersilkan.
Isi cerita berhubungan dengan konten dewasa. Dimohon bagi pembaca yang belum cukup umur atau di bawah 21 tahun tidak mencoba adegan apapun yang ada di dalam cerita.
Minuman keras dan merokok tidak baik bagi kesehatan anda. Sayangi tubuhmu.
*
*
*
Sejak beberapa hari lalu, Naruto dapat melihat wajah berseri dari salah satu anak buahnya. Meski yang diterimanya hanyalah makian, tapi senyum tulus yang merekah di bibir Kurama itu jelas tidak bisa disembunyikan. Naruto tentu hapal bagaimana perangai bartender terbaiknya. Kurama bukan orang yang mudah merasa senang akan sesuatu selain menjadi bartender. Sedikitnya ia penasaran hal apa yang membuat Kurama seperti itu.
Sementara itu Itachi sudah mulai kembali ke barnya untuk minum-minum seperti biasa. Tentu saja bersama si bungsu, meski berikutnya pria berambut panjang itu menghampiri Kurama di lantai bawah. Berujung dirinya yang kini harus berhadapan dengan Sasuke, walaupun masih ada beberapa pelanggan lainnya di sana. Naruto kini merasa sedikit gugup jika berada di depan si bungsu Uchiha.
Semenjak kedatangan wanita cantik bernama Sakura-yang ia sangka sebagai kekasih Sasuke ternyata sahabat sejak kecilnya-membuat Naruto jadi meragukan pertahanan dirinya terhadap pesona si Uchiha muda. Segitu mudahkah ekspresi wajahnya terbaca? Ia tidak ingin mengakui tapi pertanyaan Sasuke saat itu sangat tepat sasaran. Inikah pertanda dirinya mulai membuka diri untuk hubungan baru? Ingin rasanya ia membantah tapi kenyataan tidak memihak padanya. Ia tahu, bahkan sadar bahwa dalam hatinya ada perasaan khusus untuk pemuda yang jauh lebih muda darinya itu.
Uchiha Sasuke dengan wajah tampan, mapan, mandiri dan semua yang ada pada pemuda itu bisa dikatakan sempurna, dengan semua daya tarik itu dia bisa mendapatkan siapa pun untuk bersamanya. Tapi kenapa harus Naruto yang dipilih? Bukankah sebagai anggota Uchiha harus meneruskan bisnis keluarganya, sehingga suatu saat harus memiliki keturunan?
"Meski ayahku memiliki sifat yang keras, dia tidak menentang orientasi seksual anak-anaknya. Dia berpikiran terbuka karena terbiasa hidup di luar negeri. Lagipula ini zaman modern, Naruto. Pasangan sejenis bisa mendapatkan anak dengan berbagai cara seperti adopsi atau surrogate mother."
Begitu jawaban yang diberikan Sasuke. Naruto sempat terperangah mendengarnya. Ia tidak menyangka akan semudah itu keluarga besar seperti Uchiha menanggapi pasangan sejenis pada anggota keluarganya. Mungkin itu hal biasa di luar sana tapi di Jepang jauh dari kata biasa. Hubungan sejenis masih jauh dari kata diterima dalam lingkungan masyarakat. Meski ada begitu banyak industri porno gay bahkan bar khusus gay, tidak membuat orang-orang menerimanya begitu saja.
Pria berambut pirang ini tahu bahwa kesempatan untuk bersama dengan pemuda Uchiha jauh lebih besar bila dibandingkan dengan mantan kekasihnya dulu. Namun sedikitnya ia masih memiliki pemikiran negatif, Naruto tidak yakin keluarga Uchiha akan menerimanya sebagai pasangan Sasuke. Faktor utama jelas karena perbedaan umur mereka yang terpaut jauh, bagaimanapun Naruto jauh lebih tua 10 tahun. Ditambah lagi pekerjaannya yang hanya seorang bartender. Tentunya keluarga seperti itu selalu berharap lebih pada kekasih dari anak-anak mereka.
Tunggu. Apa tadi ia baru saja menyebut kata 'kekasih'? Sejak kapan ia menjadi kekasih Sasuke? Astaga, Naruto tidak sanggup mencegah warna merah menjalar pada pipi bergarisnya.
"Naruto, kenapa kau tiba-tiba merona begitu?"
Ugh!
"Di-diam! Ini bukan karenamu, Sasuke!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Drunk, Master
FanfikceMabuk? Hal yang sangat langka dirasakan Sasuke. Toleransi tubuhnya terhadap alkohol sangat tinggi. Sesekali ia ingin mencoba mabuk hingga tak sanggup menapak di atas bumi. Sayang, ia mabuk bukan karena alkohol. Tapi karena sosok berkharisma yang mem...