Naruto disclaimer by Masashi Kishimoto
Warning : Cerita ini dibuat hanya untuk kesenangan belaka dan bukan untuk menjatuhkan karakter Masashi Kishimoto maupun untuk dikomersilkan.
Isi cerita berhubungan dengan konten dewasa. Dimohon bagi pembaca yang belum cukup umur atau dibawah 21 tahun tidak mencoba adegan apapun yang ada di dalam cerita.
Minuman keras dan merokok tidak baik bagi kesehatan anda. Sayangi tubuhmu.
*
*
*
Jenius. Kata itu sudah melekat pada keluarga Uchiha. Terutama keluarganya yang memimpin Uchiha.Corp saat ini. Tak terkecuali Sasuke.
Tapi, kini ia harus mengakui bahwa dirinya juga bodoh. Pria berumur 24 tahun ini menyadari bahwa sosoknya yang selalu dielu-elukan jenius pun memiliki kebodohan. Oh, ia tidak akan mengakuinya secara publik tentu saja.
Uchiha Sasuke, merasa bodoh karena telah jatuh cinta pada seorang bartender dengan selisih umur 10 tahun lebih tua darinya. Ini bukan karena jenjang umur mereka, namun pria berkulit putih dengan warna rambut dan beriris kelam ini memang menyukai pria yang jauh lebih tua. Dan karena cinta membuat seseorang menjadi dan tampak bodoh.
Sejak saat itu, ia harus mengeluarkan banyak uang lebih. Tak hanya karena kunjungannya ke bar, tetapi juga menyewa mata-mata untuk menguntit keseharian si pria pirang menawan. Ia tak ingin disebut stalker walaupun tindakannya membuktikan hal itu.
"Oh, Sasuke? Kau juga menghabiskan waktu di gym ini?"
Senyuman menawan dilontarkan sambil berlari di atas treadmill.
"Hanya sesekali saat aku ada waktu luang saja."
Oh ya, hampir setiap hari antara Senin hingga Kamis Naruto akan menghabiskan waktu paginya di gym terdekat. Membuat Sasuke rela ikut membakar lemak di sana hanya untuk bertemu dan menarik perhatian sang bartender. Meski terkadang berbenturan dengan jam kerjanya.
Dan tampaknya akan menjadi kegiatan rutin bagi si bungsu Uchiha. Setidaknya seminggu sekali ia akan pergi ke gym itu. Karena jujur saja, mengonsumsi alkohol setiap hari membuat otot perutnya mengendur. Ia tak ingin menjadi pekerja kantoran dengan perut buncit. Daya tariknya bisa menurun.
Siapa yang mengatakan bahwa pria yang berada di umur tigapuluhan itu lebih lemah dibandingkan yang berumur duapuluhan? Sasuke-lah yang berpikir begitu.
Pemuda raven itu tak percaya bahwa tubuh berkulit tan yang tampak ramping itu sanggup menghabisi pria-pria sangar nan kekar dengan banyak tato di tubuhnya. Ya, dengan mata kepalanya sendiri, Sasuke melihat bagaimana Naruto menghajar sekumpulan pria seram seperti yakuza dengan mudahnya. 6 orang yakuza terkapar di bawah beralaskan aspal.
Rencananya untuk unjuk gigi di depan Naruto gagal. Setelah itu ia menjadwalkan diri untuk menambah waktu olahraganya di gym lebih banyak. Ia tidak ingin menjadi mashed potatoes di tangan si pirang suatu hari.
"Akhir-akhir ini aku tak melihat Itachi-kun. Bagaimana kabarnya?"
Alis Sasuke berkerut. Kenapa juga Naruto harus bertanya soal kakak bodohnya?
Sejak dirinya dibawa oleh si kakak, Itachi, ke Myoboku Bar milik bartender pirang itu, hampir setiap hari ia datang ke sana. Meski kini Sasuke hanya sendiri.
Ya, kini Itachi lebih memilih untuk menyibukkan diri dan tenggelam dalam pekerjaannya. Yang ia tahu, tampaknya sang kakak tengah bertengkar dengan orang bernama Kurama itu. Sasuke tak tahu dan tidak mau tahu. Fokusnya saat ini hanyalah Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Drunk, Master
FanfictionMabuk? Hal yang sangat langka dirasakan Sasuke. Toleransi tubuhnya terhadap alkohol sangat tinggi. Sesekali ia ingin mencoba mabuk hingga tak sanggup menapak di atas bumi. Sayang, ia mabuk bukan karena alkohol. Tapi karena sosok berkharisma yang mem...