6

13.4K 427 118
                                    

HappyReading💙

Hari demi hari mereka lalui bersama. Resya sangat bahagia akan perubahan suaminya itu. Damian? Dia sudah berubah 180 derajat. Ia sangat perhatian kepada Resya. Sepertinya Resya sudah mulai mencintai Damian.

Damian setiap hari selalu bersikap manis. Mungkin bisa saja Resya akan memiliki penyakit Diabetes karena merasakan manisnya sikap Damian.

Tapi kalau tentang berhubungan badan author gak tau. Soalnya gak ngintip takut dosa😁

"Dam hari ini kamu gak ke kantor?" Tanya Resya sembari mengelus kepala Damian yang sedang tiduran di paha nya.

"Males." Santai Damian yang membuat Resya terbelalak.
"Dasar pemalas." Ketus Resya.
"Biarin, lagi pula itu kantor aku. Kan aku bos nya." Sombong Damian.

"Ya deh, yang bos mah santai." Ledek Resya.

"Nah terus kamu kenapa gak ke caffe?" Tanya Damian.

Sejak 1 bulan yang lalu, tepatnya saat Damian yang berubah. Mereka jadi lebih terbuka tentang pribadi masing-masing. Resya memberitahu Damian bahwa ia memiliki caffe sederhana.

"Aku kan emang jarang ke caffe. Semuanya aku serahin ke Salsa." Jawab Resya.

Damian hanya ber'oh' ria. Tiba-tiba ponsel Damian berbunyi tanda ada notifikasi pesan. Ia membuka pesannya.

"Aku ke kantor dulu ya." Pamit Damian.
"Lha, tadi katanya males ke kantor. Terus sekarang mau ke kantor." Bingung Resya.

"Ada urusan mendadak, aku pergi dulu. Bye." Damian mengecup puncak kepala Resya, Resya hanya mengangguk pasrah.

***

Setelah menempuh waktu kurang lebih 30 menit, Damian akhirnya sampai di Gedung yang tertera nama D'Elbert Group. Damian adalah pemilik gedung tinggi yang berlantai 40 itu. Ia turun dari mobil setelah memberikan kuncinya kepada satpam untuk di parkirkan.

Pria yang mengenakan Tuxedo hitam itu berjalan dengan santai dan berwibawa. Ia memasuki lift khusus petinggi lantas menekan tombol berangka 40. Ruangannya berada di lantai paling atas.

Alasan Damian membuat Kantornya hanya berlantai 40 karena itu adalah umur dimana ibunya meninggal. Damian bisa saja membuat gedung ini menjadi 100 lantai, tapi ia tak menginginkannya.

Damian masuk ke dalam ruangannya dan melihat seorang pria yang mengenakan jas kedokteran tengah duduk menunggunya.

Pria itu bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Damian lantas memeluknya ala pria.

"Hallo, bro. Lama banget gak ketemu." Ucap pria itu.
"Astaga, baru juga sebulan yang lalu kita ketemu." Dengus Damian yang membuat pria yang ada di hadapannya terkekeh.

"Hahaha, iya deh." Katanya. "Eh gimana rencana lo?" Tanya pria itu.
"Berjalan dengan baik. Gue udah ngomong ke dia kalau gue mau mulai semuanya dari awal. Dan dia percaya." Damian menyunggingkan bibirnya.
"Lo gak kasihan ke dia, Dane? Gimana kalo dia jadi cinta sama lo?" Tanya pria yang ada dihadapan Damian.

(Itu 'Dane' nama panggilan sahabatnya untuk Damian ya. 'Dane' dibacanya 'Dein'. Jangan jadi 'Dane' ya😁)

"Yang penting gue gak nyiksa dia kan? Jadi ya masih boleh-boleh aja." Ucap Damian.
"Tapi dengan cara untuk ngebuat dia mencintai lo terus lo bakal ninggalin dia malah bikin dia jadi lebih tersakiti." Ujar pria itu.

"Denger ya, Aldo. Itu kan memang rencana gue dari awal. Ngebuat dia jatuh cinta ke gue, terus gue buang." Licik Damian.
"Ya udah lah, tapi kalo nanti sampe lo jatuh cinta sama dia di saat dia udah benci ke lo. Jangan nyesel." Kata pria yang bernama Aldo itu.

"Gak mungkin gue cinta sama dia." Tegas Damian. "Cewek bodoh." Gumamnya.

"Pokoknya jangan nyesel di saat dia pergi." Nasihat Aldo.

"Gimana kalo kita ngerayain kemenangan gue?" Tawar Damian yang di angguki setuju dari Aldo.

Akhirnya mereka berdua keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju parkiran. Damian dan Aldo pergi ke Club yang sering mereka datangi.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi tidak ada tanda-tanda akan kepulangan Damian. Resya sangat khawatir karena Damian belum juga pulang. Ia terus mondar-mandir gelisah. Hingga Resya mendengar seseorang memencet bel.

Ia langsung berjalan tergesa-gesa berharap itu adalah Damian. Dan harapannya benar, tetapi Damian seperti sehabis mabuk.

Damian berjalan menghampiri Resya dengan gontai.

"Dam, kamu mabuk?" Tanya Resya heran.

Pasalnya, semenjak mereka menjadi lebih akrab dan dekat, Damian sudah tidak pernah minum-minuman beralkohol.

Resya membopong Damian menuju kamar. Ia tidak kuat menahan tubuh Damian yang kekar dan tegap. Setelah sampai di kamar, Resya langsung membaringkan Damian di ranjang. Seketika tubuh Damian ambruk ke ranjang sembari menarik tangan Resya sehingga Resya menindih tubuhnya.

Resya menelan salivanya karena gugup dengan posisi seperti ini. Ia merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya dan melumatnya dengan lembut.

Resya mengerjapkan matanya tidak percaya karena Damian menciumnya. Lama-lama Resya terbuai dengan ciuman Damian hingga ia membalas setiap lumatan itu.

Damian membalikkan posisi hingga ia berada di atas Resya. Damian menindih tubuh mungil istrinya itu dengan siku sebagai penyangganya.








Tbc

WAJIB BACA😂

Update nih guys😁
Gue ucapkan terima kasih buat kalian readers setia gue. Tanpa kalian cerita ini hanya butiran debu. Gue gak nyangka cerita ini banyak yang baca.
Belum genap satu bulan tapi cerita ini pembacanya udah mencapai 1,09 ribu readers.
Sumpah gue terharu banget😭
Pokoknya gue ucapin makasih guys😘

Maaf kalo di part ini sifat Dam yang sebenernya keluar😁
Kalian pasti udah seneng karena Dam kemarin berubah ya?*timpuk sendal*

Gue mau minta permintaan ya😊
Kalau vote nya sampe 30 gue bakal lanjut nih cerita😆
Kalau ngga vote ya ngga di next😂

Sekian cuap-cuap gue. Bye💋

27 Juli 2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang